Minggu, 28 Maret 2021

HAMBA HAMBA ALLAH JANGAN LALAI BELAJAR ILMU

 

HAMBA HAMBA ALLAH JANGAN LALAI BELAJAR ILMU

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam syariat Islam belajar ilmu dihukumi sebagai wajib. Oleh karena itu tidaklah pantas jika seorang hamba melalaikannya. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda  :  

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Belajar ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim. (H.R Imam Ahmad dan Imam Ibnu Majah, dishahihan oleh Syaikh al Albani).

Ketahuilah bahwa perkara yang paling utama untuk dipelajari lebih dahulu atau disegerakan belajarnya adalah ilmu syar’i. Kenapa ? : Karena itu kebutuhan kita sebagai seorang hamba. Perhatikanlah saudaraku :  

(1) Tidaklah seorang hamba bisa mengingat Allah Ta’ala  secara benar kecuali dengan ilmu

(2) Tidaklah seorang hamba bisa melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala  dengan benar kecuali dengan ilmu.

(3) Tidaklah seorang hamba bisa bersyukur atas  nikmat Allah Ta’ala  kecuali dengan ilmu

(4) Tidaklah seorang hamba bisa bersabar secara benar  terhadap ujian yang diberikan Allah Ta’ala kecuali dengan ilmu.

Dan sungguh kita butuh ilmu untuk memahami aqidah yang benar. Kita butuh ilmu untuk beribadah yang benar. Kita butuh ilmu untuk berakhlak yang terpuji. Kita butuh ilmu agar bisa bermuamalah dengan baik.

Bahkan beberapa saat sebelum matipun kita masih butuh ilmu yaitu ilmu tentang kalimat apa yang harus kita ucapkan pada saat yang kritis itu. 

Imam Ahmad bin Hambal berkata : Manusia lebih membutuhkan ilmu agama daripada roti dan air minum. Karena manusia butuh kepada ilmu agama setiap waktu, sedangkan mereka membutuhkan roti dan air hanya sekali atau dua kali dalam sehari. (Thabaqat Al Hanabilah).

Sungguh saat ini sangatlah banyak sarana untuk belajar ilmu syar’i. Diantaranya adalah duduk di majlis ilmu, membaca kitab, belajar melalui media sosial dan yang lainnya. Tapi ketahuilah bahwa belajar dengan cara duduk dihadapan guru atau hadir di majlis ilmu tentu paling utama. Salah satu keutamaan hadir di majlis ilmu adalah sebagaimana dijelaskan Rasulullah dalam sabda beliau : 

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِيْ بَيْتٍ مِنْ بَيُوْتِ اللَّهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللًّهِ وَيَتَدَارَسُوْنَ بَيْنَهُم إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَذَكَرَهُمُ اللُّه فِيْمَنْ عِنْدَهُ

Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di dalam satu rumah di antara rumah rumah Allah, mereka membaca Kitab Allah dan saling belajar diantara mereka kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka. Malaikat mengelilingi mereka dan Allah menyebut nyebut mereka dikalangan (para Malaikat) dihadapan-Nya. (H.R Imam Muslim, at Tirmidzi dan yang lainnya).  

Sebagai penutup tulisan ini, dinukil satu hadits tentang keutamaan menuntut ilmu yaitu dari Abu Darda’ Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ عِلْمًا سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْـجَنَّةِ وَإِنَّ الْـمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِـمِ مَنْ فِى السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ حَتَّى الْـحِيْتَانُ فِى الْـمَاءِ.

 

Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air. (H.R Imam Ahmad, at Tirmidzi dan yang selainnya).

Oleh karena itu hamba hamba Allah jangan lalai belajar ilmu terutama ilmu syar’i dan juga ilmu ilmu dunia yang bermanfaat bagi kaum muslimin. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.270).

Sabtu, 27 Maret 2021

RASULULLAH IMAM KITA DI AKHIRAT JIKA MENGIKUTI SUNNAHNYA

 

RASULULAH IMAM KITA DI AKHIRAT JIKA MENGIKUTI SUNNAHNYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam MENGAJARKAN SYARIAT ISLAM kepada para sahabat beliau. Syariat yang mulia ini akhirnya dengan hidayah dan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala  sampai kepada kita dan menjadi pegangan serta jalan hidup kita untuk memperoleh kebahagian di dunia dan di akhirat kelak.

Ketahuilah bahwa di akhirat kelak Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam akan menjadi pemimpin atau imam yang setiap umat beliau  akan dipanggil (untuk) bersama dengan beliau. Inilah suatu kebahagian dan kemuliaan bagi orang orang yang senantiasa mengikuti dan mengamalkan sunnah atau petunjuk beliau ketika berada di dunia. Allah Ta’ala berfirman :

يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ ۖ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَٰئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا

(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya. Dan barangsiapa diberikan catatan amalnya di tangan kanannya mereka akan membaca catatannya (dengan baik) dan mereka tidak akan dirugikan sedikitpun. (Q.S al Isra’ 71).

Imam Ibnu Katsir berkata : Salah seorang ulama salaf berkata  bahwa ayat ini (menunjukkan) kemuliaan yang sangat agung bagi orang-orang yang mencintai hadits (sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena imam (pemimpin) mereka (pada hari kiamat nanti) adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Tafsir Ibnu Katsir).

Tentang ayat ini pula, Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala mengabarkan tentang keadaan makhluknya pada Hari Kiamat. Allah Ta’ala juga mengabarkan bahwa Dia AKAN MEMANGGIL SETIAP UMAT BERSAMA DENGAN IMAM DAN PEMBERI PETUJUK MEREKA YAITU PARA RASUL dan penerus penerusnya. Kemudian setiap umat maju dan Rasul yang pernah menyeru mereka pun MENGHADIRINYA. Amalan mereka dibandingkan dengan Kitab yang pernah diserukan oleh Rasul, apakah sesuai atau tidak.

“Maka barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya” KARENA SEBELUMNYA MEREKA MENGIKUTI IMAMNYA (RASUL YANG DIUTUS) yang menunjukkan KEPADA JALAN YANG LURUS, mengambil petunjuk dari Kitabullah maka kebaikannya menjadi banyak dan keburukannya berkurang. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).  

Salah seorang ulama Ahlus sunnah yaitu Zakaria bin ‘Adi bin Shalt bin Bistam. Beliau ahli hadits terpercaya, wafat tahun 212 hijriyah, ketika beliau ditanya : Alangkah besarnya semangatmu untuk (mempelajari dan mengamalkan) hadits (sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam). Beliau menjawab : Apakah aku tidak ingin (pada hari kiamat nanti) masuk ke dalam iring-iringan (rombongan)  keluarga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ?. (Miftah Daarus Sa’adah).

Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah betul betul bersemangat dalam mempelajari dan mengamalkan sunnah Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam agar bisa masuk ke dalam rombongan orang orang yang dipimpin oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam untuk menuju surga.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.269)

 

 

 

   

Kamis, 25 Maret 2021

MEMOHON KEPADA ALLAH AGAR DIJAUHKAN DARI SIFAT MALAS

 

MEMOHON KEPADA ALLAH AGAR DIJAUHKAN DARI SIFAT MALAS

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap hamba haruslah berbekal dengan amal shalih yang dilandasi iman agar selamat kembali ke negeri akhirat. Allah Ta’ala berfirman :

 وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُبَوِّئَنَّهُمْ مِنَ الْجَنَّةِ غُرَفًا تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ نِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ

Dan orang orang beriman dan MENGERJAKAN AMAL SHALIH, sungguh mereka akan Kami tempatkan pada TEMPAT YANG TINGGI (di dalam surga), yang mengalir di bawahnya  sungai sungai. Mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik baik balasan bagi orang berbuat kebajikan. (Q.S al Ankabut 58).

Cuma saja sebagian orang beriman TERKADANG DIDATANGI RASA FUTUR DALAM MELAKUKAN AMAL SHALIH. Apa itu sifat futur ?.

Menurut Ibn Manzur dalam kamusnya, pengertian futur secara bahasa adalah : (1) Putus setelah bersambung, atau tenang setelah bergerak. (2) Malas, lamban atau perlahan setelah rajin dan bersungguh-sungguh.

Untuk ibadah sunnah, rasa malas atau futur ini jelas akan mendatangkan kerugian bahkan penyesalan. Nah, jika rasa malas melakukan ibadah ini terjadi pada ibadah fardhu ini bukan hanya kerugian tapi bisa membinasakan karena melanggar perintah yang wajib.

Ketahuilah bahwa kita hamba hamba Allah hanya bisa melakukan ibadah atau amal shalih BAIK YANG FARDHU MAUPUN YANG SUNNAH ADALAH SEMATA MATA KARENA PERTOLONGAN ALLAH TA’ALA. Oleh  karena itu perbanyaklah doa agar dijauhkan dari sifat malas. Diantara doa yang diajarkan Rasululah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam hal ini adalah :

Pertama : Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.            

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

Allahumma inni a'udzu bika minal 'ajzi wal kasali wal jubni wal harami wal bukhl wa a'dzu bika min 'adzabil qabri wa min fitnatil mahya wal mamaat.

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, RASA MALAS, rasa takut, keburukan (perbuatan) di hari tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta fitnah kehidupan dan kematian.

Kedua : Juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الكَسَلِ وَالهَرَمِ، وَالمَأْثَمِ وَالمَغْرَمِ، وَمِنْ فِتْنَةِ القَبْرِ، وَعَذَابِ القَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الغِنَى، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الفَقْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الَمسِيحِ الدَّجَّال

Allahumma inni a’uzubika minal kasali wal harami wal ma’tsami wal maghrami wamin fitantil qabri wamin fitnatin nar wa ‘azabin nar wamin syarri fitnatil ghina wa a’uzubika min fitnatil faqri wa a’uzubika min fitnatil masiihid dajjal.

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu DARI KEMALASAN dan (keburukan) di usia tua, perbuatan dosa dan hutang, fitnah kubur dan azab kubur, fitnah neraka dan azab neraka, keburukan fitnah kekayaan, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kemiskinan dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Masiihid dajjal.

Selain bagi hamba hamba Allah yang terbiasa mengamalkan dzikir pagi dan petang maka ada kesempatan membaca doa untuk berlindung dari rasa malas karena doa tersebut juga termasuk dalam rangkaian dzikir pagi dan pertang, yaitu :

رَبِّ أَعُوْذُبِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِالْكِبَرِ ، رَبِّ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ .

Ya Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari KEMALASAN dan keburukan (perbuatan) di hari tua. Ya Rabb aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di kubur. (H.R Imam Muslim, Abu Dawud dan at Tirmidzi, dari Ibnu Mas’ud).

Sungguh hamba hamba Allah haruslah melawan rasa malas terutama dalam beribadah apalagi ketika dipengaruhi urusan dunia. Ingatlah bahwa sekecil apapun ibadah atau amal shalih yang kita lakukan dengan ikhlas pasti bernilai di sisi Allah. Sungguh Allah Ta’ala berfirman :

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. (Q.S al Zalzalah 7).

Teruslah berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari SIFAT MALAS. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.268).