Selasa, 20 Agustus 2019

JANGAN SALAH MEMAHAMI MAKNA MUSIBAH BESAR


JANGAN SALAH MEMAHAMI MAKNA MUSIBAH BESAR

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ketika ada yang kehilangan harta (dunia), apalagi dalam jumlah  banyak, misalnya karena ditipu, dicuri, dirampok maka hampir semua orang akan mengatakan bahwa peristiwa itu adalah musibah. Benarkah ?, iya benar. Apalagi jika harta itu  sangat diperlukan untuk membiayai kebutuhan hidupnya yang mendesak.

Kita bisa mengatakan itu musibah cuma jangan salah paham. Kejadian atau peristiwa  itu atau yang semacamnya, tidak pas KALAU DISEBUT MUSIBAH BESAR. 

Ketahuilah bahwa sebenarnya ada musibah yang sangat besar dan sering tak disadari oleh manusia yaitu musibah yang berkaitan dengan agamanya. KETIKA SESEORANG MALAS ATAU LALAI DALAM BERIBADAH DAN SULIT MENINGGALKAN MAKSIAT MAKA ITULAH MUSIBAH BESAR. Diantara contohnya adalah :

(1) Berasa berat melakukan shalat berjamaah ke masjid. Kalaupun shalat di rumah itupun sering lalai, tidak di awal waktunya pada hal kewajiban laki laki shalat fardhu di masjid. 
(2) Berasa berat untuk berinfak atau berzakat pada hal memiliki harta yang banyak bahkan berlimpah.
(3) Berasa berat untuk belajar ilmu agama apalagi hadir di majlis ilmu, padahal masih bisa mengatur waktu.
(4)  Berasa berat untuk membaca bahkan mentadaburi dan  menghafal al Qur-an lalu meninggalkannya pada hal sebelumnya bersemangat.
(5) Merasa nyaman dan tak ada rasa takut ketika melakukan keburukan, kezhaliman ataupun maksiat dan yang lainnya. 

Sungguh para  sahabat, para ulama terdahulu serta orang orang shalih merasa tidak terlalu berat menerima musibah yang berkaitan dengan dunia tetapi sangat takut dengan musibah yang menimpa agamanya seperti lalai dalam beribadah.

Perhatikanlah apa yang dikatakan Umar bin Khaththab : Tidaklah aku ditimpa suatu musibah, kecuali Allah memberikan empat kenikmatan kepadaku : (1) Musibah itu TIDAK MENIMPA AGAMAKU. (2) Musibah itu tidak lebih berat dari musibah orang lain. (3) Musibah itu tidak menghalangiku untuk ridha. (4). Musibah itu membuat aku masih mengharapkan pahala.

Ketahuilah bahwa memang semua musibah terjadi karena izin Allah, sebagaimana firman-Nya : 

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang) kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa BERIMAN KEPADA ALLAH, niscaya Allah akan MEMBERI PETUNJUK KEPADA HATINYA. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S at Taghabun 11)

Jadi kesimpulannya adalah bahwa seorang hamba hendaklah memahami dengan benar mana keadaan  yang bisa disebut dengan MUSIBAH BESAR dan patut ditangisi yaitu ketika musibah menimpa agama diantaranya lalai dalam beribadah.

Cuma disayangkan bahwa sebagian manusia di zaman ini merasa dapat musibah besar ketika terkait dengan harta dunia dan segala perhiasannya seperti pangkat dan jabatan. Wallahu A’lam. (1.733)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar