Jumat, 31 Januari 2020

MEMOHON AMPUN MENDATANGKAN KEBAIKAN


MEMOHON AMPUN MENDATANGKAN KEBAIKAN
 YANG SANGAT BANYAK

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, Rasulullah Salallahu ‘alaihi  Wasallam adalah suri tauladan PALING UTAMA bagi orang orang beriman. Keteladanan yang baik pada diri beliau disebutkan dan dipuji Allah Ta’ala dalam firman-Nya :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) ari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (Q.S al Ahzab 21).

Imam Ibnu Katsir berkata : Ayat yang mulia ini adalah pokok yang agung tentang mencontoh Rasulullah dalam berbagai perkataan, perbuatan dan perilakunya. (Tafsir Ibnu Katsir).

Diantara keteladanan beliau yang SANGAT PENTING untuk kita teladani adalah dalam BERISTIGHFAR KEPADA ALLAH TA’ALA. Meskipun semua dosa dosa beliau telah diampuni oleh Allah Ta’ala dan beliau telah dijamin masuk surga bahkan menjadi manusia yang pertama akan masuk surga, beliau tetap banyak memohon ampun kepada Allah Ta’ala. 

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً

Rasulullah juga bersabda : Demi Allah, sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali. (H.R Imam Bukhari).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa beliau memohon ampun 100 kali sehari, sebagaimana sabda beliau :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

Wahai manusia bertaubatlah kamu kepada Allah dan mintalah ampunan kepada-Nya. Sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari 100 kali. (H.R Imam Muslim).

Sungguh memohon ampun adalah salah cara yang sangat baik  dan paling utama agar dosa dosa kita dihapus. Dalam satu hadits qudsi disebutkan :

يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ

Wahai hamba hamba-Ku sesungguhnya kalian semua BERBUAT SALAH  di waktu malam dan siang, sedangkan Aku mengampuni segala dosa semuanya, maka MINTALAH AMPUN KALIAN SEMUA   kepada-Ku niscaya Aku ampuni kalian. (H.R Imam Muslim).

Ketahuilah bahwa beristighfar atau memohon ampun adalah bukan hanya dosa dosa orang orang beriman diampuni akan tetapi sangatlah banyak kebaikan yang akan mendatangi orang orang yang senantiasa beristighfar, diantaranya adalah :

Pertama : Allah akan membuka jalan baginya dari berbagai kesulitan dan kegundahan dari arah yang tidak disangka.

 مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.  (H.R Imam Ahmad dari Ibnu Abbas).

Kedua : Bahwa ketika seseorang senantiasa meminta ampun dan bertaubat maka tentulah mendatangkan kebaikan banginya, diantaranya adalah sebagaimana firman Allah Ta’ala :

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى

Dan hendaklah kamu memohon ampun kepada Rabb-mu dan bertaubat kepada-Nya niscaya Dia akan memberikan kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. (Q.S Huud 3).

Syaikh as Sa’di berkata : “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu”, dari dosa dosa yang kamu kerjakan “dan bertaubat kepada-Nya”. Pada (sisa) umurmu yang kamu hadapi dengan kembali dan mendekatkan diri kepada-Nya, meninggalkan sesuatu yang dibenci-Nya kepada sesuatu yang dicintai dan diridhai-Nya.

Kemudian Allah Ta’ala menyebutkan akibat dari istighfar dan taubat seraya berfirman : “Niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus kepadamu”.  Maksudnya, Dia memberimu rizki yang bisa kamu nikmati dan kamu manfaatkan “sampai kepada waktu yang telah ditentukan”  yakni sampai kamu mati. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketiga : Bahkan orang orang selalu beristighfar tak akan di adzab. Allah Ta’ala berfirman : 

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka sedang mereka (masih) memohon ampunan. (Q.S al Anfaal 33). 

Syaikh as Sa’di berkata : Ini adalah pencegah adzab dari mereka pada hal sebab sebab turunnya adzab itu telah tercapai. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ayat ini sejalan pula dengan sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi wasallam yaitu : 

العبْدُ آمنٌ منْ عذابِ الله عَزّ وجلَّ ما استغفر

“Hamba akan aman dari ADZAB ALLAH TA'ALA selama dia memohon ampun kepada Allah Ta'ala”. (H.R Imam Ahmad).

Keempat : Istighfar  mendatangkan rahmat Allah Ta’ala sebagaimana firman-Nya  

قَالَ يَا قَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ ۖ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dia (Nabi Shalih) berkata: Wahai kaumku !. Mengapa kamu meminta disegerakan keburukan sebelum (kamu meminta) kebaikan ?. Mengapa kamu tidak memohon ampunan kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat”. (Q.S an Naml 46).

Kelima : Mendatangkan kebahagian bagi orang orang yang mendapati banyak istighfar dalam catatan amalnya. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

طُوبَى لِمَنْ وَجَدَ فِى صَحِيفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيرًا

Sangat beruntunglah orang orang yang menemukan pada catatan amalnya terdapat banyak istighfar. (H.R Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh al Albani). 

Oleh karena itu orang orang beriman senantiasa memohon ampun kepada Ta’ala sehingga mendapat banyak sekali kebaikan. Insya Allah ada manfaatna bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.877) 

Rabu, 29 Januari 2020

ADA AMALAN SHALIH YANG PAHALANYA TANPA BATAS


ADA AMALAN SHALIH YANG PAHALANYA TANPA BATAS

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Kewajiban setiap hamba adalah melakukan amal shalih yaitu amal shalih yang dilandasi iman dan ikhlas karena Allah Ta’ala. Sungguh semua amal shalih pasti mendapat balasan kebaikan. Allah Ta’ala berfirman :

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا ۖ وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَاسِبِينَ

Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorangpun dirugikan walau sedikit, sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan. (Q.S al Anbiya’ 47).

Bahkan Allah Ta’ala akan membalas dengan berlipat ganda.  Ada amalan shalih yang balasannya SEPULUH KALI LIPAT sebagaimana firman-Nya :

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا ۖ وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَىٰ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Barangsiapa berbuat kebaikan MENDAPAT BALASAN SEPULUH KALI LIPAT AMALNYA. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikitpun tidak dirugikan. (Q.S al An’am 160).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda tentang balasan SEPULUH KALI LIPAT suatu amal shalih : 

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut. Satu kebaikan dilipatkan menjadi SEPULUH KEBAIKAN semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf. (H.R at Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud)

Ada pula  balasan pahala amal shalih  sampai 700 kali lipat, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai. Setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (Q.S al Baqarah 261).

Syaikh as Sa’di berkata : Nafkah nafkah seperti ini akan dilipat gandakan balasannya. Kelipatan ini dengan tujuh ratus kali lipat hingga berlipat ganda banyaknya lagi dari itu. Karena itu Allah berfirman : Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Itu tentunya sesuai dengan : 

(1) Apa yang ada dalam hati orang yang berinfak tersebut dari keimanan dan keikhlasan yang tulus. 
(2) Dan juga sesuai dengan kebaikan dan manfaat yang dihasilkan dari infaknya tersebut karena beberapa jalan kebaikan dan manfaat yang dihasilkan dari infak tersebut. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).  

Tentang balasan 700 kali lipat juga disebutkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam sabda beliau :

Diriwayatkan dari jalan Abu Mas’ud, dia berkata :    Seorang laki-laki datang dengan membawa (seekor) unta yang  di hidungnya yang telah diberi tali kekang. Laki-laki itu berkata (kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam) : Unta ini saya sedekahkan di jalan Allah. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam :

لَكَ بِهِا يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَبْعُ مِائَةِ نَاقَةٍ كُلُّهَا مَخْطُومَةٌ

Dengan sedekahmu ini maka pada hari kiamat kamu akan mendapatkan 700 ekor unta, semuanya telah diberi tali kekang pada pemeriksaannya. (H.R. Imam Muslim,  an Nasai  dan Imam Ahmad). 

Selain itu, dengan kasih sayang Allah Ta’ala  kepada para hamba hamba-Nya, maka ada pula amalan shalih yang dibalas TANPA BATAS, balasannya SESUAI KEHENDAK ALLAH TA’ALA, diantaranya adalah :

Pertama : Memaafkan kesalahan orang lain. Allah Ta’ala berfirman :

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang dzalim. (Q.S asy Syura 40)

Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala akan memberinya balasan upah yang sangat besar dan pahala yang sangat banyak. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Puncak keutamaan memaafkan kesalahan orang lain adalah memperoleh ampunan. Allah Ta’ala berfirman : 

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. (Q.S an Nur 22)

Kedua : Menjaga sifat sabar.

Menjaga sikap sabar ketika  adalah sangat berat apalagi ketika dizhalimi. Keinginan manusia umumnya adalah membalas bahkan jika bisa dengan balasan yang lebih berat. Tetapi Allah Ta’ala mengingatkan agar bisa bersabar dan sungguh Allah Ta’ala menjanjikan PAHALA TANPA BATAS. Allah Ta’ala berfirman :

قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Katakanlah (Muhammad) :  Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman !. Bertakwalah kepada Rabb-mu. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas. (Q.S az Zumar 10).

Sulaiman bin Qashim berkata : Setiap amalan dapat diketahui ganjarannya kecuali kesabaran yang ganjarannya seperti air mengalir. Kemudian beliau membacakan firman Allah Ta’ala dalam surat az Zumar ayat 10.

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Adapun kesabaran, pahalanya berlipat ganda tidak terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa ganjarannya sangat besar sekali hingga tak mungkin bagi seorang insan untuk membayangkan pahalanya karena tidak bisa dihitung dengan bilangan. 

Bahkan juga, pahala sabar termasuk pahala yang maklum diisi Allah tanpa bisa dibatasi. Tidak pula dapat disamakan dengan mengatakan satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Kesabaran itu pahalanya tanpa batas. (Syarah Riyadush Shalihin)

Ketiga : Amalan puasa.

Sungguh amalan puasa seorang hamba, Allah khususkan untuk diri-Nya. Sehingga pahala amalan puasa bisa tak terbatas jumlahnya.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (dalam satu hadits Qudsi) : Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya, disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena Aku.

Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Melihat kepada keumuman hadits ini maka puasa dimaksud adalah puasa wajib di bulan Ramadhan dan juga termasuk puasa puasa sunnah yang disyariatkan.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.876)