Senin, 31 Oktober 2022

KEBIASAAN RASULULLAH TIDUR DI AWAL WAKTU

 

KEBIASAAN RASULULLAH TIDUR DI AWAL WAKTU

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, dengan kasih sayang-Nya Allah Ta'ala menjadikan waktu malam dan siang. Allah Ta'ala menjadikan waktu malam agar manusia bisa beristirahat. Allah Ta'ala menjelaskan dalam firman-Nya :

هُوَ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ لِتَسْكُنُوا۟ فِيهِ وَٱلنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَسْمَعُونَ

Dialah yang menjadikan malam bagimu agar kamu beristirahat padanya dan menjadikan siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Q.S Yunus 67.

Dan juga Allah Ta’ala berfirman : 

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا

Dan Kami menjadikan tidurmu untuk beristirahat. (Q.S an Naba’ 9).

Tidur di awal waktu adalah salah satu kebiasaan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam jika beliau tidak ada urusan yang penting. Satu hadits  dari Abu Barzah menyebutkan :  

أنَّ رسولَ الله – صلى الله عليه وسلم – كان يكرهُ النَّومَ قَبْلَ العِشَاءِ والحَديثَ بَعْدَهَا

Bahwasanya Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam tidak suka tidur sebelum shalat Isya dan berbincang bincang sesudahnya (H.R Imam Bukhari dan Muslim).

Sungguh, tidur di awal waktu dan tidak begadang adalah teladan dari Rasulullah  Salallahu 'alaihi Wasallam dan sangat baik untuk kita ikuti.  Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam adalah tauladan yang baik bagi kita dalam menjalani syariat Islam ini. Keteladanan beliau dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya :

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. (Q.S al Ahzab 21).

Secara zhahir hadits diatas tidak menjelaskan keutamaan bersegera tidur setelah shalat isya dan tidak begadang setelahnya. Tetapi ketahuilah bahwa jika Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam melakukan atau mengajarkan  sesuatu PASTI ADA HIKMAH DAN KEBAIKAN PADANYA, meskipun kita tidak mengetahuinya. Tetapi kalau bersegera tidur juga bersegera bisa bangun di sepertiga malam untuk qiyamul lail. Insya Allah.

Oleh karena itu sangatlah baik jika kita meneladani kebiasaan beliau. Ketahuilah bahwa ini adalah sunnah yang dianjurkan untuk dihidupkan dan diamalkan. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  bersabda :

 من أحيا سنتي فقد أحبني ومن أحبني كان معي في الجنة .

Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku maka dia telah mencintaiku. Barangsiapa mencintaiku maka dia akan bersamaku di surga. (H.R at Tirmidzi).

Saudaraku, pada kesempatan ini penyusun menukil satu nasehat dari pakar kesehatan di negeri kita  tentang tidur di malam hari. Dokter Tifauzia Tyassuma, M.Sc memberi nasehat : Malam hari itu ada waktu mahkota yaitu sekitar jam 10  atau jam 11 sampai jam 01. Sebisa mungkin jangan begadang pada jam itu karena ada hormon mahkota namanya melatonin. Melatonin berfungsi untuk menjaga kecerdasan dan daya ingat.

Kalau kita tidak biasa tidur pada waktu mahkota itu maka kita akan defisit melatonin. Akibatnya nanti akan ada alzheimer, dimensia dan pikun dengan cepat. (Dari Channel dr. Tifa).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.799).  

 

 

 

 

 

MENASEHATI ANAK LEBIH UTAMA DENGAN PERBUATAN DARIPADA UCAPAN

 

MENASEHATI ANAK LEBIH UTAMA DENGAN PERBUATAN DARIPADA UCAPAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Allah Ta'ala membebankan tanggung jawab  mendidik anak paling utama adalah kepada orang tuanya.

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

Wahai orang orang yang beriman !. Peliharalah dirimu dan KELUARGAMU dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu. (Q.S at Tahrim 6).

Imam Ibnu Katsir menukil perkataan Qatadah, seorang tabi’in,  ketika menafsirkan ayat ini : Yakni, hendaklah engkau memerintahkan mereka (keluargamu)  untuk berbuat taat kepada Allah dan melarang mereka dari berbuat durhaka kepada-Nya. Dan hendaklah engkau menerapkan perintah Allah kepada mereka dan perintahkan dan bantulah mereka untuk menjalankannya. Apabila engkau melihat mereka berbuat maksiat kepada Allah, maka peringatkan dan cegahlah mereka.” (Tafsir Ibnu Katsir)

Seorang sahabat, Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma berkata : Didiklah anakmu, karena sesungguhnya engkau akan dimintai pertanggungjawaban mengenai pendidikan dan pengajaran yang telah engkau berikan kepadanya. Dan dia juga akan ditanya mengenai kebaikan dirimu kepadanya serta ketaatannya kepada dirimu. (Tuhfah al Maudud).

Ketahuilah bahwa ada banyak  cara memberi nasehat kepada anak, diantaranya adalah :

(1) Memberi nasehat dengan ucapan yaitu berupa nasehat tentang perkara baik dan buruk, tentang boleh dan tidak boleh dan yang lainnya.

(2) Memberi nasehat dengan perbuatan. Pada intinya, jika orang tua ingin anaknya berlaku baik maka orang tua harus memberi contoh untuk berlaku baik. Ingin anak selalu beribadah maka orang tua harus memperlihatkan kepada anak anaknya bahwa dia adalah seorang ahli ibadah.

Bahwa memberi nasehat kepada anak dengan ucapan sangatlah baik dan lebih baik lagi dengan contoh teladan perbuatan orang tua karena lebih berkesan. Ada satu pepatah Arab menyebutkan : Bagaimana bisa bayangan itu lurus sementara bendanya bengkok ?.

Orang bijak zaman dahulu ada yang berkata : "Tidak peduli berapa banyak nasihat yang engkau berikan kepada anakmu, dia hanya akan mengambil sedikit perkataanmu, Yang diambil banyak adalah prilaku atau perbuatanmu". Memang demikianlah realitanya, bahwa hakikatnya anak akan cenderung mencontoh kebiasaan atau tingkah laku orang tuanya dari pada sekedar nasehat berupa ucapan.

Oleh karena hendaknya sebagai orang tua tidak hanya mencukupkan dengan memberi perintah dan memberi nasihat saja kepada anaknya, namun ia juga harus bisa memberikan contoh dalam perbuatan dan tingkah lakunya sehari hari. Dalam bahasa gaul dikatakan : Jangan ngomong doang.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.798).

 

 



 

Minggu, 30 Oktober 2022

MUJRIMIN MENTERTAWAKAN DAN MENGEJEK ORANG BERIMAN

 

MUJRIMIN MENTERTAWAKAN DAN MENGEJEK ORANG BERIMAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Mujrimin adalah orang orang yang berbuat dosa (besar) termasuk orang orang kafir. Hakikatnya, mereka sangat tidak suka kepada orang orang beriman. Mereka memusuhi orang orang beriman. Sungguh hal ini semestinya membuat orang orang beriman waspada dalam berhadapan dengan mereka. Diantara sikap atau perlakuan buruk mereka kepada orang orang beriman adalah :

Pertama : Mereka mentertawakan orang beriman. Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا يَضْحَكُونَ

Sesungguhnya orang orang yang berdosa adalah mereka yang dahulu mentertawakan orang orang yang beriman. (Q.S al Muthaffifin 29).

Kedua : Mereka saling mengedipkan mata diantara mereka jika melihat orang beriman. Allah Ta'ala berfirman :

وَاِذَا مَرُّوْا بِهِمْ يَتَغَامَزُوْنَۖ

Dan apabila mereka (orang orang yang beriman) melintas dihadapan mereka, mereka saling mengedip ngedipkan mata. (Q.S al Muthaffifin 30) 

Ketiga : Mereka kembali dengan gembira karena telah mentertawakan orang beriman. Allah Ta'ala berfirman :

وَاِذَا انْقَلَبُوْٓا اِلٰٓى اَهْلِهِمُ انْقَلَبُوْا فَكِهِيْنَۖ

Dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. (Q.S al Muthaffifin 31)

Keempat : Mereka mengatakan orang beriman kaum yang sesat. Allah Ta'ala berfirman :

وَاِذَا رَاَوْهُمْ قَالُوْٓا اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَضَاۤلُّوْنَۙ

Dan apabila mereka melihat (orang orang beriman) mereka mengatakan : Sesungguhnya mereka benar benar orang orang sesat. (Q.S al Muthaffifi 32).

Tentang surat al Muthaffifin ayat 29 sampai 32, Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menjelaskan :

(1) "Orang yang berdosa", yaitu orang orang yang melakukan kejahatan seperti maksiat dan menyelisihi syariat. "Mentertawakan orang orang yang beriman", yakni untuk mengolok olok, mengejek dan melecehkan mereka.

(2) "Saling mengedipkan mata", yakni mereka saling berpandangan untuk mengejek, mengolok olok dan melecehkan orang orang beriman.

(3) "Mereka kembali dengan gembira”. Yakni merasa gembira karena telah berhasil mengolok olok dan melecehkan orang orang beriman dan mereka merasa gembira dengannya. Mereka anggap diri mereka telah berhasil mengalahkan orang orang beriman. Padahal yang terjadi sebenarnya justru kebalikannya.

(4) "Mereka mengatakan : Sesungguhnya mereka benar benar orang orang sesat". Yakni tersesat dari kebenaran, kolot, kuno, ekstrim dan julukan julukan buruk lainnya. Dan sampai sekarang masih saja ada oknum yang menjuluki orang baik baik dengan julukan kolot dan kuno. Masih saja ada oknum yang menjuluki orang yang istiqamah dengan julukan ekstrim dan fundamentalis.

Kemudian Allah Ta'ala berfirman :

فَالْيَوْمَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُوْنَۙ

Maka pada hari ini, orang orang beriman yang mentertawakan orang orang kafir. (Q.S al Muthaffifin 34).

Yakni pada hari Kiamat, orang orang beriman akan mentertawakan orang orang kafir. Demi Allah, inila tawa yang tiada lagi tangisan sesudahnya. Adapun tawa kaum mujrimin di dunia akan berakhir dengan tangisan, kesedihan dan penyesalan. (Lihat Tafsir Juz 'Amma).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.797).

JANGAN SEKALI KALI MENGATAKAN DIRIMU SUCI

 

JANGAN SEKALI KALI MENGATAKAN DIRIMU SUCI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Tentulah SANGAT BAIK DAN SUNGGUH BERMANFAAT ketika seorang hamba Allah senantiasa banyak beribadah dan menjauhi dosa dan maksiat. Tetapi  ketahuilah bahwa hamba hamba Allah yang telah banyak beribadah dan juga menjauhi dosa, hendaklah tetap merasa dirinya masih banyak kekurangan. Merasa diri banyak kekurangan adalah salah satu motivator untuk terus terus bersemangat dan istiqamah dalam melakukan kebaikan yang disyariatkan.

Selain itu, Allah Ta'ala mengingatkan agar seorang hamba  janganlah sekali kali merasa dirinya suci, sebagaimana firman-Nya :

فَلَا تُزَكُّوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ ٱتَّقَىٰٓ

Maka janganlah menganggap DIRIMU SUCI. Dialah Yang paling mengetahui tentang orang yang  bertakwa. (Q.S an Najm 32).

Syaikh as Sa'di berkata : (Kamu mengatakan dirimu suci). Maksudnya kalian menceritakan kesucian diri kalian kepada orang lain dengan maksud untuk memuji diri sendiri di hadapan mereka. (Dialah Yang paling mengetahui tentang orang  yang bertakwa). Karena takwa itu tempatnya di hati dan hanya Allah Ta'ala yang mengetahuinya. Dan Dia membalas kebaikan kebaikan dan ketakwaan yang ada dalam hati. (Tafsir Tasir Karimir Rahman).

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam juga melarang umatnya merasa dirinya suci. Beliau bersabda :

لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُمْ

Janganlah kalian merasa diri kalian suci, Allah lebih tahu akan orang-orang yang berbuat baik diantara kalian. (H R Imam Muslim).

Tetapi ketahuilah bahwa hamba hamba Allah MESTILAH SEKUATNYA melakukan segala sesuatu untuk bisa mensucikan diri atau jiwanya agar menjadi orang yang beruntung. Allah Ta'ala berfirman :

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا

Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. (Q.S asy Syams 9).

Syaikh as Sa'di berkata : (Mensucikan jiwa itu), maknanya : Menyucikan dirinya dari berbagai dosa, membersihkannya dari berbagai aib dan meningkatkannya dengam ketaatan dan ilmu yang bermanfaat serta amal shalih. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin menjelaskan : قَدْ أَفْلَحَ  maksudnya : Akan beruntung mendapatkan apa yang dicita citakannya dan selamat dari apa yang ditakutinya. Firman Allah : مَنْ زَكَّاهَا   maksudnya : Orang yang mensucikan dirinya. Adapun maksud mensucikan diri di sini yaitu dia ensucikan dirinya dengan cara mensucikan jiwanya dari perbuatan kemusyrikan dan kemaksiatan sehingga jiwanya benar benar suci dan bersih dari dosa.

Kemudian Allah Ta'ala berfirman :

وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Q.S asy Syams 10)

Yakni, orang yang menjerumuskan diri sendiri kedalam kebinasaan dan kemaksiatan. Oleh karena itu untuk selamat dari hal yang satu ini maka setiap orang harus banyak berdoa kepada Allah Ta'ala agar tetap tegar dalam ketaatan. Tegar diatas perkataan yang haq di dalam kehidupan. Hendaklah engkau selalu memohon istiqamah, ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. (Tafsir Juz 'Amma).

Insya Allah ada mafaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.796)  

Sabtu, 29 Oktober 2022

AMAL SHALIH SAHABAT TERBAIK DI DUNIA DAN SETELAH WAFAT

 

AMAL SHALIH SAHABAT TERBAIK DI DUNIA DAN SETELAH WAFAT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh setiap hamba butuh SAHABAT TERBAIK yaitu  yang bisa  memberikan manfaat untuk  keselamatan hidup di dunia dan setelah wafat.  Lalu datang pertanyaan ?.  Siapa sesungguhnya sahabat yang terbaik itu ?.

Syaikh ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdul Muhsin Al Badr hafizhahullahu menjelaskan : Sesungguhnya sahabat dan teman terbaik bagi seseorang adalah amalan shalih yang dia lakukan. Tidak ada yang ikut masuk bersamanya ke dalam kuburnya kecuali sahabat yang satu ini.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :

مَثَلُ ابْنِ آدَمَ وَمَالِهِ وَعَمَلِهِ مَثَلُ رَجُلٍ لَهُ ثَلَاثَةُ أَخِلَّاءَ, قَالَ لَهُ أَحَدُهُمْ: أَنَا مَعَكَ مَا دُمْتَ حَيًّا, فَإِذَا مُتَّ فَلَسْتَ مِنِّي وَلَا أَنَا مِنْكَ, فَذَلِكَ مَالُهُ, وَقَالَ الْآخَرُ: أَنَا مَعَكَ, فَإِذَا بَلَغْتَ إِلَى قَبْرِكَ فَلَسْتَ مِنِّي وَلَسْتُ لَكَ, فَذَلِكَ وَلَدُهُ، وَقَالَ الْآخَرُ: أَنَا مَعَكَ حَيًّا وَمَيِّتًا فَذَلِكَ عَمَلُهُ

Permisalan hubungan antara anak Adam dengan harta dan amalnya sebagaimana seseorang yang memiliki tiga orang sahabat dekat. Salah satunya berkata kepadanya : Aku bersama engkau selama engkau hidup. Maka jika engkau telah wafat, engkau bukan bagian dariku dan akupun bukan bagian darimu,  itulah hartanya.

Dan yang kedua berkata : Aku bersama engkau. Maka jika engkau telah masuk ke dalam kuburmu, engkau bukan bagian dariku dan aku bukanlah milikmu lagi dan itulah anaknya. Dan yang ketiga berkata : Aku bersama engkau selama engkau hidup dan setelah matimu, itulah amalannya. (H.R Al Bazar dan Al Baihaqi)

Ibnul Qayyim rahimahullahu menukil  dari seorang yang bijak, bahwasanya beliau ditanya : Sahabat seperti apakah yang paling baik ?. Ia menjawab : AMAL SHALIH. Amalan shalih selalu berbuat baik kepada pemiliknya. Dan barangsiapa yang menyia-nyiakan amal shalihnya, dia akan sangat menyesal. (Raudhatul Muhibbin).

Ketahuilah, sungguh amal shalih adalah sahabat pembela dan akan memberikan kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat kelak. Allah Ta’ala berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang beramal saleh, laki laki atau perempuan sedangkan dia beriman, akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S an Nahal 97).

Imam Ibnu Katsir berkata : Inilah janji dari Allah Ta’ala bagi orang yang mengerjakan amal shalih, yaitu amal yang mengikuti al Qur an dan as Sunnah, baik laki laki maupun wanita yang hatinya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Amal yang diperintahkan itu telah disyariatkan dari sisi Allah, yaitu Dia akan memberinya kehidupan yang baik di dunia  dan memberikan balasan di akhirat kelak dengan balasan yang lebih baik dari pada apa yang telah dikerjakannya. (Tafsir Ibnu Katsir)

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.795)

Jumat, 28 Oktober 2022

MEMBACA AL QUR AN MENGHAMBAT PIKUN DI HARI TUA

 

MEMBACA AL QUR AN MENGHAMBAT PIKUN DI HARI TUA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika seseorang diberi anugerah umur yang panjang katakanlah 60 tahun atau lebih dari itu maka  diantaranya ada yang menghadapi gangguan pada akal. Kerja otak umumnya mulai melemah dan berujung pada sering lupa. Bahkan ada yang sampai pada keadaan pikun.

Sebagian tandanya adalah kalau berbicara tutur katanya tidak teratur, sangat sering lupa karena kekuatan ingatan berkurang dan fungsi panca indra melemah. Keadaan ini membuat keluarga tak nyaman dan tentu lebih tak nyaman lagi bagi diri yang bersangkutan.  

Para pakar kesehatan, diantaranya dr. Petra Oktavian antara lain mengatakan : Agar masyarakat lebih sadar untuk menjaga kesehatan otak. Dan salah satu cara termudah dan termurah adalah dengan (banyak) membaca dan menulis. (dari Fimela.com.Jakarta).

Dalam syariat Islam dijelaskan bahwa salah satu cara untuk menjaga kesehatan otak terutama dari kepikunan adalah sebagaimana disebutkan dalam riwayat al Hakim  tentang perkataan Ibnu Abbas : Siapa yang selalu membaca al-Quran, maka dia tidak akan pikun di usia tuanya, dimana dia tidak tahu lagi apa pun yang dulu pernah diketahuinya.

Dalam hal ini Ibnu Abbas mengutip firman Allah Ta'ala :

ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ

Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah rendahnya. (Q.S at Tiin 5)

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Kata kembali yang disebutkan Allah Ta'ala di sini maksudnya adalah bahwa   Allah Ta'ala mengembalikan manusia kepada kondisi  dan keadaan yang serendah rendahnya, sebagaimana disebut dalam ayat yang lain :

وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرْذَلِ ٱلْعُمُرِ

Dan diantara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang renta (pikun) Q.S an Nahal 70.

Syaikh juga menjelaskan : Bertambahnya umur seseorang maka dia akan berubah kepada kekuatan fisik yang lemah, kondisi yang menurun, cahaya wajah yang meredup dan kemunduran lainnya. Dia Kembali kepada keadaan yang serendah rendahnya. (Lihat Tafsir Juz 'Amma).

Syaikh Abdurrazaq Muhsin al Badr berkata : Dan salah satu nikmat Allah Ta'ala untuk orang yang rajin membaca al Qur an adalah dia tidak akan pikun, berapapun panjang umurnya. Syaikh juga menukil perkataan Imam asy Sya'bi bahwa siapa yang membaca al Qur an tidak akan mengalami kepikunan. Dan juga beliau menukil perkataan Abdul Malik bin Umair bahwa orang yang akalnya sehat  adalah pembaca al Qur an. (dari Shahih Fiqih). 

Jadi, ternyata bahwa membaca al Qur an adalah jalan untuk menghambat kepikunan. Namun demikian saudaraku, sungguh tujuan utama hamba hamba Allah banyak membaca al Qur an adalah untuk mengambil petunjuk dari al Qur an dan dalam usaha mendekatkan diri serta mencari ridha-Nya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.794)

 

 

 

Rabu, 26 Oktober 2022

RUMAH DI DUNIA DAN RUMAH DI SURGA

 

RUMAH DI DUNIA DAN RUMAH DI SURGA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika hidup di dunia semua orang butuh rumah sebagai tempat tinggal. Allah Ta’ala  berfirman : 

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا

Dan Allah menjadikan rumah rumah bagimu sebagai tempat tinggal. (Q.S an Nahal 80).

Diantara orang orang beriman banyak yang mampu memiliki rumah sendiri dan ternyata banyak pula yang punya rumah tempat tinggal dengan jalan sewa. Dan kita paham betul bahwa rumah di dunia bagaimanapun keadaannya hanya untuk sementara.

Syaikh as Sa’di, dalam menafsirkan surat an Nahal 80 tersebut diatas,  beliau berkata : Tapi itu semua hanya UNTUK SEMENTARA sampai kita diwafatkan Allah Ta’ala. (Tafsir Taisir Karimir Rahman). 

Rumah di akhirat adalah untuk selama lamanya, abadi tak pernah berakhir karena hari akhirat itu kekal. Allah berfirman :  

جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ

Balasan mereka di sisi Rabb mereka adalah surga ‘Adn yang mengalir dibawahnya sungai sungai. Mereka kekal di dalamnya selama lamanya. (Q.S al Baiyinah 8).

Tentang sifat atau keadaan rumah di surga pernah ditanyakan Abu Hurairah kepada Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam, beliau bersabda :

لبنه من فضّة لبنة من ذهب و ملاطها المسك الأذفر وحصباؤها اللّؤلؤ والياقوت وتربتها الزّعفران

Surga itu bangunannya tersusun dari bata yang terbuat dari emas dan perak. Adukan semennya adalah campuran misk al adzfar. Batu kerikilnya adalah permata dan yaqut dan pasirnya za’faran. (H.R Imam Ahmad dan at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

Ketahuilah, sungguh sangatlah banyak jalan untuk bisa membangun rumah di surga. Dua diantaranya adalah :

Pertama : Mengamalkan shalat sunnah rawatib dengan tertib.

Dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘Anha, berkata : Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ صَلَّى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ

Siapa yang shalat 12 rakaat shalat sunnah (rawatib) dalam sehari semalam niscaya dibangunkan untuknya rumah di surga. (H.R Imam Muslim).

Shalat sunnah rawatib 12 raka’at yang dimaksud adalah empat rakaat sebelum dzuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua raka’at sesudah maghrib, dua rakaat setelah ‘isya, dan dua rakaat sebelum shubuh sebagaimana yang terdapat dalam hadits Aisyah dalam Sunan at Tirmidzi dan Ibnu Majah.

Kedua : Meninggalkan perdebatan, meninggalkan dusta dan berakhlak mulia.

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam bentuk candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya. (H.R Abu Daud)

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.793)

Selasa, 25 Oktober 2022

HARTA PALING BURUK DIPEROLEH SECARA HARAM DIGUNAKAN UNTUK YANG HARAM

HARTA PALING BURUK DIPEROLEH SECARA HARAM DIGUNAKAN UNTUK YANG HARAM

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh memiliki harta yang banyak sangat digandrungi dan disenangi oleh kebanyakan manusia. Allah Ta’ala berfirman : 

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diinginkan. Yaitu wanita, anak anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik (surga). Q.S Ali Imran 14. 

Ketahuilah bahwa dalam syariat Islam TIDAK DILARANG MEMILKI HARTA YANG BANYAK. Para sahabat seperti Abu Bakar ash Shiddiq, Usman bin Affan dan Abdurrahman bin ‘Auf memiliki harta yang sangat banyak. Namun  hartanya telah memberikan kebahagian bagi hidupnya di dunia sampai ke akhirat karena diperoleh dengan cara yang halal dan dibelanjakan untuk yang halal yaitu mencari ridha Allah.

Di zaman ini kita menyaksikan sangatlah banyak manusia MEMILIKI HARTA YANG PALING BURUK DAN PALING TERCELA. Kenapa ?, karena hartanya diperoleh dengan cara yang haram dan dipergunakan atau dibelanjakan untuk yang haram pula. Harta diperoleh dengan cara MENZHALIMI MANUSIA  DAN DIPERGUNAKAN UNTUK MENZHALIMI MANUSIA PULA. Sungguh keadaan yang buruk ini akan mendatangkan murka Allah Ta'ala. Yakinlah bahwa bagi mereka ini akan datang adzab di dunia dan di akhirat pasti akan dapat adzab yang lebih berat lagi.

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan tentang harta dapat dari mana dan dibelanjakan untuk apam yaitu sebagaimana sabda beliau : 

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, TENTANG HARTANYA, DARI DIPEROLEHNYA DAN KEMANA DIBELANJAKANNYA serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya. (H.R at Timidzi, ad Daarimi dan Abu Ya’la, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

Dan juga, Imam Ibnul Qayyim al Jauziah  menjelaskan tentang harta, dapat dari mana dan dibelanjakan kemana yaitu :     

Pertama : Harta yang diraih dengan cara ketaatan kepada Allah dan dikeluarkan pada hak Allah, maka itu adalah sebaik baiknya harta.

Kedua : Harta yang diraih dengan cara maksiat kepada Allah dan dikeluarkan untuk maksiat juga kepada Allah, MAKA ITULAH SEBURUK BURUK HARTA.

Ketiga : Harta yang diraih dengan cara menyakiti orang muslim dan dikeluarkan untuk menyakiti orang muslim pula, maka itu adalah harta yang buruk pula.

Keempat : Harta yang diperoleh dengan cara yang mubah (boleh) dan sah lalu dikeluarkan untuk  kebutuhan yang juga mubah, maka itu adalah harta yang tidak dapat pahala dan tidak dapat dosa. (Fawaidul Fawaid).

Oleh karena itu maka orang orang beriman sangat berhati hati tentang HARTA YANG PALING BURUK.   Hendaklah terus menerus berhati dalam mencari  harta dan  berhati hati pula ketika membelanjakannya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.792) 

Senin, 24 Oktober 2022

SUNGGUH BANYAK JALAN UNTUK MENGHAPUS DOSA

 

SUNGGUH BANYAK JALAN UNTUK MENGHAPUS DOSA

Disusun oleh :Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa ternyata hamba hamba Allah  berbuat dosa bahkan berbuat dosa malam dan siang. Allah Ta'ala menjelaskan hal ini  dalam hadits qudsi berikut ini :

يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ 

Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di malam dan siang hari. (H.R Imam Muslim).

Tetapi, sungguh hamba hamba Allah yang tergelincir kepada dosa dan maksiat hakikatnya SANGAT INGIN untuk menghapus dosanya ketika berada di dunia. Ketahuilah bahwa ketika sudah berada di negeri akhirat maka dosa dosa yang dibawa mati juga bisa diampuni yaitu dengan dibakar di neraka. Na'udzubillah.

Dalam syariat Islam yang mulia ini, ada cara bagi yang sungguh untuk menghapus dosanya sebelum diwafatkan, diantaranya adalah :

Pertama : Terhadap DOSA DOSA KECIL kepada Allah Ta'ala.

Dosa dosa kecil kepada Allah Ta'ala bisa dihapus dengan memohon ampun. Sungguh Allah Ta’ala Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Allah Ta’ala berfirman : 

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S an Nisa’ 110).

Selain itu, bisa pula  dengan cara mengikuti perbuatan buruk  dengan perbuatan baik.  Allah Ta’ala berfirman :

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ ۚ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ

Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. PERBUATAN PERBUATAN BAIK ITU MENGHAPUS KESALAHAN KESALAHAN. Itulah peringatan bagi orang orang yang selalu mengingat (Allah). Q.S Hud 114.

Dan juga dengan melakukan amal amal shalih yaitu sebagaimana hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

الصَّلاَةُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ

Diantara shalat lima waktu, di antara Jum’at yang satu dan Jum’at berikutnya adalah penghapus dosa di antara semua itu selama tidak dilakukan dosa besar(H.R Imam Muslim).

Kedua : Terhadap dosa dosa besar kepada Allah Ta'ala.

Dosa dosa besar kepada Allah Ta'ala sangatlah banyak macamnya dan yang paling besar adalah melakukan perbuatan syirik.  Ketahuilah bahwa dosa besar hanya bisa dihapus dengan taubat nasuha. Maknanya adalah  bertaubat dengan sebenar benarnya. Taubat nashuha menjadi sah dengan memperhatikan dan melakukan syarat syaratnya.

Diantara ulama yang menjelaskan tentang syarat taubat adalah Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin. Beliau menjelaskan tentang LIMA SYARAT TAUBAT NASUHA, yaitu : (1) Ikhlas karena Allah semata. (2) Menyesali kesalahan yang telah dilakukan. (3) Berhenti atau tidak meneruskan kesalahan tersebut. (4) Berazam atau bertekad bulat untuk tidak mengulangi lagi. (5) Harus dilakukan pada saat pintu taubat masih terbuka. (Tafsir Juz 'Amma)

Ketiga : Dosa kepada manusia

Ketika seorang hamba menzhalimi saudaranya seperti menghinanya, mengghibahnya ataupun menyakitinya secara fisik dan termasuk mengambil hak secara tidak halal maka untuk menghapusnya adalah  (1) Memohon ampun kepada Allah Ta'ala dan (2) Meminta maaf kepada yang dizhlimi. Kalau terkait dengan harta maka harus dikembalikan atau minta direlakan. Berusahalah dengan sungguh agar perkara ini jangan sampai dibawa ke negeri akhirat.

Ketahuilah bahwa jika seseorang menzhalimi saudaranya di dunia maka dia bisa dituntut oleh yang dizhalimi di akhirat kelak. Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لِأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لَا يَكُونَ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham. Jika dia tidak lakukan, maka (nanti pada hari kiamat) bila dia memiliki amal shalih akan diambil darinya sebanyak kezhalimannya. Apabila dia tidak memiliki kebaikan lagi maka keburukan saudaranya yang dizhaliminya itu akan diambil lalu ditimpakan kepadanya. (H.R Imam Bukhari)

Sungguh Allah Ta'ala Maha Pengampun dan memberi banyak jalan untuk menghapus dosa. Tetapi wahai hamba hamba Allah !. Berusahalah dengan sungguh sungguh untuk memelihara diri agar tidak tergelincir kepada dosa sekecil apapun. Ketahuilah bahwa tidak mustahil  Allah Ta'ala mewafatkan kita pada saat berbuat dosa dan belum sempat memohon ampun. Wallahu A'lam. (2.791)