Sabtu, 22 Juni 2019

PENGUASA HARUS PUNYA PENASEHAT YANG BERILMU DAN BERAKHLAK


PENGUASA HARUSLAH PUNYA PENASEHAT YANG
BERILMU DAN BERAKHLAK TERPUJI 

Oleh : Azwir B. Chaniago

Penguasa sebagai pemimpin dalam satu kelompok masyarakat memiliki ruang lingkup tugas yang luas dan kompleks. Oleh karena dia memang membutuhkan beberapa pendamping sebagai penasehat dalam MELASANAKAN AMANAH yang diembannya.

Kriteria dan tugas penasehat ini sebagiannya disebutkan oleh Syaikh Abdul Aziz as Sayyid Nada dalam Kitab Ensiklopedi Adab Islam : (1) Penasehat haruslah dari kalangan orang yang baik baik. (2) Mampu mengingatkan pemimpin di saat dia lupa dan membantunya di saat dia ingat. (3) Selalu mengingatkan pemimpin agar senantiasa bersikap baik dan berlaku adil. (4) Memberi nasehat dan pengarahan serta mendorongnua untuk berbuat baik dan menjaga ketakwaan. Dengan cara ini, kata Syaikh, maka semua urusan akan menjadi lurus.

Selanjutnya beliau berkata : Adapun penasehat yang buruk, tidak ada kebaikan yang dapat diharapkan darinya. Sebab mereka tidak dapat membantu untuk berbuat kebajikan. Bahkan penasehat yang buruk ini akan ikut membantu syaithan untuk mengelincirkan pemimpin.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : Tidak ada Nabi yang Allah utus dan TIDAK PULA SEORANG PEMIMPIN yang Dia angkat kecuali mereka memiliki dua jenis teman akrab yaitu teman yang menyuruhnya UNTUK BEBUAT BAIK serta selalu membantunya dalam berbuat baik. Dan teman yang menyuruhnya UNTUK BERBUAT JAHAT serta selalu mendorongnya untuk perbuatan jahat. Orang yang selamat adalah orang yang dijaga Oleh Allah. (H.R Imam Bukhari, dari Abu Sa’id).

Nah, kalau kita perhatikan sebagian penguasa atau pemimpin di akhir zaman ini ternyata ada diantara mereka yang zhalim, berlaku  curang dan  suka berbohong. Terhadap pemimpin yang suka berbohong ini sudah diingatkan oleh Rasulullah  Salallahu a’alihi Wasallam tentang hukuman buat mereka sebagaimana sabda beliau :

ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يُزَكِّيهِمْ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ شَيْخٌ زَانٍ وَمَلِكٌ كَذَّابٌ وَعَائِلٌ مُسْتَكْبِرٌ

Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia) tidak akan membersihkan mereka daripada dosa. Dan bagi mereka disiapkan siksa yang sangat pedih. (Mereka adalah ): Orang tua yang berzina, PENGUASA YANG SUKA BERBOHONG dan fakir miskin yang takabur. (H.R Imam Muslim)

SEHARUSNYA, ketika ada pemimpin yang berbohong, berlaku curang dan melakukan berbagai perbuatan zhalim maka MENJADI KEWAJIBAN PENTING bagi para penasehat atau pendampingnya untuk memberi nasehat agar berlaku baik. Cuma saja sebagian pendamping dan penasehat ini ada pula yang berkelakuan buruk, menjadi penjilat dan cari muka. Tak mau memberi nasehat meskipun itu kewajibannya.

Pada hal diantara penasehat ini umumnya adalah orang orang ahli, berpendidikan tinggi.  Bahkan ada yang memilki gelar doktor dan  professor. Yang lebih menyedihkan lagi ada diantara mereka yang ahli dibidang agama hafal ratusan hadits, hafal al Qur an 30 juz dan sering memberi tausiah diberbagai tempat.

Barangkali diantara mereka tergoda dengan perhiasan dunia yang sementara yaitu pangkat, jabatan ataupun materi.  Padahal untuk tugasnya sebagai penasehat penguasa mereka umum sudah memiliki jabatan bergengsi dan diberi gaji yang cukup besar. Wallahu A’lam.

Ketahuilah bahwa ketika penasehat penasehat ini membiarkan berlaku buruk, tak memberikan nasehat yang sepatutnya, membiarkan kebohongan yang dilakukan penguasa YAKINLAH BAHWA MEREKA TAK AKAN LEPAS dari pertanggungan jawab kepada Allah Ta’ala.

Mereka ikut menanggung dosa dari penguasa yang dibiarkannya berbuat keburukan dan kezhaliman. Seolah olah mereka telah masuk kepada perbuatan TOLONG MENOLONG dalam BERBUAT DOSA yang sangat dilarang dalam syariat Islam.
Allah Ta’ala berfirman :

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa. Dan jangan tolong menolog dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat berat siksa-Nya. (Q.S al Maidah 2).

Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa di akhir zaman akan ada pemimpin yang BERMAKSIAT KEPADA ALLAH TA’ALA melalui  kezhaliman yaitu SUKA BERBOHONG. ANEHNYA   DIIKUTI PULA OLEH SEBAGIAN ORANG ORANG YANG MENDAMPINGINYA. Beliau bersabda : 

عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ دَخَلَ وَنَحْنُ تِسْعَةٌ وَبَيْنَنَا وِسَادَةٌ مِنْ أَدَمٍ فَقَالَ إِنَّهَا سَتَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ يَكْذِبُونَ وَيَظْلِمُونَ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكِذْبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الْحَوْضَ وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَيُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَهُوَ وَارِدٌ عَلَيَّ الْحَوْضَ

Dari Ka’ab bin Ujrah ia berkata, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam pernah keluar atau masuk menemui kami, ketika itu kami berjumlah sembilan orang. Dan di antara kami ada bantal dari kulit. Baginda lalu bersabda : Sesungguhnya akan ada setelahku PARA PEMIMPIN YANG BERBOHONG DAN ZHALIM.

Barangsiapa mendatangi mereka kemudian MEMBENARKAN KEBOHONGAN MEREKA  atau MEMBANTU MEREKA DALAM KEZHALIMANNYA, maka ia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya. Serta ia tidak akan minum dari telagaku. Dan barangsiapa tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak membantu mereka dalam berbuat kezHaliman, maka ia adalah dari golonganku dan aku adalah dari golongannya. Dan kelak ia akan minum dari telagaku. (H.R Imam Ahmad)

Oleh karena itu maka seorang penguasa haruslah mengambil penasehat bukan sekedar berilmu tapi juga dari kalangan orang baik baik, berakhlak terpuji, punya hati nurani dan SIAP MEMBERI NASEHAT TERBAIK kepada penguasa untuk mencari ridha Allah. Ini termasuk jalan keselamatan buat orang orang yang menjadi penasehat penguasa.

Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (1.670).

  
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar