Senin, 17 Juni 2019

SYAIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYAH SANGAT PEMAAF


SYAIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYAH SANGAT PEMAAF

Oleh : Azwir B. Chaniago

Imam Ibnu Qudamah berkata : Makna memaafkan adalah engkau mempunyai hak untuk membalas terhadap orang lain yang menzhalimi dirimu tetapi engkau melepaskan (hakmu itu), tidak menuntut qishash atau denda kepadamya (Minhajul Qashidin, Imam Ibnu Qudamah). 

Imam Raghib Ashbahani berkata : Suka memaafkan adalah bagian dari sikap santun. Orang yang santun adalah ketika dizhalimi dia bersikap santun dan ketika dia mampu membalasnya dia malah memaafkan.

Orang bijak berkata bahwa implementasi dari memaafkan itu adalah engkau senantiasa, terus menerus mengosongkan hatimu dari semua kesalahan orang lain kepadamu. Ini sebenarnya mudah dilakukan jika engkau menyadari  dan juga sangat mengharapkan maaf  dari orang yang pernah engkau zhalimi.

Ketahuilah bahwa diantara keutamaan  orang yang suka memaafkan adalah akan memperoleh kebaikan yang banyak. Allah Ta’ala berfirman :

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat buruk) maka pahalanya dari Allah. Sungguh dia tidak menyukai orang orang yang zhalim. (Q.S asy Syura 40)

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Hendaklah setiap orang memiliki sikap pemaaf. Karena Allah Ta’ala sangat menyukai orang yang memiliki sifat mulia tersebut yaitu mudah memaafkan orang lain. Lantaran itu ia diberi ganjaran. Jika dibalas dengan saling mempermalukan dan menjatuhkan pastilah perseteruan tak kunjung usai. Permusuhan akan tetap terus ada. Jika dibalas dengan diam, maka rampunglah perseteruan yang sedang berkecamuk. (Syarh Riyadush Shalihin)

Ketahuilah bahwa puncak keutamaan dari sikap suka memaafkan manusia adalah memperoleh ampunan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :
 
   وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang (Q.S an Nuur 22

Dalam perkara  memaafkan, ada baiknya kita belajar dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa  ada suatu kali seorang preman dari group al Bakr, dengan alasan yang tidak diketahui memukul Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Berita ini diketahui oleh polisi setempat lalu polisi mencari preman tadi. Si preman ini bersembunyi dengan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Setelah terdesak,  lalu preman ini datang ke rumah Ibnu Taimiyah dan minta perlindungan kepada beliau. Tolong ya Syaikh maafkan saya dan mintakan maaf saya kepada polisi. Saya memang bersalah tapi sungguh saya  takut jika dipenjarakan.

Imam Ibnu Taimiyah dengan hati lapang membawa orang ini ke kantor polisi dan meminta polisi agar memaafkan orang yang telah memukul beliau ini. (Diceritakan dalam satu kajian di Radio Roja’ 8 Juli 2012)

Itulah salah satu keutamaan Imam Ibnu Taimiyah yakni memaafkan dan berbuat baik kepada orang lain yang telah menzhalimi beliau. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.660).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar