Senin, 14 Desember 2015

KEUTAMAAN MENCINTAI KARENA ALLAH



KEUTAMAAN MENCINTAI KARENA ALLAH TA’ALA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa sesungguhnya orang beriman itu bersaudara, sebagaimana firman-Nya : “Innamal mu’minuuna ikhwatun, fa-aslihuu baina akhawaikum, wattaqullaha la’allakum turhamuun”.  Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Q.S al Hujuraat 10).

Syaikh as Sa’di berkata : Ayat ini adalah perjanjian yang ditunaikan Allah Ta’ala diantara sesama orang beriman. Siapapun orangnya yang berada di belahan timur ataupun barat bumi, yang beriman kepada Allah, malaikat, kitab kitab, rasul-rasul-Nya serta beriman kepada Hari Akhir, maka ia adalah saudara orang yang beriman lainnya.
Persaudaraan yang mengharuskan orang orang mencintainya sebagaimana mereka mencintai diri mereka sendiri serta tidak menyukai apa pun menimpanya sebagaimana diri mereka sendiri tidak suka tertimpa hal itu. (Tafsir Karimir Rahman). 
  
Dan sesungguhnya persaudaraan itu haruslah dibina karena Allah Ta’ala. Ini merupakan perkara yang agung dan sangatlah dianjurkan dalam Islam. Oleh karena itu selayaknya bahkan merupakan kewajiban  setiap muslim untuk berusaha membina ikatan persaudaraan sesama muslim. Persaudaraan ini haruslah dijaga dari berbagai hal yang akan mencederai hubungan persahabatan itu.

Diantara adab yang sangat dianjurkan dalam membina dan memperkokoh persahabatan adalah hendaknya orang beriman mencintai saudaranya karena Allah Ta’ala. Inilah cinta sejati dan merupakan tali iman yang paling kuat. Rasulullah bersabda : “Autsaqu ‘ural imaani : Muwaalaatu fillahi, wal mu’aadaatu filllahi, wal hubbub fillahi wal bughdhu fillahi”. Tali iman yang paling kuat : Berwala’ (loyal) karena Allah, bermusuhan karena Allah, mencintai karena Allah dan membenci karena Allah. (H.R Imam Ahmad ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al Albani dalam ash Shahihah).
  
Sungguh sangatlah banyak keutamaan bagi orang mukmin yang saling mencintai karena Allah adalah sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah : “Sesungguhnya di antara hamba hamba Allah terdapat orang orang yang bukan nabi, bukan pula syuhada. Tetapi para nabi dan syuhada cemburu kepada mereka di hari Kiamat nanti disebabkan kedudukan yang diberikan Allah kepada mereka. 

Ya Rasulullah beritahukanlah kepada kami, siapa mereka ?. ujar sahabat : Agar kami bisa turut mencintai mereka. Lalu Rasulullah menjawab : Mereka adalah orang orang yang saling mencintai karena Allah tanpa ada hubungan keluarga dan nasab diantara  mereka.
Demi Allah wajah wajah mereka pada hari itu bersinar bagaikan cahaya di atas mimbar mimbar dari cahaya. Mereka tidak takut di saat manusia takut dan mereka tidak bersedih di saat manusia bersedih. (H.R Abu Dawud).

Dalam hadits lain disebutkan : Disekitar Arsy Allah ada menara dari cahaya. Didalamnya terdapat orang orang yang pakaiannya dari cahaya. Wajah wajah mereka. Mereka bukan Nabi ataupun syuhada.

Ketika ditanya para sahabat : Siapakah mereka itu ya Rasulullah ?. Rasulullah menjawab : Mereka adalah orang orang yang saling mencintai karena Allah dan saling berkunjung karena Allah. (H.R at Tirmidzi) 

Dari Abu Hurairah Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Bahwa seseorang sedang mengunjungi saudaranya di sebuah desa dan Allah mengutus seorang malaikat untuk memantau jalannya. Sesampainya di tempat itu ia berkata : Hendak ke mana kamu ? Ia menjawab : Aku hendak menemui seorang saudara di negeri ini.’ Ia bertanya : Apakah ada kenikmatan yang kamu inginkan darinya ? Ia menjawab, : Tidak, hanya karena aku mencintainya karena Allah Azza wa Jalla. Ia (malaikat) berkata : Ketahuilah bahwa aku ini utusan Allah, (untuk memberitakan kepadamu) bahwa Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintainya karena-Nya”.

Rasulullah  Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian kepada sesuatu yang jika kalian lakukan akan saling mencintai,  sebarkan salam di antara kalian.” ( H.R Imam Muslim).

Begitulah keutamaan yang diperoleh seorang hamba yang bersaudara dan mencintai saudaranya karena Allah Ta’ala. Lalu bagaimana pula  persahabatan yang dibina dengan mengedepankan kepentingan duniawi. Ketahuilah persahabatan karena kepentingan duniawi  tidak bisa dibawa ke akhirat bahkan di dunia ini saja sering sudah bubar. Ini adalah persahabatan yang semu, rapuh dan labil. Kenapa disebut labil, karena jika kepentingan duniawinya hilang maka hilang pula persahabatan ini. Bahkan tidak jarang berubah menjadi permusuhan yang  berkepanjangan karena sebab yang kecil bahkan sepele. Ya begitulah kalau persahabatan disandarkan kepada kepentingan dunia.

Insya Allah bermanfaat. Wallahu A’lam. (498)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar