Minggu, 16 Juni 2019

SEBAGIAN ORANG MERASA BERAT MENGAMALKAN PUASA SUNNAH


SEBAGIAN ORANG MERASA  BERAT MENGAMALKAN
PUASA SUNNAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Allah Ta’ala telah mensyariatkan puasa wajib bagi orang orang beriman sebulan penuh di bulan Ramadhan. Allah Ta’ala befirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Wahai orang orang yang beriman !. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S al Baqarah 183)

Kemudian  Allah Ta’ala juga  mensyariatkan puasa sunnah di luar bulan Ramadhan. Jumlah dan jenis puasa sunnah sangatlah banyak. Diantaranya, puasa 6 hari di bulan Syawal, puasa Yaumul bidh, puasa Senin Kamis, puasa Nabi Dawud, puasa Arafah, puasa ‘Asyura dan yang lainnya.

Sungguh Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya telah menjelaskan keutamaan dan manfaat berpuasa bagi orang orang beriman, diantaranya adalah : 

Pertama : Mendapat perisai sebagai benteng terhadap api neraka.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  bersabda :

إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ

Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka.  (H.R Imam Ahmad).

Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah menjelaskan : Maksudnya puasa adalah penghalang antara dirinya dengan api neraka. Hal ini mencakup puasa yang wajib seperti puasa Ramadhan dan juga puasa sunnah seperti puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Senin-Kamis, puasa tiga hari setiap bulan, puasa Dzulhijjah, puasa ‘Arafah, dan puasa ‘Asyura (Lihat al Minhatu ar Rabaniyyah fii Syarhi Al-Arba’in An-Nawawiyyah).

Kedua : Dijauhkan wajahnya dari api neraka

Ketahuilah bahwa ternyata melakukan ibadah puasa adalah salah satu cara untuk terhindar dari api neraka bahkan bisa dijauhkan sejauh jauhnya dari api neraka yang dahsyat itu. Rasulullah Salallahu ‘alai Wasallam  bersabda : 

ما من عبد يصوم يوما في سبيل الله إلا باعد الله بذالك وجهه عن النار سبعين خريفا

Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh musim karena puasanya itu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Sa’id al Khudri)

Bahwa maksud sabda Rasulullah tentang 70 musim adalah perjalan 70 tahun, sebagaimana disebutkan Ibnu Hajr Ashqalani dalam Fathul Bari.

Ketiga : Mendapat syafaat dari amalan puasa.

Sungguh amalan puasa seseorang akan menjadi penolongnya di akhirat kelak yaitu sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Amalan puasa dan amalan (bacaan) al Qur an itu akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Amalan puasa akan berkata : Wahai Rabb-ku, aku telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya.

Dan amalan al Qur an  berkata pula : Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya. Beliau bersabda : Maka syafaat keduanya diperkenankan. (H.R Imam Ahmad, al Hakim dan ah Thabrani).

Ketika Allah Ta’ala melalui Rasul-nya menjanjikan banyak keutamaan maka semestinya orang orang beriman sangat bersemangat dalam melaksanakan puasa sunnah. Namun kenyataan hanya sebagian saja yang terbiasa mengamalkannya.

Ketahuilah bahwa ada beberapa cara yang bisa dilakukan agara SENANTIASA BISA MELAKUKAN PUASA SUNNAH, Diantaranya adalah :

Pertama : Ber-azzam atau berniat yang sungguh sungguh MENTAATI PERINTAH Allah dan Rasul-Nya untuk melaksanakan puasa sunnah. Jika seorang hamba bersungguh sungguh taat kepada Allah Ta’ala maka mereka akan bersama sama dengan orang orang yang diberi nikmat. yaitu sebagaimana firman-Nya :

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا

Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) maka mereka itu akan bersama sama dengan orang yang diberi nikmat oleh Allah (yaitu) para Nabi, para pencinta kebenaran, orang orang yang mati syahid dan orang orang yang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik baiknya. (Q.S an Nisa’ 69).

Diantara nikmat yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba hamba-Nya adalah merasa TAK BERAT DALAM BERIBADAH TERMASUK MELAKSANAKAN PUASA SUNNAH.

Sungguh Allah Ta’ala telah mengabarkan bahwa orang yang taat akan mendapat kemenangan sebagaimana firman-Nya :

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ

Dan barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya mereka itulah ORANG ORANG YANG MENDAPAT KEMENANGAN. (Q.S an Nuur 52).

Ketahuilah bahwa melaksanakan puasa sunnah disamping puasa wajib adalah bagian dari KETAATAN KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA sehingga orang orang beriman SUNGGUH MERASA RUGI jika tak mengamalkan sesuai kemampuannya.

Kedua : Diantara cara agar orang orang beriman senantiasa melaksanakan puasa sunnah adalah DENGAN BELAJAR ILMU. Ketika ilmu telah ada pada dirinya termasuk ilmu tentang keutamaan dan kebaikan kebaikan dalam melaksanakan puasa sunnah maka akan menjadi ringan baginya untuk mengamalkan ibadah yang di sunahkan ini. Ilmu tentang keutamaan puasa sunnah yang sudah diketahui tentulah AKAN MEMBERI MOTIVASI untuk mengamalkannya.

Ketiga : Bagi sebagian orang, mengamalkan puasa sunnah terasa berat karena tak terbiasa. Oleh karena itu pada tahap tahap awal haruslah memaksa diri untuk melakukan berbagai ketaatan. Ketika suatu ketaatan telah TERBIASA DIAMALKAN maka semua menjadi TAK TERASA BERAT insya Allah.

Melaksanakan puasa sunnah memang  terasa berat karena harus menahan makan dan minum selama lebih kurang 14 jam. Tetapi bagi orang orang yang sudah terbiasa insya Allah tak berat. 

Kesimpulannya adalah ketika seseorang : (1) Berazzam  sungguh sungguh serta ikhlas untuk mentaati apa yang disyariat. (2) Memiliki ilmu yang cukup tentang keutamaan melaksanakan amal amal shalih yang diperintahkan, dan (3) Membiasakan diri bahkan pada tahap awal MEMAKSA DIRI untuk melakukan ketaatan secara istiqamah, maka akhirnya tak berat untuk melakukan ibadah yang manapun  termasuk MENGAMALKAN PUASA PUASA SUNNAH.

Oleh karena itu mari kita pasang niat yang kuat, kita pelajari ilmunya dan kita biasakan mengamalkan ibadah  di syariatkan maka ibadah wajib dan ibadah sunnah bisa kita lakukan dengan ringan dan kontinyu. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.657).     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar