Senin, 14 Desember 2015

SURAT AL IKHLAS DAN KEUTAMAANNYA YANG BANYAK



SURAT IKHLAS DAN KEUTAMAANNYA YANG BANYAK

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Allah Ta’ala berfirman : “Qul huwallahu ahad.  Allahush shamad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakun lahuu kufuwan ahad”. Katakanlah (Muhammad) : Dialah Allah Yang Mahaesa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.  (Q.S al Ikhlas 1-4).

Surat al Ikhlas yaitu surat ke 112 dalam al Qur-an adalah salah satu surat yang paling banyak dibaca bahkan dihafal oleh kaum muslimin.  Banyak yang menghafalnya karena surat ini termasuk salah surat pendek. Terdiri dari 4 ayat dan ayatnya tidak panjang. Semuanya terdiri dari 47 huruf. 

Penyebab turunnya surat al Ikhlas.
Imam Ahmad, at Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah meriwayatkan bahwa surat al Ikhlas ini turun bermula dari pertanyaan kamu musyrikin kepada Rasulullah tentang nasab Rabb-mu. Ubay bin Ka’ab mengatakan : “Bahwa orang orang musyrikin berkata kepada Nabi. Wahai Muhammad sebutkan kepada kami tentang nasab Rabb-mu. Maka Allah Tabaraka wa Ta’ala menurunkan (surat al Ikhlas) ini.

Penamaan dengan  al Ikhlas
Surat ini disebut atau dinamai dengan al Ikhlas adalah sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh al Utsaimin :

(1) Dinamakan surat al Ikhlas dikarenakan pada surat ini terdapat penjelasan tentang pensucian yang sempurna untuk Allah Ta’ala. (Tafsir Juz ‘Amma). 

(2) Beliau juga mengatakan : Surat ini dinamakan surat al Ikhlas karena mengandung tauhid (pengkhususan ibadah kepada Allah semata), sehingga orang yang membaca dan merenungkannya berarti telah mengikhlaskan agamanya untuk Allah semata. Atau Allah Ta’ala mengikhlaskan (mengkhususkan) surat ini bagi diri-Nya (hanya berisi nama nama dan sifat sifat-Nya) tanpa ada penjelasan lainnya. 

(3) Beliau juga mengatakan : Bahwa surat al Ikhlas ini berasal dari mengikhlaskan sesuatu yaitu membersihkannya atau memurnikannya. Dinamakan demikian karena didalam surat ini berisi pembahasan mengenai ikhlas kepada Allah Ta’ala. Oleh karena itu barangsiapa mengimaninya dia termasuk orang yang ikhlas kepada Allah.

(4) Selanjutnya, kata beliau : Ada pula yang mengatakan bahwa surat ini dinamakan al ikhlas, dimana ikhlas berarti murni, karena surat ini murni membicarakan tentang Allah. Allah hanya mengkhususkan membicarakan diri-Nya, tidak membicarakan hukum atau yang lainnya. Kedua tafsiran ini (ketiga dan keempat) sama sama benar, tidak bertolak belakang satu sama lain. (Syarh Aqidah wa Wasithiyah).

Keutamaan surat al Ikhlas.
Sungguh surat ini memiliki keutamaan yang sangat banyak, diantaranya adalah :

Pertama :  Menyamai sepertiga al Qur an.
Ketahuilah saudaraku bahwa diantara keagungan surat ini  adalah menyamai sepertiga al Qur-an. Rasulullah bersabda : “Innahaa ta’dilu tsulutsal qur-an” Bahwa dia (surat al Ikhlas) menyamai sepertiga al Qur an. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Dari Abu Dardha dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau  bersabda : Apakah seorang di antara kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga al Quran dalam semalam? Mereka mengatakan : Bagaimana kami bisa membaca sepertiga Al Quran ?. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al Quran. (H.R Imam Muslim)

Lalu apa makna menyamai sepertiga al Qur an. Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin menjelaskan bahwa : Sepertiga al Qur an tetapi tidak dapat menggantikan  sepertiga al Qur an tersebut. Dalilnya, kata beliau, kalau seorang membaca surat ini sebanyak tiga kali di dalam shalat, masih belum mencukupi sebelum dia membaca surat al Fatihah. Pada hal jika ia membacanya tiga kali seolah olah ia membaca seluruh ayat al Qur an (termasuk al Fatihah, pen) tetapi tidak dapat mencukupinya. Jadi kamu jangan heran ada sesuatu yang sebanding tapi tidak mencukupi.(Kitab Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh Utsaimin).

Selanjutnya, Syaikh al Utsaimin juga menjelaskan,  surat al Ikhlas ini menyamai sepertiga al Qur an adalah bahwa pembahasan al Qur an adalah meliputi : (1) Berita tentang Allah Ta’ala. (2) Berita tentang makhluk seperti berita tentang umat umat terdahulu, berita tentang peristiwa peristiwa yang tengah terjadi dan akan terjadi. (3) Hukum hukum seperti dirikanlah, tunaikanlah, jangan kalian berbuat syirik dan yang lainnya.

Sehingga, kata beliau, surat ini menyamai sepertiga al Qur an karena surat ini menyampaikan berita tentang Allah Ta’ala. (Lihat Kitab 100 Pelajaran dari Kitab Aqidah Wasithiyah).

Adapun makna sabda beliau  “Sebanding dengan sepertiga al Qur-an” adalah dalam ganjaran pahala dan bukan berarti membacanya tiga kali sudah cukup sebagai pengganti membaca al Qur-an (Kitab Syarh Aqidah Wasithiyah).

Kedua : Surat yang dibaca Nabi pada beberapa shalat sunnah.
Nabi (biasa) membaca surat al Ikhlas pada rakaat kedua (setelah al Fathihah) dalam shalat sunnah Fajr, shalat sunnah (ba’diyah) Magrib dan shalat sunnah Thawaf. Begitu juga beliau membaca surat ini dalam shalat sunnah Witir. 

Rasulullah membaca surat ini (pada shalat shalat sunnah tersebut) karena surat al Ikhlas ini merupakan landasan keikhlasan yang sempurna kepada Allah Ta’ala, inilah sebabnya dinamai dengan surat al Ikhlas. (Lihat Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh Utsaimin).   
Wallahu A’lam, dengan dibacanya al Ikhlas ini pada beberapa shalat sunnah yang dilakukan  oleh Rasulullah ini menjelaskan pula adanya keutamaan dalam surat ini.

Ketiga : Membaca surat al Ikhlas 10 kali mendapat istana di surga.
Dari Mu’adz bin Anas, Rasulullah bersabda : “Man qara-a (Qul huwallahu ahad) hatta yakhtimahaa ‘asyra marraatin banallahu lahu qashran fil jannah”  Barangsiapa yang membaca qul  huwallahu ahad sampai selesai sebanyak sepuluh kali maka Allah akan membangunkan baginya istana di surga. 

Umar berkata : Kalau begitu kita memperbanyak istana wahai Rasulullah ?. Beliau menjawab : Allah lebih banyak (memberi balasan) dan lebih baik. (H.R Imam Ahmad, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Hadits yang agung ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan sura al Ikhlas dan besarnya keutamaan orang yang membacanya, karena surat ini mengandung nama nama Allah Ta’ala yang Mahaindah dan Sifat sifat-Nya yang Mahasempurna. Oleh karena itu, orang yang membaca dan menghayatinya dengan seksama berarti dia telah mengagungkan dan memuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala (Dari Kitab Fathul Baari).

Keempat : Mendapat kecintaan Allah Ta’ala.
Dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seorang lelaki dalam suatu sariyyah (pasukan khusus yang ditugaskan untuk operasi tertentu). Laki-laki tersebut ketika menjadi imam shalat bagi para sahabatnya selalu mengakhiri bacaan suratnya dengan "Qul huwallahu ahad”.

Ketika mereka pulang, disampaikan berita tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bersabda: "Tanyakanlah kepadanya kenapa ia melakukan hal itu?" Lalu mereka pun menanyakan kepadanya. Ia menjawab, "Karena didalamnya terdapat sifat ar Rahman, dan aku senang untuk selalu membacanya." Mendengar itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Beritahukanlah kepadanya bahwa Allah Ta'ala juga mencintainya." (H.R Imam Bukhari)

Ibnu Daqiq al Ied menjelaskan perkataan Nabi shallallahu alaihi wa sallam : Kabarkan padanya bahwa Allah mencintainya. Beliau mengatakan, Maksudnya adalah bahwa sebab kecintaan Allah pada orang tersebut adalah karena kecintaan orang tadi pada surat al Ikhlash ini. Boleh jadi dapat kita katakan dari perkataan orang tadi, karena dia menyukai sifat Rabbnya. Ini menunjukkan benarnya i’tiqad (keyakinannya terhadap Rabbnya). (Fathul Bari).

Itulah sebagian dari keutamaan surat al Ikhlas. Mudah mudahan bermanfaat bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (500).







Tidak ada komentar:

Posting Komentar