Jumat, 09 Agustus 2019

RASULULLAH MENJAMIN RUMAH DI SURGA BAGI ORANG BERIMAN


RASULULLAH MENJAMIN RUMAH DI SURGA 
BAGI ORANG BERIMAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Rasulullah salallahu ‘alaihi Wasallam betul betul sangat penyayang kepada umatnya yaitu orang orang yang beriman. Allah Ta’ala yang menjelaskan hal ini dalam firman-Nya :

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang beriman (Q.S at Taubah 128).

Bahkan beliau  akan memberikan syafaat atau pertolongan di akhirat kelak kepada orang beriman yang banyak bershalawat kepada beliau. Dari Abdullah bin  Mas’ud, bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda:

أولى الناس بي يوم القيامة أكثرهم علي صلاة ” .

Orang yang paling berhak mendapat syafaatku kelak di hari kiamat adalah orang yang paling banyak membaca shalawat untukku. (HR. At-Tirmidzi ).

Selain itu, ketahuilah bahwa diantara bukti sayangnya  Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam kepada umatnya maka beliau menjamin rumah di surga bagi umat beliau sebagaimana dua hadits berikut ini :

Pertama : Hadits dari Fadhalah bin ‘Ubaid.

Ini adalah cara paling penting dan utama untuk mendapatkan rumah di surga. Dari Fadhalah bin ‘Ubaid radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَنَا زَعِيمٌ وَالزَّعِيمُ الْحَمِيلُ لِمَنْ آمَنَ بِي وَأَسْلَمَ وَهَاجَرَ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ وَأَنَا زَعِيمٌ لِمَنْ آمَنَ بِي وَأَسْلَمَ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى غُرَفِ الْجَنَّةِ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَلَمْ يَدَعْ لِلْخَيْرِ مَطْلَبًا وَلَا مِنْ الشَّرِّ مَهْرَبًا يَمُوتُ حَيْثُ شَاءَ أَنْ يَمُوتَ

Aku menjamin orang yang beriman kepadaku, masuk islam dan berhijrah dengan sebuah rumah di pinggir surga, di tengah surga, dan surga yang paling tingggi. Aku menjamin orang yang beriman kepadaku, masuk islam dan berjihad dengan rumah di pinggir surga, di tengah surga dan di surga yang paling tinggi. Barangsiapa yang melakukan itu, maka ia tidak membiarkan satu pun kebaikan, dan ia lari dari setiap keburukan, ia pun akan meninggal, di mana saja Allah kehendaki untuk meninggal. (H.R an Nasa’i).

Kedua : Hadits dari Abu Umamah radiyallahu ‘ahu.

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam bentuk candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya. (H.R Abu Daud)

Begitu banyaknya kebaikan dari Rasulullah Salallahu Salallahu ‘alaihi Wasalam kepada kita maka wajiblah bagi kita mencintai beliau melebihi cinta kita kepada diri sendiri. Dalam sebuah hadits disebutkan :

Abdullah bin Hisyam berkata, kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau memegang tangan Umar bin Khaththab radhiyallahu ’anhu. Lalu Umar berkata : Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali terhadap diriku sendiri. Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda :
لاَ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ

Tidak, demi yang jiwaku berada di tangan-Nya. Tetapi aku harus lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri. Kemudian Umar berkata : Sekarang, demi Allah. Engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri. Kemudian Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :  Saat ini pula wahai Umar, (imanmu telah sempurna). H.R Imam Bukhari.

Ketahuilah bahwa mencintai beliau tentu bukan sekedar ucapan tetapi juga harus juga dengan perbuatan. Diantara tanda mencintai beliau adalah sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Abdulwahab at Tamimi, yaitu : 

(1) Tha’atuhu fima‘amar - Mentaati apa yang diperintahkan beliau. (2) Wa tashdiqu fima akhbar - Membenarkan berita yang dibawa beliau. (3) Wajtinaabu maa anhu nahawa zajar - Menjauhi segala apa yang dilarang beliau. (4) Wa an laayu’badalahu illa bimaa syara’a - Beribadah dengan cara yang diajarkan beliau. (Kitab Ushul Tsalatsah).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.718)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar