Minggu, 25 Agustus 2019

PERBUATAN ZHALIM MENGURANGI PAHALA DAN MENAMBAH DOSA


PERBUATAN ZHALIM  MENGURANGI PAHALA DAN MENAMBAH DOSA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Di zaman ini, banyak orang yang bermudah mudah melakukan kezhaliman kepada orang lain. Apalagi jika dia berharta, berpangkat, memiliki jabatan dan kekuasaan.

Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala mengharamkan kezhaliman bagi diri-Nya atau dengan kata lain,  Allah Ta’ala tak akan pernah menzhalimi makhluk-Nya. Dan Allah Ta’ala juga MELARANG MANUSIA UNTUK BERBUAT ZHALIM. Dalam satu hadits Qudsi disebutkan :

عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا رَوَى عَنْ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَّهُ قَالَ يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا

Dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu, dari Nabi  Salallahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda tentang apa yang beliau riwayatkan dari Allah Ta’ala  bahwa Dia berfirman : Wahai hamba-Ku, Aku haramkan  kedzaliman atas diri-Ku. Dan kujadikan ia larangan bagimu, maka janganlah saling mendzalimi. (H.R Imam Muslim    dan Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad)

Sungguh sangatlah banyak keburukan yang akan menimpa seseorang yang menzhalimi orang lain. Diantaranya adalah bahwa  kezhaliman yang diperbuat seseorang di dunia  akan mengurangi pahalanya atau menambah dosanya di akhirat sehingga dia menjadi bangkrut. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda  :

مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ ِلأَخِيْهِ ؛ فَلْيَتَحَلَّلْ مِنْهَا ؛ فَإِنَّهُ لَيْسَ ثَمَّ دِيْنَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُأْخَذَ ِلأَخِيْهِ مِنْ حَسَنَاتِهِ ، فَإِنْ لَـمْ يَكُنْ لَهُ  حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيْهِ ، فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ

Barang siapa yang memiliki kezhaliman terhadap saudaranya maka hendaklah dia meminta kehalalan (maaf) kepadanya, karena kelak di akhirat tidak ada lagi dinar dan dirham, sebelum kebaikannya diambil untuk saudaranya (yang dia zhalimi), bila tidak memiliki kebaikan maka keburukan saudaranya (yang dia zhalimi) akan diberikan kepadanya (H.R Imam Bukhari, Imam Ahmad dan Ibnu Hibban).

Hal ini juga sejalan dengan makna hadits tentang orang yang muflis  yaitu tentang orang yang bangkrut di akhirat kelak. Pada hari akhirat kelak akan ada manusia yang datang dengan membawa   pahala amalnya. Tetapi akhirnya habis karena harus dipindahkan kepada orang orang yang menuntutnya yaitu orang orang yang pernah dizhaliminya di dunia. Bahkan setelah pahala amalnya habis maka dosa orang yang dizhalimi dipindahkan kepadanya. Na’udzubillahi min dzalik.

Dari Abu Hurairah,  bahwasanya Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam pernah bertanya kepada para sahabat : "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu ?." Para sahabat menjawab : Menurut kami, orang yang bangkut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.

Rasulullah  bersabda : "Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka." (H.R Imam Muslim).

Oleh karena itu seorang hamba haruslah senantiasa menjaga diri dari perbuatan menzhalimi orang lain karena akan didatangi oleh berbagai keburukan dan kesengsaraan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.741).  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar