Kamis, 13 Juni 2019

KENAPA SEBAGIAN MANUSIA GHULUW DALAM BERIBADAH



KENAPA SEBAGIAN MANUSIA GHULUW DALAM BERIBADAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ghuluw dalam pengertian  syari’at adalah  melakukan sesuatu dengan melampaui batas, baik dalam keyakinan maupun amalan yang justru membuatnya menyimpang dari apa yang telah ditetapkan oleh syari’at.

Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa ghuluw dalam agama berarti melampaui batas dengan menambah-nambah dalam memuji sesuatu atau mencela sesuatu sehingga menyimpang jauh dari apa yang menjadi haknya.

Imam Ibnu Hajar mengatakan : Ghuluw adalah berlebihan terhadap sesuatu dan menekan hingga melampaui batas (Fathul Bari). 

Ketahuilah bahwa sikap ghuluw adalah sesuatu yang tercela dan dilarang dalam syariat Islam. Sikap ghuluw atau berlebih lebihan tidak akan mendatangkan kebaikan dan tidak akan memberikan sesuatu yang bermanfaat dalam segala urusan termasuk urusan dunia. Apalagi dalam   menjalankan agama yang lurus.

Oleh karena itu Allah Ta’ala dan Rasul-Nya telah melarang untuk berbuat ghuluw dan  diantara dalilnya adalah :

Pertama : Allah Ta’ala berfirman : 

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ

Katakanlah : Wahai ahli Kitab. Janganlah kamu berlebih lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang orang yang telah sesat dahulu (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia). Dan mereka tersesat dari jalan yang lurus. (Q.S al Maa-idah 77). 

Kedua : Allah Ta’ala berfirman : 

وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

Perangilah di jalan Allah orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang melampaui batas. (Q.S al Baqarah 190) 

Ketiga : Dari Ibnu Abbâs Radhiyalllahu anhuma ia berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَإِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِيْ الدِّيْنِ، فَإِنَّمَـا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِيْ الدِّيْنِ

‘… Dan jauhilah oleh kalian sikap ghuluw (berlebihan) dalam agama, karena 
sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah binasa karena sikap ghuluw (berlebihan) dalam agama. (H.R Imam Ahmad, an Nasa’i dan Ibnu Majah).  

Keempat : Dalam sebuah hadits  dari Mihzan bin al Adra,  Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : “Kalian tidak akan dapat melaksanakan agama ini dengan memaksakan diri. Sebaik baik urusan agamamu adalah yang mudah”. (H.R Imam Ahmad) 

Selanjutnya datang pertanyaan : Kenapa sikap ghuluw mendatangi manusia dalam beribadah ?. Diantara jawaban dan penjelasannya adalah sebagai berikut :

Pertama  : Tidak memiliki ilmu cara beribadah yang benar. Lalu beribadah dengan cara ikut ikutan saja. Sementara itu  tidak mau pula belajar ilmu yang shahih tentang agama ini. Jika seseorang ikut ikutan saja dalam beragama bahkan sampai taqlid buta maka ini berpotensi mendatangkan ghuluw.

Kenapa bisa begitu. Iya karena seseorang yang taqlid dia hanya mengikuti seseorang yang dipercayainya dalam beragama mungkin guru atau kiyai-nya.  Kalau yang dikutinya adalah orang yang biasa ghuluw dan mengada ada dalam agama maka diapun mengikutinya meskipun tak ada petunjuknya.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan kita semua tentang hal ini dalam sabda beliau :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barang siapa  beramal yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya tertolak. (H.R Imam Muslim)

Kedua : Mengikuti akal dan perasaan dalam beribadah. Kalau satu ibadah dirasa baik menurut akal dan perasaannya maka langsung diamalkan. Diantara contohnya adalah tentang banyak bershalawat. Banyak bershalawat  memang sesuatu yang sangat baik dan disyariatkan.

Cuma kapan waktu bershalawat dan dengan lafazh seperti apa ini sudah ada tuntunannya. Jadi harus mengikuti cara yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Misalnya sebelum adzan mengumandangkan adzan mu’adzin harus bershalawat dulu. Ini tentu tak harus diketahui dulu dalilnya.

Tetapi diantara manusia dalam hal beribadah terkadang ada yang hanya mengikuti perasaan dan akalnya  maka tidak diragukan akan jatuh kepada sikap ghuluw. 

Ketiga : Bersandar kepada hadits hadits yang lemah bahkan palsu. Hadits hadits lemah dan palsu  itu sebagiannya diciptakan dan dibuat jadi masyhur oleh sebagian orang untuk menambah nambah bentuk dan cara beribadah dengan sesuatu yang tidak ada tuntunannya.

Ada pula orang orang yang berhujjah dengan banyaknya manusia mengamalkan suatu ibadah. Ketahuilah perbuatan orang banyak belum tentu bisa  hujjah.  Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata : Orang berakal jangan tertipu dengan kebanyakan manusia. Kebenaran tidak ditentukan oleh banyak orang melakukannya. Akan tetapi kebenaran adalah syari’at Allah’Azza wa Jalla yang diturunkan kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam.

Allah Ta’ala berfirman :

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

Dan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di muka bumi, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan (kebenaran) Allah. Mereka hanyalah mengikuti  sangkaan belaka. Dan mereka hanyalah berkata bohong” (Q.S al An’am 116).

Lalu kalau kita tilik lebih lanjut ternyata ada pula sebagian manusia yang tidak tepat  dalam memaknai ghuluw. Akibatnya salah dalam menilai orang orang yang mengamalkan sunnah.

Diantaranya adalah menganggap orang yang sungguh menjaga waktu shalat dan setiap waktu shalat ke masjid dianggap ghuluw. Orang yang banyak berpuasa sunnah dianggap ghuluw. Banyak menghadiri majlis taklim dianggap ghuluw. Seorang muslimah pakai jilbab lebar yang syar’i dikatakan ghuluw.  Lalu mereka memberi komentar : Beragama ini jangan berlebihan, BIASA BIASA SAJALAH. 

Ketika ditanya apa makna biasa biasa saja dalam beragama,   mereka juga sulit memberi jawaban. Ketahuilah bahwa hakikat biasa biasa saja dalam beragama khususnya ibadah adalah SESUATU YANG BIASA DIAMALKAN OLEH RASULULLAH DAN PARA SAHABAT  SERTA ORANG ORANG SESUDAHNYA YANG MENGIKUTI PETUNJUK BELIAU SALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM.

Oleh karena itu setiap hamba hendaklah memeriksa dan meneliti  amal amal yang dia lakukan. Dalam hal ini bersungguh sungguhlah untuk mengikuti apa yang diajarkan dan dicontohkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Dan juga bersegeralah meninggalkan apa yang tidak diajarkan beliau sehingga bisa selamat dari ghuluw yaitu berlebih lebihan serta tak jatuh kepada bid’ah yaitu mengada ada dalam beribadah.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.653)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar