Rabu, 16 Desember 2015

KITA SEMUA YANG AKAN DITANYA



KITA SEMUA YANG AKAN DITANYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah
Pada saat Nabi Adam ‘alaihissalam diturunkan ke bumi, Allah berfirman : “Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Q.S al Baqarah 29).

Setelah Nabi Adam bersama istrinya Hawa berada di bumi maka  mereka dianugerahi Allah berupa  keturunan yang banyak sampai dengan masa kita ini dan insya Allah sampai hari Kiamat.

Untuk keselamatan para keturunan Nabi Adam ini, ternyata Allah Ta’ala benar benar menurunkan banyak petunjuk-Nya. Terakhir adalah berupa kitab yaitu al Qur an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam sebagai pedoman hidup manusia agar selamat di dunia dan di akhirat.

Sungguh tidaklah Allah Ta’ala menurunkan suatu ketetapan berupa perintah dan larangan melainkan dengan kasih sayang-Nya demi kemashlahatan manusia. 

Ada jenis manusia yang mempertanyakan perintah dan larangan Allah Ta’ala.
Pada zaman kita ini ternyata semakin banyak jenis manusia yang suka mempertanyakan tentang perintah dan larangan serta berbagai ketetapan Allah yang diturunkan melalui Rasul-Nya. 

Padahal apa yang ditetapkan Allah Ta’ala sungguh sesuatu yang sangat sempurna 
untuk kebaikan dan keselamatan manusia di dunia dan di akhirat. Ketahuilah bahwa tidak ada suatu perintah atau larangan yang bisa menyelamatkan manusia kecuali apa yang dijelaskan dalam al Qur an, as Sunnah dengan pemahaman salafush shalih.

 Kenapa begini kenapa begitu  
Diantara ketetapan atau peraturan yang Allah turunkan dan mereka pertanyakan adalah (1) Kenapa banyak ayat ayat dan kisah kisah dalam al Qur an yang diulang ulang. (2) Kenapa Allah tidak adil dalam pembagian waris seperti anak laki laki mendapat dua bagian dari anak perempuan. (3) Kenapa Allah kejam dalam menghukum seperti hukum rajam dan potong tangan. (4) Dan yang lebih celaka lagi mereka bukan sekedar bertanya tapi malah punya pikiran untuk merevisi al Qur an yang katanya untuk disesuaikan dengan kebutuhan zaman.  
Sungguh apa yang mereka pertanyakan itu menunjukkan dengan sangat nyata tentang  kelakuan buruk mereka yaitu tidak  beradab kepada Allah Ta’ala.  Na’udzubillahi min dzaalik.

Beberapa ayat al Qur an yang menjelaskan kelakukan buruk sebagian manusia.
Dalam beberapa ayat kita mendapati penjelasan Allah Ta’ala tentang kebanyakan manusia yang berlaku buruk bahkan tidak beradab terhadap ketetapan Allah Ta’ala, diantaranya :

Pertama : “Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang ulang kepada manusia dalam al Qur an ini dengan bermacam macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah.(Q.S al Kahfi 54)

Kedua : “Wa aktsaruhum lil haqqi kaarihuun” . Tetapi kebanyakan (manusia) mereka membenci kebenaran. (Q.S al Mu’minun 70)

Ketiga : “Dan sungguh, Kami telah menjelaskan berulang ulang kepada manusia dalam al Qur-an ini dengan bermacam macam perumpamaan, tetapi kebanyakan manusia tidak menyukainya bahkan mengingkari (nya).  Q.S al Israa’ 89.

Diantara jenis manusia yang suka  mempertanyakan bahkan membantah ketetapan atau perintah dan larangan Allah adalah  mereka yang  diantaranya :   (1) Tidak berilmu  kecuali hanya secuil meskipun terkadang mereka mengaku sebagai orang yang berilmu. (2) Menggunakan akalnya yang pendek. (3) Mengedepankan  hawa nafsunya yang cenderung kepada keburukan. (4) Seolah olah mereka tidak tahu bahwa  dirinya makhluk (yang diciptakan) dan Allah Ta’ala adalah Khaliq Maha Pencipta termasuk sebagai pencipta diri mereka, pemberi rizki dan berbagai nikmat buat mereka.  

Engkaulah yang pasti akan ditanya Allah Ta’ala.
Allah berfirman : “Laa yus-aluu ‘ammaa yaf’alu wa hum yus-aluun”. Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan tetapi merekalah yang akan ditanya. (Q.S al Anbiyaa’ 23)

Ketahuilah bahwa sangatlah banyak pertanyaan yang akan ditanyakan Allah Ta’ala sebagai pertanggungan jawab  manusia terhadap Rabb-nya, diantaranya :

Pertama : Pertanyaan tentang nikmat.
Allah berfirman : “Tsumma la tus-aluunna yauma idzin ‘aninn na-‘iim”. Kemudian kamu benar benar akan ditanya pada hari itu, tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu). Q.S at Takaatsur 8.

Kedua : Pertanyaan di alam kubur.
Diriwayat oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari hadits Al Barra’ bin ‘Azib, jika seorang mayit sudah dihadapkan pada alam akhirat, maka akan datang padanya dua malaikat (yaitu malaikat Munkar dan Nakir) yang akan bertanya kepada sang mayit tiga pertanyaan, yaitu : (1) “Man Rabbuka ?”…Siapakah Rabbmu ? (2) “Wa maa diinuka?” … dan apakah agamamu ? (3)  “Wa maa hadzaar rujululladzii bu’itsa fiikum?” … dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini ?

Man Rabbuka atau siapa Rabb-mu. Jawabannya pastilah Allah Subhanahu wa Ta’ala.   “Wa maa diinuka?” (apakah agamamu?) Jawabannya tentu saja Islam, sedangkan “Wa maa hadzaar rujululladzii bu’itsa fiikum ?” (dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini?). Jawabannya adalah Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam.

Saat masih hidup di dunia, pertanyaan ini mungkin begitu mudah untuk dijawab. Kalau lupa jawabannya barangkali  bisa melihat catatan di smartphone  misalnya.  Tapi mampukah kita menjawab pertanyaan yang kelihatan mudah itu tanpa membawa bekal iman dan takwa ?.  

Ketiga : Pertanyaan di alam akhirat.
Diantara pertanyaan yang juga harus dijawab oleh manusia di akhirat kelak adalah sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya : Kedua kaki anak Adam tidak akan beranjak pada hari Kiamat dari sisi Rabb-nya sehingga ditanya tentang lima perkara : Tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan kemana dibelanjakan, tentang ilmunya pada apa diamalkan dan tentang tubuhnya untuk apa digunakan. (H.R at Tirmidzi dan ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al Albani) 
  
Keempat : Pertanyaan tentang badan yang sehat dan air yang segar.
Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya pertanyaan yang pertama kali diajukan kepada hamba pada hari Kiamat ialah tentang kenikmatan yang ditanyakan kepadanya : Bukankah Kami sudah membuat badanmu sehat dan memberimu minum dengan air yang segara. (H.R at Tirmidzi)

Oleh karena itu janganlah manusia lancang mempertanyakan ketetapan Allah karena pasti semua manusia yang akan ditanya. Kewajiban manusia bukanlah bertanya tapi mempersiapkan jawaban atas pertanyaan terhadapnya.

Ketahuilah saudaraku bahwa jawaban atas pertanyaan pertanyaan itu bukanlah memerlukan hafalan, catatan atau rekaman, tapi haruslah berupa amal shalih yang wajib disiapkan semasa hidup di dunia ini. Oleh karena itu beramalah dengan sebaik baiknya, ikhlas karena Allah Ta’ala dan ittiba’ yaitu sesuai dengan petunjuk Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.

Insya Allah bermanfaat untuk kita semua. Wallahu A’lam. (502)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar