Selasa, 18 Juni 2019

TERIMALAH KETETAPAN ALLAH TA'ALA DENGAN SABAR


TERIMALAH KETETAPAN ALLAH TA'LA DENGAN SABAR
 
Oleh : Azwir B. Chaniago

Para ulama membagi sikap sabar dalam tiga perkara : (1) Sabar dalam melakukan ketaatan. (2) Sabar dalam menjauhi larangan, dan (3) SABAR DALAM MENERIMA KETETAPAN ALLAH TA’ALA. 

Terkadang sabar adalah sesuatu yang terasa berat. Tetapi ini adalah sikap mulia yang pahalanya tak terbatas. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah  yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S az  Zumar 10)

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Adapun kesabaran, pahalanya berlipat ganda tidak terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa ganjarannya sangat besar sekali hingga tak mungkin bagi seorang insan untuk membayangkan pahalanya karena tidak bisa dihitung dengan bilangan. Bahkan juga, pahala sabar termasuk pahala yang maklum diisi Allah tanpa bisa dibatasi. Tidak pula dapat disamakan dengan mengatakan satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat.
Kesabaran itu pahalanya tanpa batas. (Syarah Riyadush Shalihin).

Diantara tiga ranah sabar maka yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah SABAR DALAM MENERIMA KETETAPAN ALLAH TA’ALA. 

Sungguh Allah Ta’ala  mentakdirkan bagi setiap hamba dua ketetapan dalam menjalani kehidupan yaitu : 

Pertama : Ketetapan Allah yang sesuai dengan keinginan manusia. Diantaranya adalah berupa keselamatan, harta yang banyak, jabatan dan pangkat serta berbagai kelezatan dunia.  Seorang hamba jangan sampai tertipu dengan keadaan ini  bersabarlah menghadapinya. Jangan lalai dan haruslah senantiasa bersabar memenuhi hak-hak Allah terhadap harta dan dirinya.

Rasulullah bersabda : “Fawallahi lalfaqra akhsya ‘alaikum walakin akhsya ‘alaikum an tubsatha ‘alaikum dun-yaa kamaa busithat ‘ala man kaana qablakum fatanaa fasuuhaa kamaa tanaafasuhaa watuhlikukum kamaa ahlakat-hum”.

Maka demi Allah bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan dari kalian. Akan tetapi aku khawatir apabila dunia telah dibentangkan bagi kalian, sebagaimana telah dibentangkan kepada umat-umat sebelum kalian. Mereka berlomba-lomba sebagaimana kalian juga berlomba-lomba mengejarnya, yang menyebabkan kalian binasa sebagaimana mereka binasa.  (H.R  Imam at Tirmidzi dengan sanad hasan).

Hendaklah setiap hamba bersabar dengan ketetapan Allah berupa kenikmatan  yaitu sabar yang  diikuti rasa syukur.

Kedua : Ketetapan Allah  berupa cobaan, musibah atau sesuatu yang tidak dikehendaki. Ini adalah sunatullah yang selalu ada pada kehidupan seorang hamba.
Sungguh musibah dan cobaan yang menimpa manusia adalah ketetapan Allah yang tidak bisa ditolak. Bersabar dan terimalah ketetapan ini dengan hati lapang  agar derita musibah tidak bertambah berat.

Allah Ta’ala dalam banyak ayat al Qur’an telah mengingatkan kita tentang ujian dan cobaan yang pasti akan menimpa setiap manusia. Allah Ta’ala berfirman : “… Liyabluakum ayyukum ahsanuamalaa …Supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya… (Q.S al Mulk 2).

Allah Ta’ala berfirman : 

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan ; Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi. (Q.S al Ankabut 2).
Allah Ta’ala berfirman : 

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ

Tidak ada sesuatu musibahpun menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah (Q.S ath Thaghabun 11).

Rasulullah bersabda : “Matsalul mu’minin kamatsalil zau’i, laa tazaalur riyaahu tufii-uhu walaa yazaalul mu’minu yushibuhu balaa’. “ Permisalan seorang mukmin seperti tanaman, angin akan senantiasa menerpanya. Seorang mukmin itu akan selalu ditimpa cobaan. (H.R  Imam Muslim dan Imam Tirmidzi).

Ketahuilah bahwa kehidupan seorang hamba  adalah diantara ketetapan  Allah terhadapnya. Apapun ketetapan Allah itulah yang terbaik. Allah Ta’ala berfirman :

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Tetapi boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu pada hal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah (Maha) mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216)

Sungguh ketika seseorang menerima keadaan kehidupan ini sesuai dengan yang Allah inginkan baginya maka di situlah akan hadir ketenangan bahkan kebahagian. Sebaliknya jika seseorang memaksakan diri mau menjalani hidup menurut keinginannya maka disitulah dia akan merasakan kesusahan berkepanjangan.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.661)
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar