Kamis, 27 Februari 2020

ORANG BERIMAN SEMESTINYA TAK MENCELA SAUDARANYA


ORANG BERIMAN SEMESTINYA TAK MENCELA SAUDARANYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh salah satu sifat TERCELA YANG TAK SEMESTINYA dipelihara oleh orang orang beriman adalah SIFAT SUKA MENCELA. Allah Ta’ala dan Rasul-nya telah melarang sifat yang buruk ini. Allah Ta’ala berfirman :

وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Janganlah kamu SALING MENCELA SATU SAMA LAIN dan janganlah saling memanggil dengan gelar gelar yang buruk. Seburuk buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka itulah orang-orang yang zhalim. (Q.S. al Hujraat  11)

Syaikh Abdurrahman as Sa’di rahimahullah berkata : Dalam ayat ini terdapat penjelasan tentang sebagian hak seorang mukmin dengan mukmin yang lain. Yaitu janganlah sekelompok orang mencela sekelompok yang lain baik dengan kata kata ataupun perbuatan yang mengandung makna merendahkan saudara sesama muslim. Perbuatan ini terlarang dan hukumnya haram. Perbuatan ini menunjukkan bahwa orang yang mencela itu merasa kagum dengan dirinya sendiri (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam juga telah mengingatkan tentang keburukan dan bahaya sifat mencela sebagaimana sabda beliau :

سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

Mencela seorang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya (adalah) kekufuran. 
(H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Ketahuilah bahwa JANGANKAN MENCELA SESAMA ORANG BERIMAN, mencela ANGIN PUN dilarang dalam syariat kita. Ketika seseorang  melihat hembusan angin yang menakutkannya hendaklah dia berdoa dengan doa yang dituntunkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam :

 لَا ت َ سُبُّوْا الرِّيْحَ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مَا تَكْرَهُوْنَ فَقُوْلُوْا اللَهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرِّيْحِ وَخَيْرِ مَا فِيْهَا وَخَيْرِ مَا أُمِرَتْ بِهِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذِهِ الرِّيْحِ وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُمِرَتْ بِهِ

Janganlah kamu mencela angin !. Jika kamu melihat apa yang kamu tidak suka dari angin itu maka berkatalah : Wahai Allah, kami mohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, dan dari keburukan yang ada pada angin ini, dan dari keburukan yang angin ini dikirim.  (H.R  at Tirmidzi, Imam Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

Bahwa  Imam adz Dzahabi, dalam Kitab al Kaba’ir mengelompokkan sifat suka mencela ini sebagai SALAH SATU DOSA BESAR.  Dan sungguh dosa besar hanya bisa dengan taubat nasuha atau taubat yang sebenar benarnya.

Di zaman ini ternyata ada juga diantara orang orang beriman yang terkadang mencela saudaranya apalagi di media sosial. Pada hal sangat mungkin si pencela ini tidak tahu kenapa yang dicela berbuat atau berkata demikian. Tetapi si pencela langsung mencela dengan memberikan penilaian buruk bahkan bisa jadi dengan kalimat yang terkesan menghina dan merendahkan.   

Selanjutnya ternyata kalimat celaan yang belum tentu pantas disampaikan itu disebar kemana mana oleh si pencela. Lalu diikuti atau disebarkan pula oleh orang orang atau kelompok yang sepaham dengan si pencela. Akibatnya menyebarlah keburukan.

Namun demikian ketika seseorang telah berkata atau berbuat yang buruk serta membahayakan dan BAHKAN BISA JADI DILAKUKAN OLEH PARA PETINGGI yang punya pangkat dan jabatan maka tak ada salahnya diberi komentar yang santun berupa nasehat jika itu memungkinkan. Jadi tak perlu menyebarkan celaan kesana kemari.

Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (1.903)
     





Rabu, 26 Februari 2020

BERWUDHU DI RUMAH DAN BERJALAN KAKI KE MASJID


BERWUDHU DI RUMAH DAN BERJALAN KAKI KE MASJID

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Orang orang beriman yang telah terbiasa atau sudah memiliki keinginan yang kuat untuk shalat berjamaah di masjid sangatlah dianjurkan untuk : (1) Berwudhu di rumahnya. (2) Berjalan kaki ke masjid untuk shalat berjamaah. 

Memang tak ada larangan jika berwudhu di masjid. Apalagi di semua masjid di negeri kita disediakan tempat wudhu bahkan ada tempat wudhunya yang sangat bersih, bagus dan nyaman serta tersedia air yang cukup. Dan juga tak ada larangan naik kendaraan ke masjid meskipun masjidnya dekat.

Ketahuilah bahwa berwudhu di rumah dan berjalan kaki ke masjid memiliki nilai dan manfaat yang  banyak dan sangatlah baik untuk kita amalkan. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah menjelaskan perkara ini dalam beberapa sabda beliau, diantaranya :

Pertama : Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan derajat. (H.R Imam Muslim).

Kedua : Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

“Jika salah seorang dari berwudhu, dia berwudhu dengan baik dan benar. Kemudian dia keluar menuju masjid maka dia tidak mengangkat kaki kanannya (untuk melangkah) kecuali Allah Ta’ala menuliskan satu kebaikan untuknya dan dia tidak menurunkan kaki kirinya kecuali Allah menghapus satu dosa darinya”. (H.R Abu Daud).

Selain itu, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan pula tambahan keutamaan berjalan kaki ke masjid untuk menunaikan shalat.   

Pertama : Beliau bersabda,

إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلاةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى فَأَبْعَدُهُمْ

Sesungguhnya pahala orang yang terbesar dalam hal shalat adalah mereka yang paling jauh jarak jalan kakinya kemudian yang berikutnya. (H.R Imam Muslim).

Kedua : Beliau bersabda,

وَكُلُّ خَطْوَةٍ تَمْشِيهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ

Setiap langkah berjalan (ke masjid) untuk menunaikan shalat adalah sedekah. (H.R Imam Muslim)

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Setiap langkah kaki menuju shalat adalah sedekah baik jarak yang jauh maupun dekat. (Syarh Arba’in an Nawawiyah).

Oleh karena orang orang beriman sangat dianjurkan untuk berwudhu di rumahnya dan JIKA TIDAK MEMBERATKAN maka hendaknya berjalan kaki menuju masjid untuk shalat berjamaah.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.902)      

WUDHU BISA MEMBUKA PINTU SURGA YANG DELAPAN


WUDHU BISA MEMBUKA PINTU SURGA YANG DELAPAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika akan melakukan shalat fardhu, shalat sunnah bahkan shalat jenazah kita wajib dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil. Hadats besar dihilangkan dengan mandi besar sedangkan hadats kecil dihilangkan dengan berwudhu.

Ketahuilah bahwa meskipun bukan karena segera mau melakukan shalat, ternyata sangatlah banyak orang orang shalih yang selalu menjaga dirinya dari hadats kecil. Ketika wudhunya batal lalu mereka segera berwudhu lagi.

Bahkan sebelum tidur sangat banyak pula saudara saudara kita yang sengaja dan membiasakan dirinya  berwudhu karena memang disyariatkan meskipun tak wajib. Dalam satu hadits dari al Bara’ bin “Azib, dia berkata, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ

Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu.  (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim)

Ketahuilah bahwa ketika seseorang menyempurnakan wudhunya lalu berdoa setelahnya maka akan dibukakan pintu surga yang delapan baginya dan dia boleh masuk dari pintu yang dipilihnya.

Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُسْبِغُ الْوَضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ: أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ

Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian mengucapkan : Asyhadu an laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu. (Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah), kecuali Allah akan bukakan untuknya delapan pintu surga yang bisa dia masuki dari pintu mana saja yang dia suka. (H.R Imam Muslim dan yang selainnya).

Selanjutnya, dalam riwayat at Tirmidzi ada tambahan  doa setelah berwudhu  yang juga shahih :

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ المُتَطَهِّرِينَ

Ya Allah jadikanlah aku termasuk hamba hamba-Mu yang  bertaubat dan mensucikan diri (H.R at Tirmizi dan Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Nah, dengan bersandar kepada dua hadits diatas maka  lengkapnya doa setelah wudhu adalah : 

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

“Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu. Allahumma ja’alnii minat tauwaabiin wa ja’alnii minal mutathahhiriin”. (Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah jadikanlah aku termasuk hamba hamba-Mu yang  bertaubat dan mensucikan diri).

Oleh karena itu maka seorang hamba hendaklah senantiasa menyempurnakan wudhunya dan JANGAN LUPA MEMBACA DOA SESUDAH WUDHU sebagaimana yang disyariatkan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.901)