Senin, 31 Agustus 2020

KEWAJIBAN PENTING MENGIKUTI DAN MENELADANI RASULULLAH

 

KEWAJIBAN PENTING MENGIKUTI DAN MENELADANI RASULULLAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh merupakan  kewajiban utama orang orang beriman untuk MENGIKUTI DAN MENELADANI Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam menjalani syariat Islam ini. Keteladanan beliau dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya :

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. (Q.S al Ahzab 21).


Imam Ibnu Katsir berkata : Ayat yang mulia ini merupakan dalil yang kuat (yang menunjukkan kewajiban) menjadikan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam sebagai SURI TAULADAN ATAU PANUTAN dalam perkataannya, perbuatannya dan dalam segala hal kondisi beliau. (Tafsir Ibnu Katsir).

 

Tentang ayat pula Syaikh as Sa’di berkata : Orang yang meneladani beliau berarti menelusuri jalan yang dapat mengantarkannya kepada kemuliaan Allah Ta’ala yaitu jalan yang lurus. Jika bersuri tauladan kepada selain beliau, apabila menyalahi beliau, maka itulah teladan yang buruk.

Suri tauladan yang baik ini hanya akan ditelusuri dan diikuti oleh orang yang menginginkan Allah Ta’ala dan Hari Akhir. Hal itu terjadi karena iman yang dimilikinya, rasa takutnya kepada Allah dan mengharapkan pahala kepada-Nya yang semuanya mendorongnya untuk meneladani Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketahuilah bahwa mengikuti Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam adalah SALAH SATU BUKTI YANG POKOK BAHWA SEORANG HAMBA MENCINTAI ALLAH TA’ALA. Allah Ta’ala berfirman :

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah (wahai Muhammad), Jika kamu (benar benar) mencintai Allah, IKUTILAH AKU, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa dosamu. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. (Q.S Ali Imran 31).

Mengikuti atau menjadikan beliau sebagai tauladan adalah jalan yang PALING LURUS yang memberikan petunjuk kepada keselamatan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu maka seorang hamba janganlah mencari jalan petunjuk yang menyelisihi petunjuk beliau. Diantaranya, dalam beribadah haruslah ittiba’ kepada beliau. Jika menyelisihi maka amal ibadahnya tertolak. Tentang hal ini, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan kita semua dalam sabda beliau :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa  beramal yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya tertolak. (H.R Imam Muslim).

Allah Ta’ala berfirman :

فَلْيَحْذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Maka hendaklah orang orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya, takut akan ditimpa fitnah atau azab yang pedih. (Q.S an Nuur 63).

 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.071)

 

 

Minggu, 30 Agustus 2020

ANJURAN SHALAT SUNNAH DHUHA DAN KEUTAMAANNYA

 

ANJURAN SHALAT SUNNAH DHUHA DAN KEUTAMAANNYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam satu hadits dari  Abdurrahman bin Shakhr ad Dausi al Yamani, dan lebih dikenal dengan nama Abu Hurairah : 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

Dari Abu Hurairah, dia  berkata : Telah berwasiat kepadaku, kekasihku (Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam) untuk melakukan tiga hal yang TAK AKAN AKU TINGGALKAN  hingga meninggal dunia, yaitu : Puasa tiga hari setiap bulan, SHALAT DHUHA dan tidur dalam keadaan telah melakukan shalat witir.  (H.R Imam Bukhari).

Dari tiga wasiat Rasulullah Salalahu ‘alaihi Wasallam dalam hadits ini, satu  diantaranya  melakukan SHALAT DHUHA. Sungguh shalat dhuha memiliki     keutamaan yang banyak, diantaranya  adalah : 

Pertama : Mencukupi di akhir siang.

Sebagaimana diriwayatkan dari Nu’aim bin Hammar Al Ghathafani, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan EMPAT RAKAAT  shalat di awal siang (di waktu dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang. (H.R Imam Ahmad, Abu Daud, at Tirmidzi dan  ad Darimi, di shahihkan oleh Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib al Arnauth)

Kedua : Pengganti kewajiban sedekah 360 persendian.

Pada diri manusia terdapat 360 persendian yang harus dikeluarkan sedekahnya dan ini bisa dicukupi dengan shalat dhuha.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : Pada diri manusia terdapat 360 persendian, wajib baginya bersedekah untuk (persendian itu). Mereka bertanya : Siapa, wahai Rasulullah, yang sanggup akan hal itu ?. Beliau menjawab : Membersihkan kotoran yang terlihat adalah sedekah, menyingkirkan gangguan dari jalan juga sedekah, dan shalat dua rakaat pada waktu dhuha mencukupinya. (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Penulis ‘Aunul Ma’bud Imam al ‘Azhim Abadi menyebutkan : Hadits ini bisa mengandung pengertian bahwa shalat dhuha akan menyelamatkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa shalat dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu. 

Ketiga : Mendapat ampunan

Dalam hadits riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dijelaskan bahwa orang yang membiasakan shalat dhuha dosanya akan diampuni oleh Allah Ta'ala meskipun dosa tersebut sebanyak buih di lautan. Rasulullah bersabda sebagai berikut :

من حافظ على شفعة الضحى غفرت له ذنوبه وإن كانت مثل زبد البحر

Siapa yang membiasakan (menjaga) shalat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan. (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Keempat : Tidak dianggap sebagai  orang yang  lalai

Setiap orang tentu tidak ingin dianggap sebagai orang lengah ataupun lalai dalam beribadah dan  mencari rahmat Allah Ta’ala. Diantara  cara agar terhindar dari sifat lalai adalah mengerjakan shalat dhuha. Rasulullah bersabda sebagai berikut :

من صلى الضحى ركعتين لم يكتب من الغافلين

Orang yang mengerjakan shalat dhuha tidak termasuk orang lalai. (H.R al Baihaqi dan an Nasa’i).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu a'lam. (2.070)

 

MELAKUKAN SHALAT LAIL BISA TERHALANG KARENA DOSA

 

MELAKUKAN SHALAT LAIL BISA TERHALANG KARENA BANYAK DOSA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu shalat sunnah yang sangat dianjurkan adalah shalat lail atau shalat malam. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan keutamaannya, diantaranya adalah :  

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ

Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) karena shalat lail  adalah kebiasaan orang shalih sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat kepada Allah. Shalat malam dapat menghapuskan kesalahan dan dosa.  (Al Irwa’ no. 452, Syaikh al Albani mengatakan bahwa hadits ini Hasan).

Rasulllah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu Muharram dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah SHALAT MALAM. (H.R Imam Muslim, dari Abu Hurairah).

Sangatlah banyak saudara saudara kita yang sudah istiqamah, kontinyu dalam melaksanakan shalat lail. Namun demikian ada pula yang masih merasa berat untuk melakukannya meskipun ada keinginan. Ketahuilah bahwa ada banyak penyebab yang menghalangi seseorang untuk melakukan shalat lail. Satu diantaranya adalah TERHALANG OLEH DOSA.

Sungguh dosa dan maksiat yang dilakukan seseorang adalah salah satu penghalang dirinya melakukan ketaatan. Imam Ibnul Qayyim berkata : Maksiat menyebabkan kehampaan hati dari (beribadah) mengingat Allah Ta’ala. Banyak sekali KETAATAN TERPUTUS KARENA DOSA. Padahal satu ketaatan lebih baik daripada dunia beserta isinya. (Ad Daa’ wad Dawaa’).

Seorang lelaki bertanya kepada Ibrahim bin Adham  : Sungguh, aku tidak mampu melakukan shalat malam, maka berilah aku resep obatnya ?. Ibrahim bin Adham, semoga Allah merahmatinya, berkata : Janganlah kamu bermaksiat kepada-Nya di siang hari. Hal itu (yakni, tidak bermaksiat kepada-Nya di siang hari) akan membangunkan kamu untuk berdiri di hadapan-Nya di malam hari.

Karena sesungguhnya berdirinya kamu di hadapan-Nya di malam hari termasuk kemuliaan yang paling agung. Sedangkan pelaku maksiat tidak berhak mendapatkan kemuliaan tersebut. (Muhammad bin Shalih al-Munajjid, Fatawa al Islam Su-al wa Jawab). Sumber al Sofwa Channel.

Oleh karena itu maka hamba hamba Allah yang ingin melakukan shalat malam dengan istiqamah maka pasang niat yang ikhlas dan berusahalah menjauhi semua dosa sekecil apapun. Jika tergelincir kepada dosa bersegera memohon ampun.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.069)