Jumat, 23 Agustus 2019

TIGA TINGKATAN DALAM MEMBALAS KEZHALIMAN


TIGA TINGKATAN DALAM MEMBALAS KEZHALIMAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Kezhaliman adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Dan dalam istilah syar’i adalah suatu ungkapan yang menunjukkan berpaling dari kebenaran menuju kebathilan atau mengambil  hak milik orang lain dan melampaui batas.

Berbuat zhalim adalah perbuatan tercela dan sangat dilarang dalam syariat Islam. Dalam satu hadits Qudsi disebutkan :

عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا رَوَى عَنْ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَّهُ قَالَ يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا

Dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, dari Nabi  Salallahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda tentang apa yang beliau riwayatkan dari Allah Ta’ala  bahwa Dia berfirman : Wahai hamba-Ku, Aku haramkan  kedzaliman atas diri-Ku. Dan kujadikan ia larangan bagimu, maka janganlah saling mendzalimi. (H.R Imam Muslim    dan Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad)

Sungguh Allah Ta’ala  tidak akan memberi petunjuk kepada  orang orang yang berbuat zhalim. Allah berfirman : 

وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang zhalim. (Q.S al Baqarah 258).

Sungguh, Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam juga telah  menjelaskan tentang keburukan yang akan menimpa orang zhalim, yaitu sebagaimana sabda beliau :

وَإِيَّاكُمْ وَالظُّلْمَ فَإِنَّهُ عِنْدَ اللَّهِ ظُلْمَةٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Kezhaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Ulama kita menerangkan dengan berpatokan pada hadits di atas bahwa kezaliman merupakan sebab kegelapan bagi pelakunya hingga ia tidak mendapatkan arah atau jalan yang akan dituju pada hari kiamat atau menjadi sebab kesempitan dan kesulitan bagi pelakunya. (Syarhu Shahih Muslim). 

Terkadang, bahkan sering  kita menyaksikan ada saja orang orang yang sepertinya tak ada beban.   Apalagi ketika dia memiliki pangkat jabatan ataupun kekuasaan.  Mereka sesukanya menzhalimi manusia.  Diantaranya adalah : (1) Memakan harta orang lain dengan cara yang bathil. (2) Menzhalimi manusia dengan cara membunuh, melukai, memukul dan yang lainnya. (3) Menzhalimi manusia dengan celaan, melaknat, mengghibah serta adu domba serta tuduhan dusta dan yang lainnya.

Nah, ketika seseorang  dizhalimi hakikatnya dia boleh membalas. Dalam hal ini ada beberapa tingkatan. Perhatikanlah firman Allah Ta’ala berikut ini : 

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.  Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim. (Q.S Asy Syura 40).

Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala menjelaskan dalam ayat ini tingkatan tingkatan balasan atau hukuman, yaitu ada tiga tingkatan :

(1) Tingkatan adil.

Yaitu membalas kejahatan dengan kejahatan serupa. Tidak lebih dan tidak kurang. Maka nyawa dibalas dengan nyawa, setiap anggota tubuh dengan anggota tubuh yang sama. Dan harta dibalas dengan ganti rugi harta yang semisal.

(2) Tingkatan keutamaan.

Yaitu memaafkan dan berdamai dengan yang berbuat zhalim. Maka dari itu Allah berfirman : “Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas tanggungan Allah”. Allah Ta’ala akan memberinya balasan upah yang sangat besar dan pahala yang sangat banyak.

Allah Ta’ala memberikan persyaratan dalam pemberian maaf yaitu untuk PERBAIKAN DAN MEMBERIKAN PETUNJUK bahwa apabila si pelaku kejahatan itu tidak pants diberi maaf sedangkan mashlahat syar’i menuntut dia harus dihukum, maka dalam kondisi seperti ini pemberian maaf tidak diperintahkan.

(3) Tingkatan kezhaliman.

Ini sudah dijelaskan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya : “Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang orang yang zhalim” yaitu orang orang yang lebih dahulu melakukan kejahatan atau kezhaliman terhadap orang lain. Atau membalas pelaku kejahatan dengan balasan yang melebihi kejahatannya. Jadi (berlebihan dalam) membalas adalah tindakan kezhaliman. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Jadi, ketika seseorang dizhalimi orang lain, maka tingkatan membalas paling utama adalah : MEMAAFKAN DAN BERDAMAI DENGAN YANG BERBUAT ZHALIM. Dalam hal ini Allah Ta’ala telah menjamin pahalanya.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.736).
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar