Minggu, 11 Agustus 2019

MENGUJI KEIKHLASAN DIRI SENDIRI


MENGUJI KEIKHLASAN DIRI SENDIRI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Tak ada khilaf,  para ulama sepakat bahwa salah satu syarat diterimanya ibadah seorang hamba adalah ikhlas karena Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Pada hal mereka hanya diperintahkan menyembah Allah DENGAN IKHLAS mentaati-Nya semata mata karena (menjalankan) agama dan juga agar melaksanakan shalat  dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar). Q.S al Baiyinah 5.

Oleh karena itu sangatlah baik jika seseorang senantiasa melakukan instrospeksi diri seberapa keikhlasannya dalam beribadah ataupun melakukan kebaikan.  Mungkin beberapa hal  berikut ini bisa dijadikan pertimbangan dalam menguji keikhlasan sendiri.

Pertama : Ketika engkau memberi sesuatu yang bermanfaat kepada orang lain baik itu berupa ilmu atau materi tapi tak pernah dibalas. Bahkan ucapan terima kasih pun tidak ada. Lalu engkau kecewa berat dan berniat untuk tidak memberi lagi ?.

Kedua : Ketika ada pengumuman nama penyumbang di satu madrasah namamu tidak disebutkan karena panitia lupa. Pada hal engkau telah menyumbang dalam jumlah yang lumayan banyak. Lalu anda kecewa berat dan berniat tidak akan menyumbang lagi ?.

Ketiga : Ketika engkau mengadakan acara syukuran atau walimahan di rumah mengundang banyak tetangga. Ternyata sangat sedikit yang datang yaitu jauh dari yang engkau harapkan. Lalu anda kecewa berat dan menyesali bahkan menyebut nyebut setiap orang yang tidak datang ?.

Keempat : Ketika engkau diminta menjadi pembicara ataupun tausiyah di satu forum ternyata pembawa acara tak mengumumkan gelar dan latar belakang pendidikan pengalamanmu. Pada hal engkau memiliki penglaman yang banyak dan gelar akademi yang banyak pula. Lalu engkau kecewa berat dan merasa menyesal hadir di forum seperti itu ?.

Nah, ketika engkau kecewa berat dalam keadaan yang demikian maka tentu ada baiknya untuk memperbaiki dan meluruskan niat. Segera lakukan muhasabah atau introspeksi diri.

Ketahuilah bahwa TIDAK ADA CARA TERBAIK dalam melakukan amal shalih ataupun dalam melakukan kebaikan umumnya kecuali dengan meluruskan niat yaitu IKHLAS DAN MENCARI RIDHA ALLAH SAJA. Dengan begitu barulah ada nilai disisi Allah Ta’ala.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  telah mengingatkan bahwa seseorang itu akan mendapatkan bagiannya sesuai dengan apa yang diniatkannya yaitu sebagaimana sabda beliau dalam satu hadits yang sangat kita kenal :

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya Sesungguhnya setiap orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Oleh karena itu maka seorang hamba selalu menjaga niatnya sebelum melakukan kebaikan, sedang melakukan  kebaikan dan setelah melakukan kebaikan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.722).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar