Kamis, 27 Juni 2019

KISAH NABI MUSA DITOLONG DAN DISELEMATAKAN KARENA KETAATAN


KISAH NABI MUSA DITOLONG DAN DISELAMATKAN

KARENA KETAATAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa KUNCI KESELAMATAN PALING UTAMA ADALAH MENJAGA KETAATAN. Taat kepada Allah Ta’ala atas semua perintah-Nya dan berhenti dari segala larangan-Nya. Begitulah seharusnya sikap  orang beriman dan bertakwa. 

Prinsip dasar orang beriman, diantaranya adalah sebagaimana disebutkan dalam firman Allah  :

وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
  
Dan mereka berkata : KAMI DENGAR DAN KAMI TAAT. (Q.S al Baqarah 285).
Oleh karena itu ketika datang perintah langsung dikerjakan semampunya, dengan hati lapang untuk mencari ridha Allah. Dan ketika larangan datang orang orang beriman berhenti total darinya. Rasulullah bersabda : 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu dia berkata, Aku mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : Apa yang aku larang hendaklah kalian menjauhinya, dan apa yang aku perintahkan maka lakukanlah semampu kalian. Sesungguhnya binasanya orang-orang sebelum kalian adalah karena mereka banyak bertanya dan karena penentangan mereka terhadap para nabi mereka. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Sungguh para Nabi dan Rasul utusan Allah Ta’ala adalah orang orang yang seharusnya kita teladani dalam hal ketaatan kepada Allah Ta’ala. Ketika datang perintah Allah langsung mereka kerjakan. Tak ada yang  MEMPERTANYAKAN apalagi BERANI MENOLAK meskipun perintah itu SANGAT BERAT.

Itulah sebabnya para Nabi dan Rasul selalu mendapat kebaikan, keselamatan YANG TERKADANG DATANG DALAM BENTUK YANG SANGAT TAK TERDUGA. Perhatikanlah dua kisah tentang Nabi Musa berikut : 

Pertama : Nabi Musa diperintahkan memukulkan tongkatnya KELAUT.

Suatu saat Nabi Musa dan kaumnya sudah terkepung dan terdesak ke pinggir pantai dikejar kejar oleh Fir’aun dan bala tentaranya. Pada saat itu tak kelihatan lagi jalan untuk selamat. Lalu Allah Ta’ala  memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya kelaut sehingga laut terbelah. Allah berfirman : 

فَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ ۖ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ

Lalu Kami wahyukan kepada Musa : Pukullah laut itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan setiap belahan seperti gunung yang besar. (Q.S asy Syu’araa 63).

Ketahuilah bahwa ketika Musa diperintahkan untuk memukul laut dengan tongkatnya sungguh tidaklah Nabi Musa mempertanyakan. Misalnya bertanya  kenapa ya Allah, engkau suruh aku memukul laut dengan tongkatku apa manfaatnya ya Allah. Sungguh aku berada dalam bahaya besar.

Dan juga tidaklah  Allah memberi keterangan sebelumnya kepada Musa apa manfaat memukul laut dengan tongkatnya. Tapi Nabi Musa dalam posisi penuh ketaatan kepada Allah lalu dipukul laut itu dengan tongkatnya sehingga secara tiba tiba laut terbelah dan Nabi Musa berserta kaumnya selamat dari kezhaliman Fir’aun.

Kedua : Nabi Musa diperintah memukulkan tongkatnya ke BATU.

Pada saat kaum Nabi Musa dalam keadaan kekurang air lalu Nabi Musa memohon air untuk kaumnya kepada Allah. Lalu Allah Ta’ala memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya ke batu yaitu sebagaimana firman-Nya :

وَإِذِ اسْتَسْقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ ۖ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ ۖ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman : Pukullah batu itu dengan tongkatmu !. Maka memancarlah daripadanya dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya(masing masing). Makan dan minumlah dari rizki (yang diberikan) Allah dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi. (Q.S al Baqarah 60).

Nah, perhatikanlah bahwa pada saat diperintahkan untuk memukul batu dengan tongkatnya Nabi Musa tak mempertanyakan apalagi membantah kenapa harus memukul batu padahal dia butuh air untuk kaumnya. Sementara itu Allah juga tidak menjelaskan bahwa kalau engkau wahai Musa memukul batu dengan tongkatmu akan muncul 12 mata air.   Tetapi Nabi Musa memukul batu adalah  karena kepatuhan dan ketaatan kepada perintah Allah lalu Allah beri air yang diminta. 

Nah, selanjutnya ketahuilah Saudaraku, kenapa banyak diantara kita di zaman ini dirundung kesulitan seperti tak habis habisnya. Sering  menghadapi kehidupan yang sempit dengan berbagai masalah. Salah satunya karena banyak bertanya dan kurangnya kepatuhan kita terhadap perintah Allah Ta’ala. Kita sering berpaling, tak mau taat. Kalaupun ada ketaatan tapi jauh dari istiqamah

Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menurunkan firman-Nya sebagai   peringatan dan penjelasan tentang penyebab kehidupan yang sempit yaitu jika berpaling atau tidak mengindahkan peringatan peringatan Allah Ta’ala.
Allah berfirman :  

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku maka sungguh dia akan menjalani kehidupan yang sempit dan pada hari Kiamat (dibangkitkan) dalam keadaan buta.  (Q.S Thaha 124)

Syaikh as Sa’di berkata : Penghidupan yang sempit maksudnya adalah balasan dari Allah yang menjadikan penghidupan seseorang itu (di dunia) menjadi sempit lagi susah. Dan itu terjadi sebagai suatu siksaan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Oleh karena itu ketahuilah bahwa keselamatan seorang hamba berkaitan sangat dengan keistiqamahannya dalam menjalani ketaatan kepada Allah Ta’ala. Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (1675).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar