Minggu, 31 Juli 2022

DOA BERLINDUNG DARI PERBUATAN BURUK

 

DOA BERLINDUNG DARI PERBUATAN BURUK

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh tak ada diantara kita yang terbebas dari perbuatan buruk yang bisa mendatangkan dosa. Oleh karena itu kita senantiasa dan terus menerus berusaha dan  bermohon kepada Allah Ta'ala terlindung dari perbuatan buruk.

Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam kepada orang orang beriman adalah sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Farwah bin Naufal, ia berkata, aku bertanya kepada Aisyah radhiyallahu 'anha tentang apa doa yang biasanya dipanjatkan Rasulullah Salallahu'alaihi Wasallam kepada Allah Ta'ala. Lalu Aisyah radhiyallahu 'anha menjawab : Adalah Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam berdoa dengan doa : 

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ وَمِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang aku lakukan dan dari keburukan apa yang belum aku lakukan. (H.R Imam Muslim, dari Aisyah).

Imam an Nawawi berkata : Adalah Nabi Sallallahu 'alaihi Wasallam meminta perlindungan kepada Allah Ta'ala dari keburukan apa yang beliau  perbuat, yang mana itu bisa saja menyebab siksa di dunia dan di akhirat meskipun tanpa beliau sengaja.

Namun ada pula kemungkinan makna yang lain yaitu bahwa itu adalah pengajaran Nabi Salallahu 'alaihi Wasallam untuk umat beliau agar mereka berdoa dengan doa ini. Kesimpulannya, dalam doa ini termuat permohonan perlindungan kepada Allah Ta’ala dari semua keburukan dunia dan akhirat, yang dilakukan seseorang ataupun orang lain, yang mengundang siksa Allah di dunia dan di akhirat, meskipun hal itu tidak dimaksudkan.

Oleh karena teruslah bersemangat wahai hamba hamba Allah untuk membaca doa yang agung ini. Dan jadikanlah itu di antara  doa doa yang engkau panjatkan sebagai wujud meneladani Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam. (Lihat  Syarah Shahih Muslim).

Ketahuilah bahwa ini adalah pengajaran dari Nabi Sallahu 'alaihi Wasallam kepada umat beliau agar mencontoh dan meneladani Nabi Salallahu 'alaihi Wasallam, karena amal eliau yang lalu dan ang akan datang semuanya adalah baik, tak ada buruknya. Dan semua amalan yang beliau ketahui yang lalu dan yang akan datang  maka beliau dimudahkan dan diberi taufik untuk melakukan yang baik baik. Beliau terjaga dari buruknya amal. (Tuhfah adz Dzakirin).

Sungguh ini adalah doa yang sangat baik untuk diamalkan karena doa ini diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam. Doa ini bisa juga dibaca diberbagai waktu dan kesempatan termasuk ketika sujud dalam shalat dan juga setelah tahyat akhir sebelum salam.

Sebagai penutup, dinukil satu hadits tentang doa, sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam : 

  الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ

Doa adalah ibadah. (H.R at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Semoga Allah Ta'ala mengabulkan semua doa doa orang orang beriman. Wallahu A'lam. (2.686).

 

       

 

 

 

 

 

 

  

Sabtu, 30 Juli 2022

BERWUDHU SEBELUM TIDUR DITEMANI DAN DIDOAKAN MALAIKAT

 

BERWUDHU SEBELUM TIDUR DITEMANI DAN DIDOAKAN MALAIKAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa salah satu amalan yang diajarkan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam Salallahu 'alaihi Wasallam adalah berwudhu sebelum tidur. Dari al Bara’ bin ‘Azib, dia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ

Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu.  (H.R Imam Bukhari dan Imaipm Muslim).

Ketahuilah bahwa segala sesuatu yang diajarkan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam kepada umatnya pastilah di situ ada  kebaikan yang banyak bahkan berlimpah. Kebaikan di dunia dan terutama sekali kebaikan di akhirat kelak. Sungguh beliau berkata dan berbuat adalah berdasarkan wahyu. Allah Ta'ala berfirman :

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ  إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌ يُوحَىٰ

Tidaklah yang diucapkannya itu menurut keinginan hawa nafsunya. Tidak lain adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) Q.S an Najm 3-4).

Perkara berwudhu sebelum tidur memiliki banyak keutamaan, diantaranya akan ditemani dan didoakan malaikat yaitu sebagaimana hadits dari  Abdullah bin Umar radliyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

مَنْ بَاتَ طَاهِرًا، بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلَانٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا

Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka MALAIKAT AKAN BERSAMANYA di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga MALAIKAT BERDOA : Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena (dia) tidur dalam keadaan suci. (H.R Ibnu Hibban dinilai shahih oleh Syaikh al Albani dalam Shahih at Targhib wat Tarhib).

Kita mengetahui bahwa di zaman ini,  untuk berwudhu sebelum tidur tidaklah merupakan sesuatu yang terlalu sulit untuk dilakukan oleh seseorang tetapi mendatangkan kebaikan yang banyak. Oleh karena itu hamba hamba Allah berusahalah mengamalkannya. Sungguh ini adalah juga bagian dari upaya menghidupkan sunnah. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

 من أحيا سنتي فقد أحبني ومن أحبني كان معي في الجنة .

Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku maka dia telah mencintaiku. Barangsiapa mencintaiku maka dia akan bersamaku di surga. (H.R at Tirmidzi).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.685)

 

 

 

  

 

JANGAN MENYAKITI SAUDARA SESAMA ORANG BERIMAN

 

JANGAN MENYAKITI SAUDARA SESAMA ORANG BERIMAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta'ala telah mengingatkan bahwa orang orang beriman itu bersaudara yaitu sebagaimana firman-Nya :


إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Sesungguhnya orang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. (Q.S al Hujurat 10).

Syaikh as Sa’di berkata : “Sesungguhnya orang beriman itu bersaudara”. Ini adalah perjanjian yang ditunaikan Allah Ta’ala di antara sesama orang beriman. Siapapun orangnya yang berada di belahan timur  bumi ataupun barat yang beriman kepada Allah Ta’ala, Malaikat, kitab kitab, rasul rasul-Nya serta beriman kepada Hari Akhir maka dia adalah saudara orang yang beriman lainnya.

Persaudaraan yang mengharuskan orang orang (beriman) mencintai saudaranya sebagaimana mereka mencintai diri mereka sendiri serta tidak menyukai apapun yang mengenainya sebagaimana diri mereka sendiri tidak suka terkena hal itu.  sebagaimana disebut dalam Shahih Muslim no. 1728).  Tafsir Taisir Karimir Rahman.

Oleh karena itu maka SANGATLAH TERCELA  dan mendatangkan dosa yang nyata jika seseorang mau menyakiti saudaranya sesama orang beriman. Allah Ta'ala mengingatkan perkara ini dalam firman-Nya :

وَٱلَّذِينَ يُؤْذُونَ ٱلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ بِغَيْرِ مَا ٱكْتَسَبُوا۟ فَقَدِ ٱحْتَمَلُوا۟ بُهْتَٰنًا وَإِثْمًا مُّبِينًا

Dan orang orang YANG MENYAKITI ORANG ORANG BERIMAN laki laki dan perempuan tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (Q.S al Ahdzab 58).

Lalu apa makna menyakiti dalam perkara ini ?. Syaikh Muhammad Muhammad bin Shalih al Utsaimin menjelaskan : Kalimat menyakiti mencakup menyakiti dengan kata kata, sikap atau mengisolasinya.

Bentuk menyakiti dengan kata kata adalah dengan cara mengeluarkan kata kata (bisa juga tulisan, peny.) yang menyakiti sesamanya walaupun tidak membahayakannya. Karena jika membahayakan maka dosanya jauh lebih besar. Termasuk menyakiti oranglain adalah dengan mengganggu tempat duduknya, perjalanannya dan lainnya. (Syarah al Kaba'ir dengan diringkas).

Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan agar tidak ada yang menyakiti sesama orang muslim diantaranya dengan cara  menzhalimi, meremehkannya, menghinanya yaitu  sebagaimana sabda beliau :

قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :اَلْمُسْلِمُ أَخُوْالْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَهُنَا, اَلتَّقْوَى هَهُنَا, اَلتَّقْوَى هَهُنَا,وَيُشِيْرُ اِلَى صَدْرِهِ بِحَسْبِ امْرِئ ٍمِنَ الشَّرِّأَنْ يَحْقِرَاَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَعِرْضُهُ وَمَالُهُ.

Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam bersabda : Orang Muslim itu saudara sesama Muslim. Dia tidak menzalimi dan tidak menghinanya, dan tidak meremehkannya. Takwa itu disini, takwa itu disini, nabi sambil menunjuk ke arah dada.

Cukuplah seseorang (disebut) jahat apabila orang itu meremehkan saudaranya sesama Muslim, setiap Muslim bagi Muslim lainnya haram darahnya (tidak boleh disakiti apalagi dibunuh), haram kehormatannya (tidak boleh dihina, direndahkan), dan haram hartanya (tidak boleh dirampas) H.R Imam Muslim.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.684).

 

 

 

 

 

Jumat, 29 Juli 2022

ADA CARA UNTUK MENGHINDARI BAHAYA SIHIR

 

ADA CARA UNTUK MENGHINDARI BAHAYA SIHIR

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Melakukan sihir adalah perbuatan yang diharamkan dalam syariat Islam. Pelaku sihir bahkan bisa jatuh kepada kufur.

Lalu apa yang disebut sihir ?. Syaikh Utsaimin menjelaskan : Sihir adalah suatu perbuatan yang dilakukan tukang sihir dengan menggunakan tali tali, jampi jampi dan tiupan tiupan untuk menimpakan kecelakaan kepada orang yang dituju oleh sihirnya. (Syarah al Kaba'ir, dinukil dari Syarah Riyadush Shalihin).

Hakikatnya sihir itu dilakukan oleh tukang sihir melalui kerjasama atau dengan bantuan sepenuhnya dari syaithan. Dan memang syaithanlah yang mengajarkan sihir kepada manusia. Allah Ta'ala berfirman :

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ 

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaithan syaithan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir  tetapi syaithan syaithan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia. (Q.S al Baqarah 102).

Ketahuilah bahwa pebuatan buruk tukang sihir  untuk menimpakan kecelakaan, kesusahan, kesulitan ataupun penyakit dan yang lainnya  kepada orang orang beriman, dengan pertolongan Allah Ta'ala bisa dihambat atau dihindari.

Diantara caranya adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz. Syaikh bin Baz pernah ditanya kenapa ada manusia yang dirasuki jin atau terkena sihir. Beliau menjawab bahwa biasanya penyebabnya adalah :

(1) Lalai dari dzikrullah atau mengingat Allah.

(2) Tidak memperhatikan perihal ketaatan kepada-Nya, dan juga

(3) Lalai dari wirid wirid syar’i. 

Bila seseorang biasa membaca wirid wirid syar’i dan bacaan bacaan  yang mengandung permohonan perlindungan yang syar’i dan istiqamah diatas ketaatan maka biasanya ia akan selamat dari gangguan tersebut. Syaithan tidak punya kuasa untuk menguasai dirinya.  Namun bila ia bermaksiat kepada Allah Ta’ala ia akan mudah terkena gangguan syaithan dan godaannya. (Fatawa Nuur ‘ala ad Darb).

Oleh karena itu hamba hamba Allah  janganlah lalai dari mengingat Allah Ta'ala dalam setiap waktu dan keadaan. Dan juga  haruslah selalu memperhatikan dengan sungguh sungguh perkara ketaatannya kepada Allah Ta’ala. Dengan demikian maka  syaithan tak mampu mengganggunya baik melalui sihir maupun yang lainnya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.683).

Kamis, 28 Juli 2022

TAK BOLEH BERBURUK SANGKA KEPADA SAUDARA SESAMA MUSLIM

 

TAK BOLEH BERBURUK SANGKA KEPADA SAUDARA SESAMA MUSLIM

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Banyak orang di zaman ini suka berburuk sangka kepada saudaranya sesama muslim. Buruk sangka itu biasanya datang tersebab sesuatu yang sebenarnya mereka tidak tahu. Mereka cuma dapat info sepotong bukan gambaran keseluruhan. Ibarat melihat gambar, cuma melihat photo sekilas, belum melihat videonya.

Dengan melihat photo sekilas dan buram pula, lalu berani dan lancang mengatakan begini dan begitu tentang seseorang. Ketahuilah bahwa sifat buruk sangka ini biasanya berujung kepada fitnah dan kebohongan.

Sungguh Allah Ta'ala melarang orang orang beriman untuk berburuk sangka, sebagaimana firman-Nya :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ

Wahai orang-orang yang beriman !. Jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan) karena sebagian prasangka itu adalah dosa. (Q.S al Hujurat 12)

Al Imam Ibnu Katsir berkata : Allah melarang para hamba-hambaNya yang beriman, dari perbuatan curiga, prasangka, dan dugaan, baik kepada keluarganya, kerabat atau manusia pada umumnya jika tidak pada tempatnya. Sebab pada sebagian prasangka dan curiga itu terdapat dosa, maka jauhilah perbuatan banyak curiga sebagai pencegah dari dosa. (Tafsir Ibnu Katsir).  

Sungguh, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang umatnya untuk berprasangka buruk karena hal itu termasuk perkataan paling bohong :

إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا

Berhati-hatilah kalian dari (perbuatan) berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Syaikh Salim bin 'Ied al Hilali berkata : Hadits ini adalah peringatan untuk menjauhi sikap prasangka secara mutlak. Hadits ini juga menerangkan bahwa prasangka adalah salah satu bentuk kebohongan, bahkan ia adalah kebohongan besar. (Syarah Riyadush Shalihin).

Imam asy Syaukani menceritakan : Pernah dikisahkan bahwa ada seorang penguasa yang hendak menghukum dengan hukuman mati seorang rakyatnya karena kesalahan yang tidak seberapa. Lalu ada seorang ulama yang berusaha dan berupaya melobi penguasa agar memaafkan dan tidak menghukum mati orang itu. Akhirnya terjadilah kesepakatan bahwa hukuman mati dibatalkan dan diganti dengan hukuman cambuk. Tentu ulama ini sangat senang karena usahanya orang yang bersalah ini bisa diselamatkan.

Tapi penguasa memberi syarat bahwa hukuman beberapa kali cambukan itu harus dilaksanakan di depan orang banyak dan yang melakukan cambukan haruslah ulama tadi. Pada saat pelaksanaan cambukan orang orang mencela, mencemooh bahkan ada yang menghina ulama tadi yang telah bekerjasama dengan penguasa untuk menzhalimi manusia dengan hukuman cambuk tersebut. (Kitab Fathur Rabbani).

Berkenaan dengan kisah ini, andaikata orang orang tahu fakta dan jalan cerita yang sesungguhnya tentu mereka akan sangat berterima kasih dan mendoakan kebaikan bagi ulama itu, bukan berburuk sangka lalu mencela dan menghinanya.

 Sebagai penutup tulisan ini, dinukilkan nasehat Umar bin Khathab sebagaimana beliau berkata : Janganlah kamu curiga terhadap suatu ucapan yang terlontar dari saudaramu sesama muslim, melainkan kebaikan, selagi dirimu masih mendapatkan celah kebaikan dalam ucapan tersebut (Kitab az Zuhd, Imam Ahmad).

Ketahuilah bahwa buruk sangka adalah sesuatu yang disenangi jiwa dan menjadi kecendrungan hati kecuali bagi orang orang yang mendapat petunjuk. Wallahu A'lam. (2.682).

 

Rabu, 27 Juli 2022

HAMBA ALLAH TETAP MENJAGA KEIKHLASAN KETIKA BELAJAR ILMU

 

HAMBA ALLAH TETAP MENJAGA KEIKHLASAN KETIKA BELAJAR ILMU

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam syariat Islam yang mulia ini, belajar ilmu adalah wajib bagi setiap orang, laki laki dan perempuan. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim (laki-laki dan perempuan). H.R. Ibnu Majah.

Selain itu ketahuilah bahwa belajar ilmu  adalah satu cara yang memudahkan jalan menuju surga. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. (HR Imam Muslim, no. 2699)

Sungguh, kita menyaksikan SANGATLAH BANYAK SAUDARA SAUDARA KITA yang bersemangat belajar bahkan dengan susah payah mengatur waktu. Dan tentu kita berharap mereka semuanya SELALU MENJAGA KEIKHLASANNYA DALAM BELAJAR ILMU. Ikhlas saat akan belajar, sedang belajar dan seterusnya.

Sungguh, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan kita semua untuk menjaga keikhlasan dalam hal ini, sebagaimana sabda beliau : 

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya diharapkan dengannya wajah Allah ‘azza wa jalla, tetapi ia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan sedikit dari kenikmatan dunia maka ia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat. (H.R Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban, dari Abu Hurairah).

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Hadits dari Abu Hurairah ini berisi penjelasan tentang orang orang yang menuntut ilmu yang seharusnya dimanfaatkan untuk MENCARI KERIDHAAN ALLAH, yaitu ilmu ilmu syariat Islam, ilmu tentang al Qur an dan as Sunnah.

Jika seseorang mempelajari ilmu yang merupakan bagian dari ilmu tentang al Qur an dan as Sunnah, sedangkan orang tersebut bertujuan hanya untuk mendapatkan kemegahan dunia maka dia tidak akan mencium wangi surga. Padahal wangi surga bisa tercium dari jarak yang sangat jauh. (Syarah Riyadhis Shaalihin).

 Sungguh belajar ilmu terutama ilmu syariat adalah wajib dan selain itu, para penuntut ilmu wajib pula menjaga keikhlasan dalam belajar. Insya Allah ada manfaat bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.681)

 

BALA' DAN DOA SALING DORONG SAMPAI HARI KIAMAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu makna kata bala' dalam bahasa Arab adalah ujian atau musibah dan terasa tak menyenangkan. Semua orang ingin agar terhindar dari berbagai bala' dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Salah satu jalan agar terhindar dari bala' atau  musibah  adalah dengan  banyak berdoa.

Ketahuilah bahwa doa bermanfaat terhadap apa yang belum ataupun sudah terjadi. Bahkan bala' atau musibah yang akan terjadi akan saling dorong mendorong dengan doa yang dipanjatkan seorang hamba. Doa akan menghadang turunnya bala'. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

عن عائشة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لا يغني حذر من قدر و الدعاء ينفع مما نزل ومما لم ينزل وإن البلاء لينزل فيتلقاه الدعاء فيعتلجان إلى يوم القيامة.

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Sikap kehati-hatian tidak menahan dari takdir, dan doa bermanfaat dari apa yang terjadi (turun) ataupun yang belum terjadi (turun) dan sesungguhnya bala' benar-benar akan turun lalu dihadang oleh doa, MEREKA BERDUA (YAITU BALA' DAN DOA) SALING MENDORONG SAMPAI HARI KIAMAT. (H.R al Hakim, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Oleh karena itu, orang orang beriman setiap saat bermohon kepada Allah Ta’ala   agar diberi kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat yaitu dengan doa yang diajarkan-Nya : 

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Ya Rab kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari adzab neraka. (Q.S al Baqarah 201)

Selain itu, biasakanlah  membaca dzikir pagi dan dzikir petang karena dalam rangkaian dzikir pagi dan petang   sangatlah banyak kalimat doa atau permohonan kepada Allah Ta'ala untuk dijauhkan dari berbagai kesulitan, marabahaya, bala' ataupun musibah.

Diantara doa yang termasuk dalam rangkaian dzikir pagi dan petang  adalah :

(1) Berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim dan yang selainnya. 

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ

Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu KEBAIKAN DI HARI INI DAN KEBAIKAN SESUDAHNYA. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. 

Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur.

(2) Berdasarkan hadits riwayat Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad dan yang selainnya. 

اَللَّهُمَّ عَافِنِيٌ في بدني اَللَّهُمَّ عفني فيٌ سَمٌعِي, اَللَّهُمَّ عَفِنِيٌ فِي بَصَري, لاالهَ إلاّ أنٌتَ, أَللّهُمَّ إنِّييٌ أعوٌذُ بِكَ مِنٌ الكُفٌرِ وَالفَقٌرِ ,  وَأعوٌذُ بِكَ مِنٌ عَذَابِ القَبٌرِ , لا إِلهَ إلاَّ أنٌتَ. 

Ya Allah, SELAMATKANLAH TUBUHKU (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan).Ya Allah selamatkanlah penglihatanku. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.

(3) Berdasarkan hadits riwayat at Tirmidzi dan yang selainnya. 

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Dengan menyebut nama Allah yang dengan nama-Nya TIDAK ADA SESUATU YANG MEMBAHAYAKAN  baik di bumi maupun di langit. Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.  

(4) Berdasarkan hadits riwayat Imam Ahmad dan an Nasa’i. 

أَعُوٌذُ بِكَلِماتِ اللهِ التَّا مَّاتِ مِنٌ شرِّ مَا خَلَقَ

Aku berlindung dengan kalimat kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan sesuatu yang diciptakan-Nya.

Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah terus berdoa memohon kebaikan dan dihindarkan dari berbagai bala' atau musibah. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.680)

Selasa, 26 Juli 2022

JIKA PUNYA TETANGGA BERKELAKUAN TIDAK BAIK

 

JIKA PUNYA TETANGGA BERKELAKUAN TIDAK BAIK

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Manusia adalah makhluk yang butuh hidup berkelompok. Dengan begitu maka umumnya semua orang memilki tetangga. Sungguh beruntung orang orang yang memiliki tetangga yang baik. Bisa saling tolong menolong dalam kebaikan sebagaimana diperintahkan  Allah Ta'ala dalam firman-Nya :

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa. Dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksa-Nya. (Q.S al Maidah 2).

Namun demikian, ternyata tidaklah semua orang memiliki tetangga baik yang bisa tolong menolong dalam berbagai macam kebaikan. Ada saja kemungkinan seseorang memiliki tetangga berkelakuan buruk.

Ada seorang teman mengeluh : Saya selalu berusaha untuk berbaik baik kepada tetangga semampu saya tetapi tetangga itu tetap saja berbuat buruk terhadap saya. Terkadang mengghibah keluarga saya. Menceritakan aib saya kepada orang lain. Sering berkata kasar dan yang lainnya. Lalu apa yang bisa saya lakukan ?. Dalam hal ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan, diantaranya :

Pertama : Ketahuilah bahwa jika kita telah melakukan yang terbaik belum tentu hasilnya selalu baik. Lihatlah waktu kita masih sekolah, kita sudah berusaha belajar sebaik  mungkin menjelang ulangan tetapi hasilnya bisa saja kurang.

Lihatlah pula orang orang yang mengemudikan mobil dengan hati hati namun tidak ada jaminan untuk terbebas dari kecelakaan. Ini namanya musibah. Semua itu sudah ditetapkan Allah Ta’ala. Jadi bersabarlah menerimanya.

Kedua : Tetaplah bersabar dan teruslah berbuat baik kepadanya, termasuk mendoakannya agar Allah memberi petunjuk kepadanya. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda : 

“Ada tiga golongan yang dicintai Allah (salah satu diantaranya adalah) seseorang yang memiliki tetangga yang senantiasa menyakitinya namun dia bersabar menghadapi gangguan tersebut hingga kematian atau perpisahan memisahkan keduanya” (H.R Imam Ahmad).

Sungguh, bersabar itu memang berat tetapi mendatangkan pahala yang besar bahkan tanpa batas. Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah  yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S az  Zumar 10).

Umar bin khathab berkata: sebaik-baik kehidupan yang kami dapati adalah dengan kesabaran. (Kitab az Zuhd, Ibnul Mubarak)

Ketiga : Mendoakan kebaikan baginya.

Sangat dianjurkan mendoakan kebaikan bagi tetangga yang berkelakuan buruk. Semoga Allah mengangkat sifatnya yang buruk dan diganti dengan sifat yang baik. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : 

عَنْ أَبِيْ الدَّرْدَاءِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ، عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِينَ وَلَكَ بِـمِثْلٍ

Dari Abu ad Darda’ bahwa sesungguhnya  Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Doa  (kebaikan) seorang Muslim bagi saudaranya (sesama Muslim) di belakangnya (tanpa sepengetahuannya) adalah mustajab (dikabulkan  Allah).  Di atas kepalanya ada malaikat yang ditugaskan (dengan perintah Allah untuk urusan ini). Setiap kali dia mendoakan kebaikan bagi saudaranya, maka malaikat yang ditugaskan itu berkata : “Aamiin (Ya Allah, kabulkanlah !) dan kamu juga akan mendapatkan (kebaikan) seperti itu. (H.R Imam Muslim).

Ketiga :  Ini adalah salah satu bentuk ujian dari Allah Ta'ala.

Sungguh Allah Ta'ala akan memberi berbagai bentuk  ujian bagi hamba-hamba-Nya yaitu untuk mengukur seberapa kuat keimanan dan ketakwaannya. Allah Ta'ala berfirman :

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, KAMI TELAH BERIMAN DAN MEREKA TIDAK DIUJI ?.

Ketahuilah bahwa jika iman kita kurang kuat maka bisa bisa kita tidak mau atau kapok berbuat baik apalagi kepada tetangga yang berkelakan buruk.  Sungguh, kebaikan yang kita lakukan termasuk kebaikan terhadap tetangga  akan mendatangkan kebaikan pula bagi kita. Allah Ta'ala berfirman :

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) Q.S ar Rahmaan 60.

Oleh karena itu hamba hamba Allah tetaplah bersabar menghadapi kelakuan buruk tetangga. Tetaplah berbuat baik kepadanya dan doakan agar Allah Ta'ala memberi taufik kepadanya untuk berlaku baik. Wallahu A'lam. (2.679).

 

 

Senin, 25 Juli 2022

RUGI BESAR ORANG YANG MENGUNGKIT UNGKIT KEBAIKANNYA

 

RUGI BESAR ORANG YANG MENGUNGKIT UNGKIT KEBAIKANNYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala memerintahkan untuk berbuat baik kepada manusia. Diantaranya disebutkan dalam firman-Nya :

وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ

Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana ALLAH TELAH BERBUAT BAIK KEPADAMU. (Q.S al Qashash 77).

Sungguh Allah Ta’ala mencintai orang orang yang berbuat baik. Allah Ta’ala berfirman :

فَـَٔاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ ثَوَابَ ٱلدُّنْيَا وَحُسْنَ ثَوَابِ ٱلْءَاخِرَةِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan ALLAH MENCINTAI ORANG ORANG YANG BERBUAT BAIK.  (Q.S Ali Imran 148).

Sungguh, Allah Ta’ala akan tidak akan menyia nyiakan perbuatan baik setiap hamba sebagaimana firman-Nya :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا

Sungguh, mereka yang beriman dan beramal shalih, Kami benar benar TIDAK AKAN MENYIA NYIAKAN pahala orang yang mengerjakan perbuatan yang baik itu. (Q.S al Kahfi 30).

Bahkan Allah Ta’ala akan memberikan ganti kebaikan dengan berlipat ganda. Allah Ta'ala berfirman : 

وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ

Barangsiapa mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan kebaikan baginya. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri”.(Q.S asy Syuuraa 23). 

Selain itu, Allah Ta’ala berjanji akan memberi balasan perbuatan sebesar zarrah, sebagaimana firman-Nya :

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ     

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun niscaya dia akan  melihat (balasan) nya.

Tetapi ketahuilah wahai saudaraku yang suka berbuat baik. Sungguh Allah Ta'ala melarang hamba hamba-Nya untuk mengungkit ungkit pemberiannya. Allah Ta’ala berfirman :

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنّاً وَلا أَذىً لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S al Baqarah 262)

Allah Ta'ala mengingatkan bahwa menyebut nyebut sedekah merusak nilai pahalanya yaitu sebagaimana firman-Nya : 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ

Wahai oran orang beriman !. Janganlah KAMU MERUSAK sedekahmu dengan menyebut nyebutnya. (Q.S al Baqarah 264)

 

Diriwayatkan dari  Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

 

Tiga golongan manusia yang Allah tidak akan mengajak mereka bicara pada hari kiamat, tidak melihat mereka, tidak mensucikan dosanya dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih.

Abu Dzar berkata lagi : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulanginya sampai tiga kali. Abu Dzar berkata :  Mereka gagal dan rugi, siapakah mereka wahai Rasulullah ?. Beliau shallallahu ‘alaihi Wasallam menjawab :

 

الْمُسْبِلُ، وَالْمَنَّانُ، وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ

 

Orang yang melakukan isbal (memanjangkan sarungnya sampai melebihi mata kaki, peny.), orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian, dan orang yang (berusaha) membuat laku barang dagangan dengan sumpah palsu. (H.R Imam Muslim).

 

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

 

ثلَاَثَةٌ لَايَقْبَلُ اللهُ مِنْهُمْ صَرْفًا ، وَلَا عَدْلَا ، عَاقٌّ ، وَمَنَانٌ ، وَمُكَذِبٌ بِالْقَدَرِ  

 

Ada tiga golongan manusia yang tidak AKAN ALLAH TERIMA AMALAN WAJIB DAN AMALAN SUNNAH MEREKA yaitu orang yang durhaka kepada kedua orang tua, orang yang suka MENGUNGKIT UNGKIT KEBAIKAN dan orang yang mendustakan takdir. (H.R Ibnu Abi Ashim, sebagaimana disebut dalam al Kaba'ir).  

 

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Hal ini dikarenakan jika ada seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain. Jika dalam bentuk sedekah maka ikhlaskanlah karena Allah Ta'ala. Jika bentuknya kebaikan maka kebaikan memang adalah sesuatu yang harus dilakukan.

 

Jika demikian adanya maka ia tidak boleh menyebut nyebut sedekahnya seperti dengan mengatakan : Aku telah memberimu sesuatu !. Aku telah memberimu sebuah barang !.

 

Diucapkan secara langsung dihadapannya maupun secara tidak lansung. Contohnya ia mengatakannya dihadapan orang lain : Aku telah memberi si Fulan sebuah barang !, dengan maksud untuk menyebut nyebut pemberian atau sedekahnya. (Syarah al Kabair).

 

Ketahuilah bahwa Imam adz Dzahabi menyebutkan bahwa : MENGUNGKIT NGUNGKIT KEBAIKAN ADALAH TERMASUK DALAM SATU DOSA BESAR. (Kitab al Kaba'ir)

 

Sungguh hamba hamba Allah SANGAT DIANJURKAN UNTUK BEBUAT BAIK. Namun demikian tetap menjaga diri untuk tidak mengungkit ungkitnya sehingga terjaga keikhlasan agar kebaikan itu bernilai di sisi Allah Ta'ala. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.678).