Rabu, 02 Desember 2015

ANTARA SABAR DAN SYUKUR



ANTARA SABAR DAN SYUKUR

Oleh : Azwir B. Chaniago

Pasangan syukur adalah sabar dan dalam syariat Islam kedua sifat ini  berkonotasi baik dan mendatangkan kebaikan. Allah berfirman : “Wallahu yuhibbush shabiriin.” Dan Allah mencintai orang orang yang sabar. (Q.S Ali Imran 147).  Allah telah berfirman : “Wain tasykuruu yardhahu lakum”. Dan jika kamu bersyukur Dia (Allah) meridhai kesyukuranmu (Q.S az Zumar 7)

Ketahuilah bahwa sabar dan syukur  adalah anugerah Allah kepada hamba hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Dan itu hanya didapatkan oleh orang orang yang beriman. 

Rasulullah bersabda :’Ajaban li amril mu’mini, in amrahu kullahu. Khairun wa laisa dzaalika li ahadin illa lil mu’mini in ashaabathu sarra-u syakara fa kaana khairan, lahu wain ashabathu dharraa-u shabara, fa kaana khairan lahu. Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin itu, seluruh keadaan yang menimpa dirinya dianggap sebuah kebaikan bagi dirinya. Hal seperti itu tidak akan dapat ditemui pada siapapun kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapat kebaikan dia bersyukur maka hal itu akan mendatangkan kebaikan bagi dirinya. Jika ia mendapatkan kesusahan kemudian ia bersabar maka hal itu akan mendatangkan kebaikan bagi dirinya. (H.R Imam Muslim).    

Jadi seorang mukmin yang mendapat nikmat dia bersyukur, maka dia akan merasakan nikmat dari bersyukur. Dan itu kebaikan baginya.  Begitu pula jika mendapat musibah dia bersabar maka dia akan merasakan nikmat dari bersabar.  Dan itupun kebaikan baginya. Semuanya itu adalah keutamaan yang berujung kepada kebahagiaan. Dikarenakan hal ini para ulama berbeda pendapat tentang siapakah yang utama dan  lebih tinggi derajatnya. Apakah orang kaya yang pandai bersyukur atau orang miskin yang selalu bersabar. 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjawab : Yang paling utama diantara keduanya adalah yang paling bertakwa kepada Allah. Jika keduanya sama dalam ketakwaan maka sama pula ketinggian derajat mereka.

Allah berfirman : “Inna akramakumindallahi atqakum”. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. (Q.S al Hujuraat 13).  

Inilah ukuran kemuliaan seorang hamba yaitu pada ketakwaanya. Bukan pada kaya atau miskin, bukan pada keadaan berpangkat atau tidak dan bukan pula pada keadaan tua atau muda juga bukan karena dia laki laki atau wanita. Sungguh Allah memberi kesempatan kepada setiap hamba-Nya untuk mencapai kemuliaan disisi-Nya yaitu dengan tingkat ketakwaannya. 

Lalu kita mau menunggu apa lagi. Segeralah bergerak dan bersemangatlah. Berlombalah  dalam mencapai takwa.  Fastabiqul khairaat. 

Waallahu A’lam.   (483)


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar