Rabu, 20 Oktober 2021

APA MAKNA SEDEKAH TAK MENGURANGI HARTA

 

APA MAKNA SEDEKAH TAK MENGURANGI HARTA

Disusun oleh : Azwir B.Chaniago

Sebagian orang  berat mengeluarkan  harta untuk berinfak atau bersedekah karena merasa akan mengurangi hartanya. Perasaan ini hakikatnya datang dari syaithan karena  syaithan selalu menakut nakuti orang beriman akan jatuh miskin sehingga terhalang untuk berinfak dan besedekah di jalan Allah.

 

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

 

Syaithan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S Al-Baqarah 268)

Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah Ta'ala : "Syaithan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan", maksudnya, dia menakut-nakuti kalian dengan kefakiran supaya kalian tetap menggenggam tangan kalian (menahan harta), sehingga tidak menginfakkanya dalam keridhaan Allah.

Dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir)” maksudnya, bersamaan dengan melarang kalian berinfak karena takut miskin, syaithan menyuruh kalian berbuat maksiat, dosa, keharaman, dan menyelisihi keridhaan Pencipta (yaitu Allah Ta’ala). Tafsir Ibnu Katsir.

Ketahuilah bahwa sungguh, sedekah tak membuat harta berkurang.  Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan hal ini dalam sabda beliau :

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

Sedekah tidaklah mengurangi harta. (H.R Imam Muslim).

Makna hadits di atas sebagaimana dijelaskan oleh al Imam Yahya bin Syarf an Nawawi rahimahullah ada dua penafsiran :

(1) Harta tersebut akan DIBERKAHI DAN AKAN DIHILANGKAN BERBAGAI DAMPAK BAHAYA PADANYA.

(2)  (Ketika harta itu berkurang) maka kekurangan harta tersebut akan DITUTUP DENGAN KEBERKAHANNYA. Ini bisa dirasakan secara indrawi dan kebiasaan.

Jadi, walaupun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim).

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah,  menerangkan hadits di atas bahwa : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengucapkan sesuatu berdasarkan hawa nafsunya semata. Beliau bersabda : “Sedekah tidaklah (mungkin) mengurangi harta”.

Kalau dilihat dari sisi jumlah, harta tersebut mungkin saja berkurang. Namun kalau kita lihat dari HAKIKAT DAN KEBERKAHAHNYA justru harta itu bertambah. Boleh jadi kita bersedekah dengan 10 riyal, lalu Allah beri ganti dengan 100 riyal. Sebagaimana firman Allah Ta’ala : 

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya. (Q.S Saba’ 39). Lihat Syarah Riyadush Shalihin.

Insya Allah ada manfaatnnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.455)

 

 

 

 

Selasa, 19 Oktober 2021

TERSISA HANYA HARTA YANG DIINFAKKAN ATAU DISEDEKAHKAN

 

TERSISA HANYA HARTA YANG DIINFAKKAN ATAU DISEDEKAHKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Banyak orang yang bersemangat mencari rizki dan harta dunia. Mencari rizki untuk memenuhi kebutuhan hidup  sangat dianjurkan dalam syariat Islam,  agar setiap orang  terhindar dari meminta minta kepada orang lain sehingga terjaga kehormatan dirinya.

Cuma saja sebagian orang di zaman ini SANGAT BERSEMANGAT dalam berusaha mencari rizki yang TERKADANG melalaikan dirinya dalam beribadah atau mungkin pula mengurangi porsi waktu untuk beribadah demi mengejar rizki berupa harta.

Ketahuilah bahwa harta yang telah didapat oleh seorang hamba hakikatnya tak  ada yang akan tersisa atau bermanfaat bagi dirinya pada saat dia meninggalkan dunia ini. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengingatkan dalam sabda beliau : 

 أَيُّكُمْ مَالُ وَارِثِهِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ مَالِهِ ؟ قَالُوْا : يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا مِنَّا أَحَدٌ إِلَّا مَالُهُ أَحَبُّ إِلَيْهِ، قَالَ : فَإِنَّ مَالَهُ مَا قَدَّمَ وَمَالَ وَارِثِهِ مَا أَخَّرَ.

Siapakah di antara kalian yang lebih mencintai harta ahli warisnya daripada hartanya sendiri ?. Mereka menjawab : Ya Rasulullah !. Tidak ada seorang pun diantara kami melainkan lebih mencintai hartanya sendiri. Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya hartanya sendiri itu ialah apa yang telah dipergunakannya (disedekahkannya) dan harta ahli warisnya ialah apa yang ditinggalkannya. (H.R Imam Bukhari)

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

مالك ما قدمت ومال وارثك ما أخرت

Hartamu adalah yang kau infakkan, adapun yang kau simpan adalah harta ahli warismu (H.R Imam Bukhari)

Dalam suatu hadits disebutkan bahwa tatkala disembelih seekor kambing kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh istri-istri beliau untuk membagikan (daging) kambing tersebut kepada orang lain. Maka setelah dibagikan (daging) kambing tersebut Nabi bertanya kepada Aisyah:

مَا بَقِيَ مِنْهَا؟ قَالَتْ مَا بَقِيَ مِنْهَا إِلَّا كَتِفُهَا قَالَ بَقِيَ كُلُّهَا غَيْرَ كَتِفِهَا

Wahai Aisyah, bagian mana dari kambing tersebut yang masih tersisa ?. Maka Aisyah berkata : Tidak ada yang tersisa kecuali hanya bagian pundak dari kambing. Maka Nabi mengatakan : Seluruh kambing tersisa kecuali pundaknya. (H.R at Tirmidzi)

Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali berkata : Maksudnya, mereka telah mensedekahkan semua bagian tubuh kambing itu kecuali bagian pundaknya saja. Oleh karena itu beliau bersabda : Semuanya masih tersisa untuk kita di akhirat kecuali pundaknya. (Bahjatun Naazhirin).

Oleh karena itu hamba hamba Allah perbanyaklah infak dan sedekah. Itulah harta dunia yang akan tersisa di akhirat kelak untuk memberatkan timbangan amal.Sungguh Allah akan mengganti semua yang diinfakkan sebagaimana firman-Nya :

 وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ  

Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang terbaik. (Q.S Saba’ 39).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.454).


 

 

Senin, 18 Oktober 2021

DISEGERAKAN SANKSI DI DUNIA JIKA ALLAH MENGHENDAKI KEBAIKAN

 

DISEGERAKAN SANKSI DI DUNIA JIKA ALLAH MENGHENDAKI KEBAIKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Manusia yang hidup di dunia terkadang mendapatkan berbagai keadaan yang tak dia suka. Bisa  terjadi  pada diri, keluarga dan hartanya. Diantaranya adalah didatangi sakit, kehilangan harta dan yang lainnya. Ketika keadaan yang terasa tidak menyenangkan itu bisa jadi sebagai sanksi atas kesalahan ataupun dosa yang diperbuatnya. Ketahuilah bahwa hal itu sebagai salah satu pertanda bahwa ALLAH MENGINGINKAN KEBAIKAN BAGINYA. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إذا أراد الله بعبده الخير عجل له العقوبة في الدنيا و إذا أراد بعبده الشر أمسك عنه بذنبه حتى يوافي به يوم القيامة

Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hamba-Nya, Allah akan segerakan sanksi untuknya di dunia. Dan apabila Allah menginginkan keburukan kepada hamba-Nya, Allah akan menahan adzab baginya akibat dosanya (di dunia), sampai Allah membalasnya (dengan sempurna) pada hari Kiamat. (H.R at Tirmidzi dan al Hakim dari Anas bin Malik)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

من يرد الله به خيرا يصب منه

Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah. (H.R Imam Bukhari)

Namun demikian, kita tidak diperkenankan  meminta untuk dipercepat sanksi  minta adzab  di dunia, karena kita belum tentu mampu bersabar menghadapinya.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik : Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjenguk seseorang dari kaum muslimin yang sakit dan  telah lemah bagaikan  anak burung. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apakah kamu berdo’a dengan sesuatu atau kamu memintanya ?. Ia berkata : Ya, aku berdoa, Ya Allah siksa yang kelak Engkau berikan kepadaku di akhirat segerakanlah untukku di dunia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :  “Subhanallah, kamu tidak akan mampu itu. Mengapa kamu tidak berkata, Ya Allah berikan kepada kami di dunia kebaikan dan di akhirat kebaikan dan peliharalah kami dari adzab Neraka. Maka orang itupun berdoa dengannya. Allah pun menyembuhkannya.” (H.R Imam Muslim).  

Oleh karena itu hamba hamba Allah ketika mendapat ujian atau cobaan atapun sesuatu yang terasa tidak menyenangkan, maka tetaplah berbaik sangka kepada Allah Ta’ala, karena bisa jadi yang demikian itu adalah SATU TANDA BAHWA ALLAH TA’ALA MENGHENDAKI KEBAIKAN.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.453)