Rabu, 16 Desember 2015

LARANGAN BERCANDA DENGAN CERITA BOHONG




LARANGAN BERCANDA DENGAN CERITA BOHONG

Oleh : Azwir B. Chaniago

Orang yang beriman tidaklah patut bahkan dilarang  bercanda dengan mengarang dan membuat cerita yang diada adakan atau copy-paste cerita bohong untuk membuat orang lain tertawa. Jika seseorang membuat cerita atau copy paste cerita cerita lucu tapi berisi kebohongan maka berarti dia sudah menyebarkan kebohongan kepada orang banyak dan itu akan berlanjut karena akan ada lagi yang copy paste.

Ketahuilah saudaraku kalau seseorang membuat cerita bohong atau copy paste suatu kebohongan berbentuk tulisan maka paling tidak ada dua bahaya baginya yaitu (1) Kemungkinan cerita bohong itu akan dibaca dan disebarkan lagi oleh orang orang yang saat ini belum lahir sehingga kebohongan itu akan terus adanya. (2) Kemungkinan pula berita bohong itu tersebar dan terus dibaca banyak orang pada saat orang yang membuat dan menyebarkan atau tukang copy paste tadi telah wafat. Lalu mau bertaubat kemana lagi. Na’udzubillahi min dzaalik.

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa berbohong adalah TERMASUK SALAH SATU DOSA BESAR. (Lihat Kitab al Kaba-ir Imam adz Dzahabi). Dan dosa besar hanya bisa dihapus dengan taubat yang sebenar benar taubat atau dalam bahasa agama disebut taubat nasuha.

Dua hadits berikut ini mudah mudahan memberi pemahaman yang baik kepada kita bahwa bercanda dengan sesuatu yang tidak benar atau dibumbui dengan  kebohongan adalah terlarang dalam syariat Islam.

(1) Dari Abu Hurairah, Para sahabat berkata : Wahai Rasulullah ! Sesungguhnya engkau mencandai kami. Beliau bersabda : Benar, akan tetapi aku tidak mengucapkan (dalam bercanda) sesuatu kecuali yang benar. (H.R at Tirmidzi, hadits Hasan Shahih)

(2) Dari Bahz bin Hakim, ia berkata bahwa ayahnya, Hakim telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda : Wailun lilladzii yuhadditsu fayakdzibu liyudh-hika bi hil qauma wailun lalhu, wailun lahu. Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia. (H.R Abu Dawud  dan at Tirmidzi). 

Perhatikanlah ancaman berat yaitu celaka bagi orang yang berbicara dusta, yaitu diantaranya dengan membuat dan menyampaikan cerita bohong untuk membuat orang tertawa. Nabi mengulangi perkataan CELAKA DIA,  SAMPAI DUA KALI.

Lalu ada yang berdalih, niat sayakan baik, ingin membuat orang senang dan tertawa. Ketahuilah saudaraku bahwa niat yang baik tidak akan merubah sesuatu yang dilarang menjadi dibolehkan. Niat yang baik tidak akan bisa merubah yang haram menjadi halal.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (502).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar