Rabu, 19 Juni 2019

BAHAYA BESAR JIKA MEMBENARKAN KEBOHONGAN PEMIMPIN


BAHAYA BESAR JIKA MEMBENARKAN 
KEBOHONGAN PEMIMPIN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu fitrah manusia adalah hidup berkelompok. Setiap kelompok memiliki pemimpin yang menetapkan dan mengatur urusan kelompok mereka dan hakikatnya haruslah dipatuhi oleh para anggota kelompok atau orang yang dipimpinnya. 

Sungguh Allah Ta’ala telah memerintahkan orang orang beriman untuk mengikuti dan patuh kepada pemimpinnya dalam hal yang makruf, yaitu setelah kepatuhan mutlak kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ

Wahai orang orang yang beriman !. Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan diantara kamu. (Q.S an Nisa’ 59)

Syaikh as Sa’di berkata : Allah juga memerintahkan orang orang beriman untuk taat kepada pemimpin. Akan tetapi KETAATAN KEPADA PEMIMPIN DENGAN SYARAT mereka tidak memerintahkan KEMAKSIATAN KEPADA ALLAH. Tak ada ketaatan kepada makhluk jika mereka bermaksiat kepada Allah. (Tafsir Taisir Karimir Rahman, dengan diringkas).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa di akhir zaman akan ada pemimpin yang BERMAKSIAT KEPADA ALLAH TA’ALA melalui  kezhaliman yaitu SUKA BERBOHONG. ANEHNYA   DIIKUTI PULA OLEH SEBAGIAN ORANG ORANG YANG MENDAMPINGINYA. Beliau bersabda : 

عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ دَخَلَ وَنَحْنُ تِسْعَةٌ وَبَيْنَنَا وِسَادَةٌ مِنْ أَدَمٍ فَقَالَ إِنَّهَا سَتَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ يَكْذِبُونَ وَيَظْلِمُونَ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكِذْبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الْحَوْضَ وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَيُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَهُوَ وَارِدٌ عَلَيَّ الْحَوْضَ
Dari Ka’ab bin Ujrah ia berkata, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  pernah keluar atau masuk menemui kami, ketika itu kami berjumlah sembilan orang. Dan di antara kami ada bantal dari kulit. Baginda lalu bersabda : Sesungguhnya akan ada setelahku PARA PEMIMPIN YANG BERDUSTA DAN ZHALIM.
Barangsiapa mendatangi mereka kemudian MEMBENARKAN KEBOHONGAN MEREKA  atau MEMBANTU MEREKA DALAM KEZHALIMANNYA, maka ia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya. Serta ia tidak akan minum dari telagaku. Dan barangsiapa tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak membantu mereka dalam berbuat kezHaliman, maka ia adalah dari golonganku dan aku adalah dari golongannya. Dan kelak ia akan minum dari telagaku. (H.R Imam Ahmad).
Di zaman ini kita dengan mudah mengetahui adanya pemimpin pemimpin yang bohong. Sungguh ini adalah suatu yang tercela. Seorang pemimpin MESTILAH JUJUR DAN ADIL serta tidak  berbohong dan zhalim. Bahaya juga AKAN DITANGGUNG OLEH ORANG ORANG YANG MEMBENARKAN KEBOHONGANNYA DAN MEMBANTU PEMIMPIN ITU BERBUAT ZHALIM.
Ketahuilah bahwa manusia seperti ini TAK MASUK DALAM  GOLONGAN RASULULLAH SALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM. Barangkali mereka ini memilih untuk masuk golongan Fir’aun, na’udzubillah.
Selain itu, sungguh di akhirat kelak mereka akan diminta pertanggungan jawab terhadap  kebohongan yang mereka lakukan di dunia. Allah Ta’ala berfirman :
وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ

Dan pada hari Kiamat mereka pasti akan ditanya tentang kebohongan yang selalu mereka ada adakan. (Q.S al Ankabut 13).

Rasulullah Salallahu ’alaihi wasallam telah menjelaskan salah satu adzab yang berat bagi orang orang yang suka berbohong.    Beliau mengisahkan kepada para sahabat tentang mimpi yang beliau alami DAN MIMPI RASULULLAH ADALAH HAQ . Beliau mengisahkan  didatangi oleh dua orang laki-laki yang membawanya melihat berbagai siksaan yang dialami oleh orang-orang yang berbuat dosa.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

قَالاَ لِي: انْطَلِقِ انْطَلِقْ ” قَالَ: ” فَانْطَلَقْنَا، فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُسْتَلْقٍ لِقَفَاهُ، وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِكَلُّوبٍ مِنْ حَدِيدٍ، وَإِذَا هُوَ يَأْتِي أَحَدَ شِقَّيْ وَجْهِهِ فَيُشَرْشِرُ شِدْقَهُ إِلَى قَفَاهُ، وَمَنْخِرَهُ إِلَى قَفَاهُ، وَعَيْنَهُ إِلَى قَفَاهُ

Kedua laki-laki itu berkata, ayo berangkat, ayo berangkat !. Kemudian kami berangkat, lalu kami mendatangi seorang laki-laki yang berbaring terlentang. Dan ada laki-laki lain yang sedang berdiri di dekatnya MEMBAWA GANCU DARI BESI. Lalu laki-laki itu mendatangi satu sisi wajahnya lalu merobek ujung mulutnya sampai ke tengkuknya, dan merobek hidungnya sampai ke tengkuknya, dan merobek matanya sampai ke tengkuknya.  

Kemudian dua orang laki-laki itu menjelaskan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , tentang orang yang mendapatkan siksaan di atas :

وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ، يُشَرْشَرُ شِدْقُهُ إِلَى قَفَاهُ، وَمَنْخِرُهُ إِلَى قَفَاهُ، وَعَيْنُهُ إِلَى قَفَاهُ، فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَغْدُو مِنْ بَيْتِهِ، فَيَكْذِبُ الكَذْبَةَ تَبْلُغُ الآفَاقَ

Adapun laki-laki yang engkau datangi,  ujung mulutnya disobek sampai ke tengkuknya, dan hidungnya dirobek sampai ke tengkuknya, dan matanya dirobek sampai ke tengkuknya, dia adalah orang yang KELUAR DARI RUMAHNYA LALU DIA BERKATA BOHONG DENGAN KEBOHONGAN YANG MENCAPAI SEGALA PENJURU. (H.R Imam Bukhari)

Oleh karena itu maka seorang hamba tak boleh  mentaati pemimpin ketika dia bermaksiat  kepada Allah Ta’ala diantaranya dengan cara berbohong dan berbuat zhalim. Apalagi ikut membenarkan dan membela maksiat yang dilakukan seorang pemimpin.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.663)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar