Rabu, 05 Juni 2019

ADAKAH PUASA RAMADHAN MEMBERI MOTIVASI PUASA SUNNAH


ADAKAH PUASA RAMADHAN MEMBERI MOTIVASI
UNTUK PUASA SUNNAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala telah mewajibkan orang orang beriman untuk melakukan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Alhamdulillah kita telah melakukannya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah Ta’ala. Dan kita sangat berharap dosa doa kita yang lalu telah diampuni.

Rasulullah Salallahu’alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah).

Lalu datang pertanyaan : Adakah puasa wajib di bulan Ramadhan telah memberi motivasi atau dorongan bagi kita untuk melakukan puasa sunnah sesudah Ramadhan berlalu ?.

Kalau melihat kepada fakta, ternyata puasa Ramadhan sebulan penuh nyaris tak berbekas bagi kebanyakan  orang beriman untuk melanjutkan dengan shaum atau puasa sunnah sesudahnya.  

Lihatlah bahwa selepas Ramadhan sedikit sekali saudara saudara kita yang  melakukan puasa sunnah. Bahkan puasa 6 hari di bulan Syawal juga berat untuk dikerjakan. Bisa jadi mereka  telah mencukupkan diri dengan berpuasa Ramadhan saja. Pada hal Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya telah menjelaskan bahwa puasa Ramadhan jika diikuti dengan puasa syawal 6 hari akan mendapat pahala seolah olah berpuasa setahun penuh.

Dari Abu Ayyub Al Anshari, Rasulullah bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. (H.R Imam Muslim).

Selain itu, ketahuilah wahai saudaraku  bahwa puasa wajib di bulan Ramadhan dan puasa sunnah di bulan selainnya, sangatlah banyak jenisnya dan juga sangatlah bermanfaat serta memiliki banyak keutamaan. Diantara keutamaannya adalah :

Pertama : Mendapat perisai sebagai benteng terhadap api neraka. 

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  bersabda : 

إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ

Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka.  (H.R Imam Ahmad).

Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah menjelaskan : Maksudnya puasa adalah penghalang antara dirinya dengan api neraka. Hal ini mencakup puasa yang wajib seperti puasa Ramadhan dan juga puasa sunnah seperti puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Senin-Kamis, puasa tiga hari setiap bulan, puasa Dzulhijjah, puasa ‘Arafah, dan puasa ‘Asyura (Lihat al Minhatu ar Rabaniyyah fii Syarhi Al-Arba’in An-Nawawiyyah).

Kedua : Dijauhkan wajahnya dari api neraka

Ketahuilah bahwa ternyata melakukan ibadah puasa adalah salah satu cara untuk terhindar dari api neraka bahkan bisa dijauhkan sejauh jauhnya dari api neraka yang dahsyat itu. Rasulullah Salallahu ‘alai Wasallam  bersabda : 

ما من عبد يصوم يوما في سبيل الله إلا باعد الله بذالك وجهه عن النار سبعين خريفا

Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh tujuh puluh musim karena puasanya itu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim, dari Abu Sa’id al Khudri)

Bahwa maksud sabda Rasulullah Salallahu 'alihi Wasallam  tentang 70 musim adalah perjalanan 70 tahun, sebagaimana disebutkan Ibnu Hajr Ashqalani dalam Fathul Bari.

Ketiga : Mendapat syafaat dari amalan puasa.

Sungguh amalan puasa seseorang akan menjadi penolongnya di akhirat kelak yaitu sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Amalan puasa dan amalan (bacaan) al Qur an itu akan memberikan syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti. Amalan puasa akan berkata : Wahai Rabb-ku, aku telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat, karenanya perkenankan aku untuk memberikan syafaat kepadanya. Dan amalan al Qur an  berkata pula : Aku telah melarangnya dari tidur pada malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafaat kepadanya. Beliau bersabda : Maka syafaat keduanya diperkenankan. (H.R Imam Ahmad, al Hakim dan ah Thabrani).

Semoga hadits hadits diatas bisa memberikan motivasi bahkan dorongan yang kuat bagi orang orang beriman untuk melaksanakan puasa sunnah yang disyariatkan setelah Ramadhan. Oleh karena itu, ketika Ramadhan telah berlalu perbanyaklah puasa sunnah agar mendapat kebaikan dan keutamaan yang banyak sebagai tambahan bekal untuk kembali ke negeri akhirat.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.640).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar