Sabtu, 30 Mei 2020

DAPAT NAUNGAN DI AKHIRAT JIKA HATI TERPAUT DENGAN MASJID


DAPAT NAUNGAN DI AKHIRAT JIKA HATI TERPAUT 
DENGAN MASJID

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam satu hadits dari Abu Hurairah disebutkan bahwa ada tujuh golongan yang mendapat NAUNGAN DI SISI ALLAH TA’ALA di akhirat kelak. Satu diantaranya adalah laki laki yang hatinya terpaut dengan dengan masjid. Rasululah Salallahu ‘alaihi Wassalam bersabda :

وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ

Dan seorang laki laki yang hatinya terpaut dengan masjid. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Imam Ibnu Hajar berkata : Yang dimaksud naungan di sisi Allah adalah naungan ‘Arsy Allah Ta’ala. (Fathul Bari).

Jika hati  seseorang terpaut dengan masjid, maka dia menunjukkan rasa cintanya kepada rumah Allah. Dia senantiasa mengambil banyak kesempatan untuk banyak beribadah di masjid seperti  shalat dan berdzikir  dan yang lainnya. Dan ketika keluar dari masjid hatinya sangat menginginkan untuk segera kembali lagi. Itulah diantara tanda hati seseorang terpaut dengan masjid.

Sebagai penutup tulisan ini dinukilkan satu  hadits tentang malaikat yang mendoakan orang orang yang berada di masjid.    Rasulullah Salallahu ‘alai Wasallam bersabda :

إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِي صَلَاةٍ مَا كَانَتْ الصَّلَاةُ تَحْبِسُهُ وَالْمَلَاءِكَةُ يُصَلَّونَ عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مَجْلِسِهِ الَّذِي صَلَّى فِيهِ يَقُولُونَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ مَالَمْ يُحْدِثْ فِيْهِ مَالَمْ يُؤْذِ فِيهِ

Sesungguhnya apabila salah seorang di antara kalian telah masuk ke dalam masjid maka dinilai melakukan shalat selama menunggu waktu shalat (berikutnya) tiba. Para Malaikat akan mendoakan kepada seseorang di antara kalian selama dia berada di tempat shalatnya.

Para Malaikat mendoakan : Ya Allah, ampunilah dia, sayangilah dia. Ya Allah, terimalah taubatnya. Selama dia belum berhadats (belum batal wudhu) dan tidak merusak. (H.R Ibnu Majah dan Abu Dawud). 

Oleh karena itu, hamba hamba Allah hendaklah senantiasa menyangkutkan hatinya di masjid, terpaut dengan masjid yaitu dengan senantiasa memakmurkannya. Itulah salah satu jalan untuk mendapatkan naungan Allah Ta’ala di akhirat kelak  yang tiada naungan kecuali naungan-Nya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.995)

  
 

Jumat, 29 Mei 2020

BERSAHUR TAK WAJIB TAPI ADA BERKAH PADANYA


BERSAHUR TAK WAJIB TAPI ADA BERKAH PADANYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Bersahur atau makan diwaktu sahur yaitu sebelum shubuh hakikatnya adalah bagian dari ibadah puasa orang orang beriman. Akan tetapi, ketahuilah  tak ada ulama yang mewajibkan bersahur ketika hendak berpuasa.

Diantara dalilnya adalah dari Aisyah, dia berkata :

دخل علي النبي صلى الله عليه وسلم ذات يوم فقال: «هل عندكم شيء؟» فقلنا: لا، قال: «فإني إذن صائم»

Suatu hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menemui kami, dan bertanya : Apakah kalian punya makanan ?. Kami menjawab : Tidak. Kemudian beliau bersabda : Kalau begitu, aku akan puasa. (H.R Imam Muslim, an Nasai dan at Tirmidzi).

Secara zhahir hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam pernah berpuasa dengan tidak bersahur. 

Namun demikian ketahuilah bahwa  Rasululah Salallahu ‘alaihi Wasallam  menjelaskan bahwa seseorang yang akan berpuasa hendaklah bersahur karena ada berkah padanya. Beliau bersabda :  

تسحروا فإن في السحور بركة

Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat barakah atau keberkahan. (H.R Imam Bukhari dan Imam  Muslim  dari hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)

Dan juga sebagaimana  ditunjukkan pada hadits sebagai berikut ini : Salah seorang dari sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bercerita : Aku pernah masuk (menjumpai) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, saat itu beliau sedang sahur, lalu beliau bersabda :
 
إنها بركة أعطاكم الله إياها فلا تدعوه

Sesungguhnya dia (sahur itu) barakah, yang Allah telah memberikannya untuk kalian, karena itu janganlah kalian meninggalkannya. (H.R an Nasa’i dishahihkan oleh Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i).

Lalu apa makna berkah atau barakah ?. Imam an Nawawi berkata : Asal makna keberkahan adalah kebaikan yang banyak dan terus menerus, abadi. (Syarah Shahih Muslim). 

Orang yang makan sahur mendapatkan shalawat dari Allah dan doa dari para malaikat-Nya. Dari Abu Sa’id al Khudri, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

السُّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur. (H.R Imam Ahmad,  Syaikh Syu’aib al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi).

Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah berusaha untuk bersahur. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah memberi nasehat, beliau berkata : Dan yang jelas, bahwa  bila (seseorang) mampu untuk makan (sahur), maka hal itu (lebih sesuai) dengan sunnah. (Kitabus Shiyaam).

Oleh karena itu orang orang beriman tetap berpuasa wajib dan bulan Ramadhan dan menambahnya pula dengan puasa puasa sunnah di luar Ramadhan. Semakin banyak berpuasa maka semakin banyak kesempatan bersahur dan SEMAKIN BANYAK PULA KESEMPATAN MENDAPAT BERKAH SERTA SHALAWAT DARI ALLAH TA’ALA BESERTA MALAIKAT-NYA.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.994)




Kamis, 28 Mei 2020

JIKA RIZKI BERTAMBAH PILIHAN UTAMA MENINGKATKAN SEDEKAH


JIKA RIZKI BERTAMBAH PILIHAN UTAMA ADALAH
MENINGKATKAN SEDEKAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Allah Ta’ala membagi waktu secara merata bagi setiap orang. Sehari semalam dapat jatah 24 jam tak lebih dan tak kurang. Berbeda dengan rizki terutama berupa harta. Allah Ta’ala membagi rizki kepada hamba hamba-Nya sesuai kehendak-Nya. Allah Ta’ala berfirman : 

وَٱللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِى ٱلرِّزْقِ ۚ

Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rizki. (Q.S an Nahal 71)

Allah Ta’ala berfirman : 
أَوَلَمْ يَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Dan tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki) ?. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. (Q.S az Zumar 52).

Jadi, dengan demikian bisa jadi ada orang orang  yang di satu waktu mendapat rizki lebih tapi ada pula yang mendapat rizki secukupnya saja. Ada pula yang di satu waktu dapat rizki  secukupnya tapi beberapa waktu kemudian mendapat rizki berlimpah tak terbayangkan sebelumnya.

Nah, disinilah masalahnya. Ketika seseorang pada waktu yang lama hidup dengan rizki secukupnya atau dalam bahasa yang masyhur disebut hidup pas pas-an lalu Allah buka pintu rizki yang luas baginya maka sontak ada yang berubah.

Umumnya yang pertama berubah adalah GAYA ATAU POLA HIDUP. Yang biasa belanja di warung tetangga, terkadang berhutang pula,  lalu belanja ke mal atau supermarket. Biasanya memakai motor butut lalu diganti dengan motor baru dengan tipe yang mahal bahkan membeli mobil baru pula. Rumahnya yang sangat sederhana bahkan cenderung reot lalu diganti dengan rumah baru. Tapi dalam hal ini BISA DIKATAKAN TAK ADA YANG SALAH.

YANG SALAH,  bahkan diantaranya ada yang  disebut termasuk manusia celaka yaitu ketika rizkinya bertambah maka bertambah pula maksiatnya. Hidupnya dijalani dari satu tempat maksiat ke tempat maksiat yang lain karena punya uang cukup untuk membeli dosa dan keburukan bagi dirinya. Lupa berbuat baik dan lupa berbagi buat sesama. Na’udzubillah.  

Saudaraku,  SANGAT PENTING DIINGAT adalah bahwa ketika rizki bertambah MAKA YANG PALING UTAMA DAN SANGAT DIANJURKAN UNTUK DITINGKATKAN  ADALAH  SEDEKAH dan perbuatan baik lainnya,  yaitu sebagai TANDA BERSYUKUR kepada Allah Ta’ala. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah)  ketika Rabbmu memaklumkan sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti  Kami menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya adzab-Ku amat pedih. (Q.S Ibrahim 7)

Iman Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa maksud  ayat ini adalah perintah untuk bersyukur dan diiringi dengan ancaman jika tidak bersyukur. Ancaman Allah adalah kalau tidak bersyukur maka akan diberi azab yang pedih yaitu : (1) Di dunia bisa berbentuk diambilnya nikmat tersebut atau DIAMBIL BERKAHNYA. (2) Di akhirat akan diadzab karena tidak mau bersyukur.

Ibnu Mas’ud berkata : Adapun manfaat bersyukur adalah untuk mempertahankan nikmat yang telah ada dan untuk mendapatkan tambahannya.
Maksudnya adalah jika kita bersyukur maka nikmat yang telah ada  tidak akan diambil. Kalaupun diambil akan diberikan ganti yang lebih baik. Dan nikmat yang baru sebagai tambahan akan diberikan pula, baik  jenis dan jumlahnya secara fisik  ataupun BERKAHNYA YANG AKAN DITAMBAH.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.993)