Sabtu, 29 Juni 2019

BERBEKAL SEBELUM MATI ATAU MENYESAL SETELAH MATI


BERBEKAL SEBELUM MATI ATAU MENYESAL SETELAH MATI

Oleh : Azwir B. Chaniago

Mau  berbekal sebelum mati atau mau menyesal setelah mati. Jangan salah pilih. Sungguh kematian  adalah satu keniscayaan, satu kepastian. Setiap manusia berakal sangat yakin dengan perkara mati  ini. Cuma saja di zaman ini sebagian orang seolah olah lupa atau melupakan bahwa dirinya akan mati. Mereka tak berusaha mempersiapkan bekal. Padahal Allah Ta’ala telah mengingatkan :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Wahai orang orang yang beriman. Bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Hasyr 18)

Yang lebih parah lagi adalah orang orang yang bukan sekedar tak mempersiapkan bekal berupa amal shalih bahka selalu melakukan dosa dan maksiat sebelum mati. Padahal mereka juga tahu betul bahwa semua yang mereka lakukan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Alla Ta’ala.

Oleh karena itu, orang orang beriman hendaklah senantiasa mempersiapkan bekal untuk kembali ke negeri akhirat. Diantara caranya adalah dengan BANYAK MENGINGAT KEMATIAN.

Perhatikanlah sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dari sahabat yang mulia, putra dari sahabat yang mulia, Abdullah bin Umar yang  mengabarkan : Aku sedang duduk bersama Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam tatkala datang seorang lelaki dari kalangan Anshar. Ia mengucapkan salam kepada Rasulullah, lalu bertanya : Ya Rasulullah, mukmin manakah yang paling utama ?. Beliau menjawab : Yang paling baik akhlaknya di antara mereka.

Laki laki itu bertanya lagi : Mukmin manakah yang paling cerdas ?. Beliau Salallahu ‘alaihi Wasallam  menjawab:

أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا, أُولَئِكَ أَكْيَاسٌ

Orang yang paling banyak mengingat mati dan PALING BAIK PERSIAPANNYA UNTUK KEHIDUPAN  SETELAH MATI. Mereka itulah orang-orang yang cerdas. (H.R Ibnu Majah, dihasankan Syaikh al Albani  dalam ash Shahihah no. 1384).
Dalam hadits  dari Abu Hurairah disebutkan : 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ ». يَعْنِى الْمَوْتَ.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian. (H.R at Tirmidzi)

Ad-Daqqaq berkata : Siapa yang banyak mengingat mati, ia akan dimuliakan dengan tiga perkara : (1) Bersegera untuk bertaubat. (2)  Hatinya merasa cukup.  (3) Giat dan semangat dalam beribadah. Sebaliknya, siapa yang melupakan mati ia akan dihukum dengan tiga perkara : (1) Menunda nunda taubat. (2) tidak ridha dengan perasaan cukup. (3) Malas atau lalai dalam beribadah.

Maka berpikirlah, wahai orang yang tertipu, yang merasa tidak akan dijemput kematian, tidak akan merasa sekaratnya, kepayahan, dan kepahitannya. Cukuplah kematian sebagai pengetuk hati, membuat mata menangis, memupus kelezatan dan menuntaskan angan-angan. Apakah engkau, wahai anak Adam, mau memikirkan dan membayangkan datangnya hari kematianmu dan perpindahanmu dari tempat hidupmu yang sekarang ?. (Kitab at Tadzkirah, Imam al Qurthubi).

Lalu bagaimana orang yang LALAI DAN INGKAR dengan perintah  Allah Ta’ala di dunia. Mereka akan BETUL BETUL MENYESAL dan berangan angan agar bisa kembali ke dunia setelah mati.  

Ketahuilah bahwa angan-angan atau keinginan terbesar orang yang sudah meninggal dunia adalah BISA HIDUP KEMBALI DAN MELAKSANAKAN AMAL SHALIH. Perhatikanlah firman Allah Ta’ala berikut ini :

Allah Ta’ala berfirman :

حَتَّى إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتَ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ . لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ

(Demikianlah keadaan orang orang kafir itu) Hingga apabila datang kmatian kepada seseorang dari mereka, dia berkata : Ya Rabb-ku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan. (Q.S al Mukminun 99-100)
Allah Ta’ala berfirman :

رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

(Mereka berkata), Ya Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar maka kembalikanlah kami (ke dunia) niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh kami adalah orang orang yang yakin. (Q.S as Sajdah 12)

Selain itu, diantara penyesalan orang orang yang lalai adalah ingin beribadah yang mereka sebutkan secara khusus :

Pertama : Ingin diberi tambahan umur untuk besedekah.

Seorang yang sudah meninggal dunia berangan-angan untuk hidup kembali dan mengeluarkan sedekah dan menjadi orang shaleh, sebagaimana di ceritakan oleh Allâh dalam firman-Nya :

فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

Maka lalu dia berkata (menyesali) : Ya Rabb-ku sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit waktu lagi maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang orang yang shalih. (Q.S al Munafiqun10)

Kedua : Ingin dikembalikan ke dunia  untuk bisa shalat sunat dua rakaat.

Kenapa ?. Karena dahulu  sering di sibukkan oleh urusan  dunia, sehingga sering meninggalkan shalat sunnah. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah :

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ مَرَّ بِقَبْرٍ فَقَالَ : مَنْ صَاحِبَ هَذَا الْقَبْرِ؟ فَقَالُوْا: فُلاَنُ، فَقَالَ : رَكْعَتَانِ أَحَبَّ إِلَى هَذَا مِنْ بَقِيَّةِ دُنْيَاكُمْ

Rasululluh  melewati sebuah kuburan, kemudian bertanya : Siapa penghuni kuburan ini ?. Mereka menjawab : Ini kuburan si Fulan.  Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Dua rakaat lebih dia cintai daripada dunia kalian. (Shahihut Targhib Wat Tarhib)

Oleh karena setiap hamba harus berusaha mempersiapkan bekal berupa  amal shalih yang Allah perintahkan melalui Rasul-Nya. Ingatlah bahwa orang orang yang lalai pasti akan menyesal. (Wallahu A’lam 1.676).
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar