Selasa, 06 Agustus 2019

SUKA MEMAAFKAN MENDATANGKAN KEMULIAAN


SUKA MEMAAFKAN AKAN MENDATANGKAN KEMULIAAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika bergaul dengan orang banyak dalam masyarakat,  terkadang kita dapati ada orang orang  yang berlaku tidak menyenangkan bagi kita baik sikap maupun perkataannya. Mungkin ada yang mencela, tak menghargai, ada yang menghina ataupun mengolok olok bahkan mengghibah. Lalu apakah kita harus membalas ?. 

Dalam keadaan demikian sungguh Islam mengutamakan untuk memaafkan meskipun boleh membalas dengan setimpal atau tak berlebihan.

Cuma saja ketika ingin memaafkan, terkadang  jiwa ini akan berkata : Kamu menghinakan diri dihadapan orang yang telah menyakitimu. Ketahuilah bahwa ini merupakan tipu daya nafsu    amarah yang selalu memerintahkan berbuat buruk. Dan juga tipu daya syaithan yang selalu menghalangi manusia berbuat kebaikan. 

Sungguh sangatlah banyak keutamaan dan kebaikan yang akan diperoleh orang yang suka berlapang dada dan memaafkan. Diantaranya adalah AKAN MENDAPAT KEMULIAAN. Dari Abu Hurairah dia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Sedekah tidaklah mengurangi harta. TIDAKLAH ALLAH MENAMBAHKAN KEPADA SEORANG HAMBA SIFAT PEMAAF MELAINKAN AKAN SEMAKIN MEMULIAKAN DIRINYA. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya. (H.R Imam Muslim).

Selain itu ketahuilah bahwa  Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjanjikan rumah di surga bagi tiga golongan dan satu diantaranya adalah bagi ORANG YANG MEMAAFKAN seseorang yang berbuat buruk kepadanya yaitu sebagaimana sabda beliau : 

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُشْرَفَ لَهُ الْبُنْيَانُ ، وَتُرْفَعَ لَهُ الدَّرَجَاتُ فَلْيَعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَهُ ، وَلْيُعْطِ مَنْ حَرَمَهُ ، وَلْيَصِلْ مَنْ قَطَعَهُ

Barangsiapa yang ingin dibangunkan baginya bangunan (rumah) di surga, hendaknya ia memafkan orang yang mendzaliminya, memberi orang yang bakhil padanya dan menyambung silaturahmi kepada orang yang memutuskannya.  (H.R ath Thabrani).

Sugguh puncak keutamaan dari sikap suka memaafkan manusia adalah memperoleh ampunan Allah Ta’ala. Allah berfirman :

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. (Q.S an Nur 22).

Oleh karena orang beriman hendaklah selalu berlapang dada dan suka memaafkan kesalahan orang lain. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.714).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar