Rabu, 21 Agustus 2019

BAGAIMANA SUPAYA RIZKI BERTAMBAH JUMLAH DAN BERKAHNYA


BAGAIMANA SUPAYA RIZKI BERTAMBAH 
JUMLAH DAN  BERKAHNYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala telah menjamin rizki untuk semua makhluk-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

 وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semua dijamin Allah rizkinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata.  (Q.S Huud 6).

Orang orang beriman tentu menginginkan rizki yang banyak tetapi dia juga  ridha dengan rizki yang sedikit. Rizki yang banyak ataupun sedikit bukanlah masalah besar tetapi yang paling penting dan paling utama  diharapkan adalah RIZKI YANG BERKAH.

Lalu apa itu berkah atau barakah ?. Imam an Nawawi berkata : Asal makna keberkahan adalah kebaikan yang banyak dan abadi (Syarah Shahih Muslim). Jadi rizki yang berkah adalah rizki yang selalu ada dan bertambah serta membawa kebahagian dunia dan akhirat.

Ketika Allah Ta’ala telah memberikan rizki kepada hamba hamba-Nya maka haruslah diusahakan agar rizki itu selalu bertambah berkahnya. Diantara caranya adalah :

Pertama : Bersyukur dengan rizki yang sedikit atau banyak.

Sungguh Allah Ta’ala  telah berjanji akan menambahkan  nikmat kepada hamba hamba-Nya  yang bersyukur.  Allah berfirman : 

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah)  ketika Rabbmu memaklumkan sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti  Kami menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmatKu) maka sesungguhnya azabKu amat pedih. (Q.S Ibrahim 7)

Iman Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa maksud  ayat ini adalah perintah untuk bersyukur dan diiringi dengan ancaman jika tidak bersyukur. Ancaman Allah adalah kalau tidak bersyukur maka akan diberi azab yang pedih yaitu : (1) Didunia bisa berbentuk diambilnya nikmat tersebut atau DIAMBIL BERKAHNYA. (2) Diakhirat akan diazab karena tidak mau bersyukur.

Lalu apa makna bersyukur itu ?.  Syaikh as Sa’di berkata : Adapun makna bersyukur adalah : (1) Bahwa hati kita mengenal bahwa semua nikmat itu datang hanya dari Allah Ta’ala. (2) Menyebutnya dengan lisan dengan memuji-Nya dan (3) Menggunakan nikmat itu untuk mencari ridha-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Ibnu Mas’ud berkata : Adapun manfaat bersyukur adalah untuk mempertahankan nikmat yang telah ada dan untuk mendapatkan tambahannya.

Maksudnya adalah jika kita bersyukur maka nikmat yang telah ada pada kita tidak akan diambil. Kalaupun diambil akan diberikan ganti yang lebih baik. Dan nikmat yang baru sebagai tambahan akan diberikan pula, baik  jenis dan jumlahnya secara fisik  ataupun BERKAHNYA YANG AKAN DITAMBAH.

Kedua : Menggunakan rizki untuk ketaatan.

Salah satu bentuk syukur terhadap rizki atau nikmat yang diberikan Allah Ta’ala adalah dengan memanfaatkan atau membelanjakannya dalam ketaatan di jalan Allah. Inilah salah satu jalan untuk mendapatkan tambahan rizki baik dalam jumlah ataupun dalam keberkahan. Allah Ta’ala berfirman :

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S al Baqarah 261).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjelaskan bahwa orang yang bersedekah atau berinfak akan didoakan tambahan rizki oleh malaikat, sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُوْلُ اْلآخَرُ: اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.

Tidak satu hari pun di mana pada pagi harinya seorang hamba ada padanya melainkan dua Malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata : Ya Allah, berikanlah ganti  bagi orang yang berinfak. Dan yang lainnya berkata : Ya Allah, hancurkanlah  (harta) orang yang kikir. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Dalam riwayat lain disebutkan pula bahwa sedekah tak membuat harta berkurang Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

Sedekah tidaklah mengurangi harta. (H.R Imam Muslim).

Makna hadits di atas sebagaimana dijelaskan oleh al Imam Yahya bin Syarf an Nawawi rahimahullah ada dua penafsiran :

(1) Harta tersebut akan DIBERKAHI DAN AKAN DIHILANGKAN BERBAGAI DAMPAK BAHAYA PADANYA.

(2)  (Ketika harta itu berkurang) maka kekurangan harta tersebut akan DITUTUP DENGAN KEBERKAHANNYA. Ini bisa dirasakan secara indrawi dan kebiasaan.

Walaupun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yangamat banyak. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim).

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullah, dalam Syarah Riyadush Shalihin  menerangkan hadits di atas bahwa : Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengucapkan sesuatu berdasarkan hawa nafsunya semata. Beliau bersabda : “Sedekah tidaklah (mungkin) mengurangi harta”. Kalau dilihat dari sisi jumlah, harta tersebut mungkin saja berkurang. Namun kalau kita lihat dari HAKIKAT DAN KEBERKAHAHNYA justru harta itu bertambah. Boleh jadi kita bersedekah dengan 10 riyal, lalu Allah beri ganti dengan 100 riyal. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ

Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya. (Q.S Saba’ 39).

Jadi kesimpulannya adalah : (1) Bersyukur dengan rizki yang diberikan Allah Ta’ala, dan (2) Menggunakan  rizki untuk ketaatan dan mendekatkan diri kepada-Nya. Inilah diantara jalan untuk menambah rizki  dan juga menambah keberkahannya. Namun demikian  rizki yang berkah tentu pasti lebih utama daripada rizki yang banyak.  Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (1.734)

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar