Minggu, 30 September 2018

DAPAT PHALA MEMBACA AL QUR AN MESKIPUN TAK PAHAM


DAPAT PAHALA MEMBACA AL QUR AN MESKIPUN
TAK PAHAM ARTINYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap saat dan terus menerus orang orang beriman bersemangat membaca al Qur an. Bahkan ada yang mengkhatamkan sekali enam bulan, sekali tiga bulan, sekali sebulan dan juga kurang dari itu. Lalu terkadang ada yang mengatakan bahwa membaca al Qur an haruslah dengan memahami arti atau maknanya. Perkataan atau komentar ini tentu baik sekali. Cuma umumnya orang Islam di negeri kita amat jarang  yang mengerti bahasa al Qur an yaitu bahasa Arab.
 
Ketahuilah bahwa membaca al Qur an tanpa mengetahui maknanya adalah juga  dianjurkan dan tetap mendapat pahala. 

Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf. (H.R Imam at Tirmidzi).

Bahkan yang masih terbata bata membaca al Qur an akan bersama dengan malaikat yang mulia dan memperoleh dua pahala. Rasulullah bersabda :

الْمَاهِرُ بِالْقُرآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

Orang yang membaca al Qur an dengan mahir, akan bersama Malaikat yang mulia lagi taat dan yang membaca al Qur an dengan terbata bata dan merasa berat, maka ia mendapat dua pahala (H.R Imam Bukhari no. 4937 dan Imam Muslim no. 244).

Syaikh Ibnu Baz rahimahullah pernah ditanya apakah boleh membaca al-Quran tanpa tahu artinya. Beliau menjawab :

نَعَمْ يَجُوْزُ أَنْ يَقْرَأَ الْمُؤْمِنُ وَالْمُؤْمِنَةُ الْقُرْآنَ وَإِنْ لَمْ يَفْهَمِ الْمَعْنَى

Ya, seorang mukmin dan mukminah boleh membaca al-Quran tanpa tahu artinya. (www.binbaz.org).

Syaikh Ibnu Utsaimin juga pernah mendapat pertanyaan serupa, apakah seseorang akan tetap mendapat pahala ketika membaca al-Quran tanpa tahu artinya. Beliau menjawab :

فَالْإِنْسَانُ مَأْجُوْرٌ عَلَى قِرَاءَتِهِ سَوَاءٌ فَهِمَ مَعْنَاهُ أَمْ لَمْ يَفْهَمْ
Seseorang akan tetap mendapat pahala atas bacaan al-Qur an nya baik tahu atau tidak tentang artinya. (www.ibnothaimeen.com)

Orang orang beriman selalu   menginginkan manfaat yang lebih besar ketika membaca al Qur an meskipun tidak bisa berbahasa Arab.   Diantara cara yang dianjurkan adalah : (1)  Membaca  terjemahannya. (2) Berusaha mentadaburi yaitu memahami makna maknanya dari kitab kitab tafsir al Qur an. (3) Duduk di majlis ilmu yang membahas tetang tafsir al Qur an. (4) Berusaha semampunya untuk belajar bahasa Arab.

Satu ungkapan dari Syikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa : Barang siapa yang mengamalkan ilmu yang diketahuinya niscaya Allah akan mewariskan kepadanya ilmu lain yang belum dia ketahui. Dan barang siapa yang tidak beramal dengan ilmu yang sudah diketahuinya maka sangat dikhawatirkan Allah akan melenyapkan ilmu yang dimilikinya.

Makna dari kalimat : Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya adalah Allah akan menambahkan keimanan dan menyinari pandangan mata hatinya serta membukakan baginya berbagai jenis ilmu dan cabang-cabangnya.

Oleh karena itu, ketahuilah bahwa jika seseorang istiqamah dalam membaca al Qur an maka insya Allah  akan muncul keinginan yang kuat di hatinya  untuk membaca terjemahan al Qur an, membaca kitab tafsir, duduk dimajlis kajian tafsir serta datang keinginan belajar bahasa Arab. 

Namun demikian, ketahuilah bahwa membaca al Qur an dengan memahami makna makna atau mentadaburinya pastilah jauh lebih baik nilainya di sisi Allah dari pada sekedar membaca saja. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman :

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburi ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (Q.S Shad 29)

Insya Allah ada mafaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.402)

RASULULLAH TIDAK MEMAAFKAN ORANG YANG KETERLALUAN JAHATNYA


RASULULLAH TIDAK MEMAAFKAN ORANG
YANG KETERLALUAN JAHATNYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh memaafkan adalah suatu sikap yang mulia dari seorang hamba dan Allah akan menambah kemuliaannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
 
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sunguh itu termasuk perbuatan yang mulia. (Q.S asy Syura 43).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : ..., Wama zadallahu ‘abdan bi’afwin illa ‘izza. Wama nawadha’a ahadun lillahi illa rafa’ahullah) .... Allah tidak akan menambah untuk seorang hamba karena maafnya (suka memaafkan) kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seorang merendahkan hatinya kecuali Allah akan meninggikan (derajat) nya. (H.R. Imam Muslim).

Lalu apakah semua kesalahan manusia harus dimaafkan. Ketahuilah bahwa jika suatu kesalahan sudah keterlaluan apalagi berkaitan dengan agama maka bisa jadi tak dimaafkan. Bahkan pada saat Fathul Makkah banyak orang orang pembenci Islam serta orang orang yang KETERLALUAN MENGHAMBAT DAKWAH RASULULAH, TIDAK DIMAAFKAN OLEH BELIAU.  

Perhatikanlah kisah berikut ini. Pada bulan Ramadhan tahun ke 8 Hijriah Rasulullah dengan 10.000 pasukan kaum muslimin  dari Madinah memasuki kota Makkah tanpa perlawanan dari kafir Quraisy. Beliau masuk kota Makkah dengan  tetap menundukkan kepala sambil membaca firman Allah :

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا

Sesungguhnya kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata. (Q.S al Fath 1)

Kemudian beliau mengumumkan kepada penduduk Makkah : “Siapa yang masuk masjid maka dia aman, siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia aman, siapa yang masuk rumahnya dan menutup pintunya maka dia aman”.

Jadi meskipun sudah menguasai kota Makkah tanpa perlawanan, beliau memaafkan kafir Quraisy yang ada di kota Makkah. Pada hal dahulu sebelum hijrah ke Madinah kafir Quraisy telah menghina, mencerca bahkan akan membunuh beliau sampai akhirnya beliau selamat dengan berhijrah ke Madinah yaitu sebagaimana disebut dalam firman Allah :

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ ۚ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

Dan (ingatlah) ketika orang orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik baik pembalas tipu daya. (Q.S al Anfal 30)

Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam adalah pribadi yang sangat pemaaf. Tapi ketahuilah bahwa ada saatnya Rasulullah tidak memberi maaf kepada orang yang sudah keterlaluan jahatnya dalam memusuhi Islam.

Didalam Kitab ar Rahiq al Makhtum, yang ditulis oleh Dr. Syaikh Shafiyurrahman al Mubarakfury disebutkan bahwa  pada hari Fathul Makkah Rasulullah  mengumumkan untuk mengeksekusi 9 orang musuh Islam di Makkah yang dianggap penjahat kelas kakap. Mereka tidak dimaafkan. Diantaranya adalah :

(1)  Abdul Uzza bin Khathal. Kesalahannya adalah menyuruh dua budak perempuannya untuk bernyanyi dengan kalimat yang menghina dan mencerca Rasulullah yaitu sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah. Pada saat Fathul Makkah Ibnu Khathal bersembunyi di kain penutup Ka’bah. Lalu Rasulullah memerintahkan seorang sahabat membunuhnya.

(2) Miqyas in Shuhabah dibunuh oleh Numailah bin Abdullah. Kesalahannya adalah dulu dia sudah masuk Islam lalu murtad dan pernah membunuh seorang sahabat Anshar. 

(3)  Al Harits bin Naufal dibunuh oleh Ali bin Abi Thalib. Kesalahannya adalah sebelum Nabi hijrah Ibnu Naufal ini  paling keras gangguannya kepada Rasulullah dalam berdakwah pada awal awal Islam di Makkah.

(4) Ikrimah bin Abu Jahal juga akan dieksekusi tapi dia sempat melarikan diri ke Yaman. Beberapa tahun kemudian baru kembali ke Makkah karena istrinya memohon kepada Nabi agar diberi perlindungan dan dia masuk Islam. Kesalahannya antara lain dia  salah satu panglima perang kafir Quraisy di perang Uhud yang sempat mengalahkan pasukan Islam. 

(5) Arnab budak perempuan Ibnu Khathal juga dibunuh karena dia adalah biduan yang selalu  bernyanyi dengan lirik yang menghina dan mencerca Rasulullah.

Memang pada saat Fathul Makkah Nabi  memaafkan seluruh penduduk Makkah dan tidak memaksa mereka masuk Islam kecuali dengan kemauan sendiri. Namun demikian  ada orang orang kafir Quraisy   yang dianggap mempunyai kesalahan besar lalu beliau perintahkan untuk dieksekusi mati, yaitu 9 orang dan 5 orang diantaranya sebagaimana disebutkan diatas. 

Sungguh Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menjadi pemaaf. Tetapi dalam beberapa kasus  Rasulullah telah memberi contoh untuk tidak memberi maaf kepada orang orang tertentu yang dianggap telah melakukan kejahatan besar terhadap Rasulullah dan agama Islam.

Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (1.401)