Minggu, 23 Juni 2019

MERUGI BENAR ORANG YANG MENGABAIKAN AMALAN SUNNAH


MERUGI BENAR ORANG YANG MENGABAIKAN 
AMALAN SUNNAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya telah mensyariat dua bentuk amal utama bagi orang orang beriman yaitu : (1) Amalan fardhu atau wajib. (2) Amalan tidak fardhu, tidak wajib atau sunnah. Diantara contohnya adalah shalat. Ada shalat wajib dan ada shalat sunnah. Apa puasa wajib dan ada puasa sunnah. Ada infak  yang wajib yaitu zakat dan ada pula infak yang sunnah yaitu sedekah.

Ketika datang saat pelaksanaan amalan wajib maka orang orang beriman tak berani melalaikannya karena takut menanggung dosa. Takut jika dianggap melalaikan perintah wajib dari Allah Ta’ala. Takut kalau dirinya dianggap membangkang terhadap perintah Allah. Bisa bisa celaka. 

Tapi untuk amalan sunnah, yang tidak wajib maka sebagian orang tak melakukan atau merasa berat untuk melakukannya. Bisa jadi karena kurang paham TERHADAP MAKNA AMALAN SUNNAH. Kenapa, karena sebagian orang mengatakan : Amalan sunnah tak dikerjakan TAK APA APA, TAK ADA DOSA. Jadi karena tak ada dosa maka tak ada beban lalu sebagian orang mengabaikannya padahal dia mampu melakukannya.

Wahai saudaraku !. Jika amalan sunnah tak dikerjakan memang tak apa apa tak ada dosa memang begitulah aturan dalam syariat Islam. Tapi ketahuilah bahwa amalan amalan sunnah itu sangat banyak macamnya dan masing masingnya MENDATANGKAN KEBAIKAN YANG BANYAK SERTA PAHALA YANG BERLIMPAH. 

Sungguh sangat merugi orang orang yang mengabaikan amalan sunnah. Ketahuilah bahwa diantara keutamaan amalan amalan sunnah adalah :

Pertama : Mendatangkan kecintaan Allah Ta’ala

Seorang hamba haruslah berusaha mencari dan melaksanakan segala sesuatu agar  mendapatkan kecintaan Allah bagi dirinya. Sungguh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya telah menjelaskan bahwa sangatlah banyak jalan untuk mendapatkan kecintaan Allah.
Satu  diantaranya  adalah  DENGAN SENANTIASA MENGAMALKAN AMALAN AMALAN SUNNAH yaitu sebagaimana hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda : “Allah Ta’ala berfirman: Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.

Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku melindunginya.” (H.R Imam Bukhari)

Kedua : Menutup kekurangan amalan wajib

Dengan kasih sayangnya Allah Ta’ala mensyariatkan amalan sunnah disamping amalan amalan wajib. Sungguh Allah Ta’ala Maha Mengetahui bahwa amalan wajib kita sering ada kekurangannya. Lalu Allah syariatkan amalan amalan sunnah yang salah satu manfaatnya bisa menutupi amalan amalan wajib.

Perhatikanlah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan hal ini dalam  sabda beliau : 

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ

Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, lihatlah pada shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya sempurna ataukah tidak? 
Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna.

Namun JIKA DALAM SHALATNYA ADA SEDIKIT KEKURANGAN maka Allah berfirman  : Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah. Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman : Sempurnakanlah kekurangan yang  ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya. Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini. H.R  Abu Daud no. 864, Ibnu Majah no. 1426, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Hadits ini menjelaskan bahwa amalan sunnah (seperti puasa sunnah) bisa menyempurnakan kekurangan yang ada pada amalan sunnah. Oleh karena itu, jika seseorang   ingin amalan wajibnya  disempurnakan, maka perbanyaklah amalan amalan sunnah.

Namun demikian jangan salah paham, misalnya seseorang tidak berusaha melakukan ibadah wajib dengan sebaik mungkin karena bersandar  kepada ibadah sunnah yang akan melengkapi kekurangan ibadah wajibnya. Ini keliru. Seorang hamba tetap harus berusaha melakukan ibadah  wajib sebaik mungkin sehingga amalnya  betul betul bernilai di sisi Allah.

Mari sama sama kita lihat, seberapa besar keutamaan, kebaikan serta pahala yang akan diperoleh seorang hamba yang sungguh sungguh  mengamalkan amalan sunnah dalam beberapa  contoh berikut ini :

Pertama : Dalam shalat sunnah. 

(1) Shalat sunnah fajar ternyata lebih baik daripada dunia dan seisinya. Sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Dua rakaat shalat sunnah subuh lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya. (H.R Imam Muslim).

(2) Shalat sunnah isyraq ternyata memiliki nilai haji dan umrah yang sempurna. Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umrah. Beliau pun bersabda : Pahala (haji dan umrah)  yang sempurna, sempurna dan sempurna. (H.R at Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh al Albani)

Kedua : Dalam puasa sunnah.

Diantara contoh dan keutamaan puasa sunnah  adalah puasa sunnah enam hari di bulan Syawal adalah seperti berpuasa setahun penuh. Dari sahabat Abu Ayyub Al Anshari, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh. (H.R Imam Muslim).

Ketiga : Dalam infak sunnah atau sedekah.

Allah Ta’ala melipat gandakan ganjaran ganjarannya sebagaimana firman-Nya
\
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Mahaluas dan Maha Mengetahui.(Q.S al Baqarah 261)

Syaikh as Sa’di berkata : Nafkah nafkah seperti ini (infak di jalan Allah) akan dilipat gandakan. Kelipatan ini dengan tujuh ratus kali lipat hingga berlipat ganda lagi banyaknya  dari itu. Karena itu Allah berfirman : “Allah melipat gandakan (balasan) bagi siapa yang Dia kehendaki. Itu tentunya sesuai dengan apa yang ada dalam hati orang yang berinfak tersebut dari keimanan dan keikhlasan yang tulus. Juga sesuai dengan kebaikan dan manfaat yang dihasilkan dari infaknya tersebut. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Tentang pelipat gandaan pahala berinfak atau bersedekah  juga dijelaskan dalam sabda  Rasulullah Salallahu “alaihi wasallam :  “Man anfaqa nafaqatan fii sabiilillahi, kutibat lahu sab’a mi-ati dhi’fin” Barangsiapa yang berinfak di jalan Allah, maka dicatat baginya tujuh ratus kali lipat. (H.R Imam Muslim)

Keempat : Dalam amalan amalan sunnah yang lainnya.

Diantara contoh amalan sunnah yang memberikan kebaikan yang banyak adalah membaca doa atau dzikir ketika keluar rumah.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang ketika keluar rumah membaca (dzikir) :

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ

Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi, walaa haula wala quwwwata illa billah (Dengan nama Allah aku berserah diri kepada-Nya, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya) maka Malaikat akan berkata  kepadanya, (Sungguh) engkau telah diberi petunjuk (oleh Allah), dicukupkan (dalam segala keperluanmu) dan dijaga (dari semua keburukan) sehingga syaithan pun tidak bisa mendekatinya.

Dan syaithan yang lain berkata kepada temannya; Bagaimana (mungkin) kamu bisa (mencelakakan) seorang yang telah diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga (oleh Allah). (H.R at Tirmidzi no. 3426 dan Abu Daud no. 5095. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Oleh karena itu seorang hamba hendaklah berusaha untuk mengerjakan amalan amalan sunnah yang disyariatkan sehingga mendapat manfaat dan  kebaikan yang banyak dan bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.665)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar