Selasa, 01 Desember 2015

JANGAN LALAI BERDZIKIR TERSEBAB HARTA DAN ANAK



JANGAN LALAI BERDZIKIR TERSEBAB HARTA DAN ANAK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa harta dan anak anak adalah karunia dari Allah Ta’ala kepada yang dikehendaki-Nya. Ya memang demikian, tetapi harus dimaklumi pula bahwa  Allah Ta’ala telah mengingatkan  agar manusia berhati hati dalam mengemban amanah berupa harta dan anak. 

Sungguh harta dan anak anak adalah  merupakan fitnah (ujian) bagi manusia. Allah berfirman : “Wa’lamuu annamaa amwaalukum wa aulaadukum fitnatun wa annallaha ‘indahu ajrun ‘azhiim”. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (Q.S al Anfal 28).  

Syaikh as Sa’di berkata : Karena hamba diuji dengan harta dan anak anaknya dan mungkin saja kecintaannya mendorongnya mendahulukan hawa nafsunya diatas amanatnya, maka Allah Ta’ala memberitahukan bahwa anak dan harta benda adalah fitnah (ujian) yang dengannya Allah menguji hamba-Nya. Dan bahwa ia adalah pinjaman yang akan ditunaikan kepada yang memberinya dan dikembalikan kepada yang menitipkannya. (Tafsir Karimir Rahman)

Dari Ka'ab bin Iyadh bahwasanya Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya bagi setiap umat ada cobaan dan cobaan bagi umatku adalah harta dan anak anak" (H.R at Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh al Albani)

Selain itu Allah Ta’ala mengingatkan orang orang yang beriman agar harta dan anaknya  jangan sampai melalaikannya untuk berdzikir atau mengingat Allah. Sungguh Allah telah berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu laa tulhikum amwaalukum wa laa aulaadukum ‘an dzikrillahi, wa man yaf’al dzaalika fa ulaa-ika humul khaasiruun” Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah harta bendamu dan anak anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian maka mereka itulah orang orang yang rugi. (Q. al Munafiqun 9).

Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memerintahkan hamba hamba-Nya yang beriman agar banyak banyak mengingat-Nya. Didalam berdzikir itu terdapat keberuntungan, laba dan kebaikan yang banyak. Allah melarang hamba hamba-Nya yang beriman agar tidak dipersibuk oleh harta dan anak sehingga lalai untuk berdzikir kepada Allah. 

Selanjutnya beliau berkata : Kebanyakan jiwa manusia itu terbentuk untuk mencintai harta dan anak sehingga lebih dikedepankan daripada mengingat Allah dan itu akan menimbulkan kerugian yang besar. (Tafsir Karimir Rahman)  
  
Imam asy-Syaukani berkata : Bahwa harta dan anak-anak yang melalaikan dari berdzikir kepada Allah Ta’ala merupakan salah satu akhlak kaum munaafiqin. (Fathul Qadir).

Kita bermohon kepada Allah Ta’ala agar mendapat pemahaman yang baik dari ayat tersebut, yakni :

Pertama : Ayat-ayat di atas bukan berarti memerintahkan kita untuk meninggalkan anak-anak kita atau menganjurkan kita agar memohon kepada Allah agar tidak memberikan kita anak.  Maksudnya adalah agar kita memohon kepada Allah keturunan yang baik dan shaleh serta tidak melalaikan kita dari mengingat Allah Ta’ala. Allahu A’lam.

Ketahuilah bahwa para Nabi yang awalnya belum memiliki anak maka mereka pun bermohon kepada Allah agar diberi keturunan, diantaranya adalah :

(1) Doa Nabi Zakaria sebagaimana tertulis pada surat Ali Imran 38 : “Di sanalah Zakaria berdoa kepada Rabb-nya. Dia berkata : Wahai Rabb-ku berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa”.
 
(2) Doa Nabi Ibrahim sebagaimana tertulis pada surat ash Shaffat 100 : “Wahai Rabb-ku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shalih”
 
Kedua : Sungguh tidak ada celaan dalam  Islam untuk memiliki harta yang banyak. Ketahuilah bahwa  :

(1) Yang dicela  bukan harta yang banyak tetapi yang dicela adalah pemilik harta itu jika cara mendapatkannya dan cara membelanjakannya  tidak benar.

(2) Yang dicela bukanlah  harta tapi pemiliknya,  jika  harta tersebut membuat pemiliknya lalai untuk mengingat Allah Ta’ala.

(3) Yang dicela bukanlah harta tetapi pemiliknya yang tidak bersyukur dengan nikmat harta tersebut.

Perhatikanlah bahwa para sahabat ada juga yang memiliki harta sangat banyak bahkan berlimpah. Diantaranya adalah Abu Bakar ash Shiddiq, Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin ‘Auf. Semua sahabat yang kaya tersebut adalah sahabat yang mulia.
Tidak ada satupun diantara sahabat yang sampai terlalai berdzikir kepada Allah Ta’ala tersebab hartanya yang banyak. 
Kemuliaaan mereka semakin bertambah karena harta tersebut digunakan untuk membantu orang orang yang membutuhkan. Bahkan harta semakin mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala karena sebagian besar harta tersebut digunakan untuk memperjuangkan dan membela Islam.  
    
Memang semua orang memahami bahwa mengemban amanah harta dan anak adalah sesuatu yang berat kecuali bagi orang-orang yang Allah mudahkan untuk yang demikian. Oleh karena itu kita bermohon kepada Allah Ta’ala untuk diberi kekuatan mengemban amanah harta dan anak yang dianugerahkan kepada kita agar bermanfaat bagi dunia dan akhirat.

Semoga kita semua senantiasa berdzikir kepada Allah Ta’ala dan tidak dilalaikan oleh harta benda  dan anak anak. Wallahu A’lam. (481).








Tidak ada komentar:

Posting Komentar