Sabtu, 31 Oktober 2020

PUASA SUNNAH SALAH SATU AMALAN YANG BERAT ??

 

PUASA SUNNAH SALAH SATU AMALAN YANG BERAT ??.

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Allah Ta’ala mengajarkan  berbagai macam bentuk amalan kepada hamba hamba-Nya. Semuanya adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan mengharap ridha-Nya. Diantara amalan yang sangat dianjurkan adalah melakukan puasa sunnah yang jumlahnya sangatlah banyak dibanding puasa jumlah puasa wajib 29 atau 30 hari di bulan Ramadhan.

Puasa sunnah yang masyhur dikalangan orang orang beriman adalah PUASA SENIN-KAMIS DAN PUASA AYYAMUL BIDH. Alhamdulillah, kita mengetahui sangatlah banyak saudara saudara kita yang sudah istiqamah mengamalkan dua puasa sunnah ini.

Bagi sebagian saudara saudara kita mungkin merasa puasa sunnah ini terasa berat di fisik. Diantaranya adalah karena harus menahan makan dan minum serta hal hal yang membatalkannya selama kurang lebih 14 jam. Lalu adakah cara yang bisa membuat kita merasa tidak terlalu berat melakukannya ibadah ini ?. Ada, diantaranya  :

Pertama : Dalam mengamalkannya pasang niat ikhlas untuk mencari ridha Allah Ta’ala. Jika keikhlasan seseorang dalam beribadah SANGAT KUAT maka dengan memohon pertolongan-Nya semua menjadi ringan.

Kedua : Ingatlah, bahwa Allah Ta’ala tidak membebani manusia melebihi kemampuannya, terutama dalam beribadah.  Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : 

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Q.S Al Baqarah 286)

Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memudahkan bagi mereka  syariat-Nya dengan sangat mudah. Allah tidak memberatkan mereka dengan kesulitan,  beban dan tambahan seperti yang diberikan kepada orang-orang sebelum mereka dan Allah tidak memberatkan melebihi kemampuan mereka. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Jadi betapapun  banyaknya ibadah yang disyariatkan, ketahuilah bahwa semua masih dalam batas kemampuan manusia.

Ketiga : Agar ibadah puasa terasa ringan maka ingat ingatlah balasan kebaikan dan pahala yang dijanjikan Allah Ta’ala bagi hamba-Nya yang mengamalkannya. Sungguh Allah Ta’ala  akan membalas semua amal ibadah hamba hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang DIBERI BALASAN YANG SEMPURNA sesuai dengan apa yang telah dilakukannya dan mereka tidak dizhalimi (dirugikan). Q.S al Baqarah 281.

Ketahuilah, bahwa Allah Ta’ala hanya akan membalas apa yang kita amalkan bukan apa yang kamu ketahui. Sungguh sangatlah banyak balasan kebaikan yang akan diterima oleh orang orang yang senantiasa melakukan puasa sunnah. Diantaranya adalah :

(1) Berpuasa MEMBUTUHKAN KESABARAN dalam menahan diri dari hal hal yang membatalkannya. Ketahuilah bahwa pahala sabar TIDAK TERBATAS, sebagaimana firman Allah Ta’ala :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah  yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S az  Zumar 10) 

(2) Sungguh amalan puasa seorang hamba  Allah khususkan untuk diri-Nya. Sehingga pahala amalan puasa bisa tak terbatas jumlahnya. Allah Ta’ala membalas sesuai kehendak-Nya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (dalam satu hadits Qudsi) : Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya, disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena Aku.

Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

(3) Sebagai perisai atau pelindung dari api neraka Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  bersabda :

إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ

Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka.  (H.R Imam Ahmad).

Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah menjelaskan : Maksudnya puasa adalah penghalang antara dirinya dengan api neraka. Hal ini mencakup puasa yang wajib seperti puasa Ramadhan dan juga puasa sunnah seperti puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Senin-Kamis, puasa tiga hari setiap bulan, puasa Dzulhijjah, puasa ‘Arafah, dan puasa ‘Asyura (Lihat al Minhatu ar Rabaniyyah fii Syarhi Al-Arba’in An-Nawawiyyah).

(4) Sungguh amalan puasa seseorang akan menjadi pemberi syafaat atau penolongnya di akhirat kelak yaitu sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Amalan puasa dan amalan (bacaan) al Qur an itu akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Amalan puasa akan berkata : Wahai Rabb-ku, aku telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya.

Dan amalan al Qur an  berkata pula : Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya. Beliau bersabda : Maka syafaat keduanya diperkenankan. (H.R Imam Ahmad, al Hakim dan ath Thabrani)

Selain itu ketahuilah bahwa salah satu keutamaan ibadah puasa adalah SANGAT MUDAH UNTUK DISEMBUNYIKAN. Dengan demikian terjaga keikhlasan dalam mengamalkannya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.113)

 

 

 

 

  

  

Rabu, 28 Oktober 2020

ORANG BERIMAN SELALU BERSIAP MENGHADAPI MUSUH ISLAM

 

ORANG BERIMAN SELALU BERSIAP MENGHADAPI MUSUH ISLAM

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap saat musuh musuh Islam  berusaha merongrong dan ingin merusak agama Islam dan umatnya dengan berbagai cara dan tipu daya.   Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah selalu bersiap menghadapi mereka. Persiapkan dan lakukan segala sesuatu  yang bermanfaat untuk membela agama ini.  

Diantaranya adalah berjihad dengan harta, jiwa, perkataan, tulisan serta propaganda dan  termasuk pula belajar ilmu syar’i dan ilmu ilmu lainnya yang bermanfaat bagi kaum muslimin. Semua adalah  dengan IKHLAS UNTUK MENOLONG AGAMA ALLAH.

Nah, ketika hamba hamba Allah berjuang menolong agamanya maka tak perlu  ada ketakutan dan keraguan sedikitpun. Kenapa ?, karena sesungguhnya Allah Ta’ala telah berjanji untuk menolong  orang yang menolong agama-Nya  yaitu sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya : 

وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa. (Q.S  al Hajj  40).

Syaikh as Sa’di berkata : “Sesungguhnya Allah pasti menolong” , yaitu (pertolongan) kepada orang orang yang melakukan pembelaan terhadap agama-Nya dengan ikhlas kepada-Nya dalam pelaksanaannya, BERJUANG DI JALAN-NYA AGAR KALIMATULLAH-LAH yang paling tinggi. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Selain itu Allah Ta’ala berjanji akan menolong dan meneguhkan kedudukan orang yang beriman yang senantiasa berusaha menolong (agama) Allah. Allah Ta’ala berfirman : 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

Wahai orang orang yang beriman !. Jika kamu menolong (agama) Allah niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.   (Q.S Muhammad 7).

Syaikh as Sa’di berkata : Ini adalah perintah Allah Ta’ala kepada orang orang yang beriman agar mereka menolong dan membela Allah Ta’ala dengan menegakkan agama-Nya. Menyeru manusia kepada-nya SERTA BERJIHAD MELAWAN MUSUH MUSUH-NYA yang dilakukan dengan tujuan untuk mencari ridha Allah.

Jika mereka melakukan hal itu maka Allah Ta’ala akan memberikan pertolongan pada mereka dengan meneguhkan kedudukan mereka. Artinya hati mereka diberi kesabaran, ketenangan  serta keteguhan dan membuat mereka bersabar menghadapi semua itu. Dan Allah memberikan pertolongan untuk MENGALAHKAN MUSUH MUSUH MEREKA. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Oleh karena itu hamba hamba Allah haruslah selalu menolong agama Allah dan sungguh Allah Ta’ala akan menolong menghadapi musuh musuhnya di segala zaman. Allah Ta’ala berfirman :

وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Mereka berkata : Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik baik Pelindung. (Q.S Ali Imran 173)

Insya Allah ada manfaatnya bagi ita semua. Wallahu A’lam. (2.112)   

 

 

ORANG BERIMAN WAJIB MENJADI PENEGAK KEADILAN

 

ORANG BERIMAN WAJIB MENJADI PENEGAK KEADILAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Makna sederhana tentang keadilan adalah : Mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Mengatakan yang lurus itu lurus dan yang bengkok itu bengkok. Nah, keadilan ini wajiblah menjadi PEGANGAN DAN SIKAP ORANG ORANG BERIMAN DALAM MENJALANI KEHIDUPANNYA.

Di zaman ini SANGATLAH BANYAK MANUSIA tak mau berlaku  adil karena berbagai kepentingan dunia dan segala perhiasan serta pernak perniknya. Lihatlah, saat ini ada banyak manusia yang TAK MENGINDAHKAN KEADILAN. Ada pula yang mau berlaku curang  demi meraih pangkat, jabatan dan harta. 

Sungguh Allah Ta’ala memerintahkan orang orang beriman untuk MENJADI PENEGAK KEADILAN. Allah Ta’ala berfirman :

۞ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَنْ تَعْدِلُوا ۚ وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا   

Wahai orang orang yang beriman !. Jadilah kamu PENEGAK KEADILAN, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin maka Allah lebih tahu kemashalahatan (kebaikannya).

Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin MENYIMPANG DARI KEBENARAN. Dan jika kamu memutarbalikan (kata kata) atau enggan menjadi saksi maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan. (Q.S an Nisa’ 135).

Imam Ibnu Katsir berkata : Allah Ta’ala memerintahkan hamba hamba-Nya YANG BERIMAN  menjadi penegak keadilan. Tidak cenderung ke kanan dan ke kiri. Tidak takut celaan apapun, karena Allah dan tidak dapat dipalingkan pihak manapun.

Persaksikanlah kebenaran walaupun bahayanya akan menimpamu. Jika engkau ditanya satu perkara maka katakanlah kebenaran tentangnya sekali pun bahayanya akan menimpamu. Karena Allah Ta’ala akan menjadikan kelapangan dan jalan keluar bagi setiap perkara yang sempit untuk orang yang taat kepada-Nya. (Tafsir Ibnu Katsir).

Tentang ayat ini pula, Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memerintahkan hamba hamba-Nya YANG BERIMAN agar mereka menjadi “orang yang benar benar menegakkan keadilan”.

Jadilah kalian PENEGAK KEADILAN dalam segala kondisi terhadap hak hak Allah dan hak hamba hamba-Nya.

(1) Adil terhadap hak Allah adalah tidak menggunakan nikmat nikmat-Nya untuk BERMAKSIAT KEPADA-NYA. Akan tetapi harus dipergunakan dalam ketaatan kepada-Nya.

(2) Adil terhadap hak hak  manusia adalah MENUNAIKAN SEGALA HAK HAK yang menjadi tanggung jawabmu sebagaimana engkau meminta hak hak dirimu ditunaikan.

Menegakkan keadilan adalah diantara perkara perkara yang paling agung dan paling menunjukkan AKAN KEBERAGAMAAN PENEGAK KEADILAN TERSEBUT dan sikap hati hatinya serta kedudukannnya dalam Islam. Maka wajiblah atas orang yang mau menasehati dirinya dan menghendaki keselamatan bagi dirinya agar memperhatikan penegakkan keadilan dengan sebaik baiknya.

Agar dia menghilangkan dari jiwanya segala hal yang menghalangi dan merintangi dirinya dari menegakkan keadilan atau mengamalkan keadilan tersebut. Dan rintangan yang paling besar dalam hal itu adalah MENGIKUTI HAWA NAFSU karena itulah Allah Ta’ala memperingatkan agar menghilangkan rintangan dari hawa nafsu tersebut dalam firman-Nya : “Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran”.

Sesungguhnya hawa nafsu itu akan membutakan mata hati orang tersebut sehingga dia melihat kebenaran sebagai suatu kebathilan dan melihat kebathilan itu sebagai suatu kebenaran. Atau dia mengetahui kebenaran lalu meninggalkannya demi hawa nafsunya. Maka barangsiapa yang selamat dari hawa nafsunya  niscaya dia akan diberi taufik kepada kebenaran dan diberi taufik kepada jalan yang lurus. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Oleh karena itu orang orang beriman hendaklah menjadi penegak keadilan dalam setiap keadaannya. Sungguh Allah Ta’ala mencintai orang yang berlaku adil. Allah Ta’ala berfirman :

 إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Sungguh, Allah mencintai orang orang yang BERLAKU ADIL. (Q.S al Hujuraat 9)

 Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.111)