Kamis, 24 Desember 2015

SELARASKAN PERBUATAN DENGAN DOA YANG DIPANJATKAN



SELARASKAN PERBUATAN DENGAN 
DOA YANG DIPANJATKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Sungguh Allah Ta’ala telah memberikan berbagai nikmat yang sangat banyak kepada hamba hamba-Nya. Bahkan sekedar menghitungnya saja kita tidak mampu. Namun kita boleh menyebut nyebutnya. Allah berfirman :  “Wa ammaa bini’mati rabbika fa haddits. Dan terhadap nikmat Rabb-mu hendaklah engkau nyatakan. (Q.S ad Duhaa 11).

Satu hal yang lebih penting lagi adalah bersyukur dengan nikmat nikmat itu. Allah berfirman : “Wa-idz ta-adzana rabbukum la-in syakartum la aziidannakum. Wa la-in kafartum inna ‘adzaabii lasyadiid”. Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka pasti adzab-Ku sangat berat. (Q.S Ibrahim 7).

Allah menyuruh hamba hamba-Nya berdoa.
Sungguhpun Allah Ta’ala telah memberikan nikmat yang banyak kepada hamba hamba-Nya, tapi dengan kasih sayang-Nya, Allah menyuruh  hamba-Nya untuk meminta lagi tambahan nikmat yang dibutuhkannya, baik untuk dunia maupun untuk akhirat.

Allah berfirman : “Wa qaala rabbukum ud’unii astajiblakum”. Dan Rabb-mu berfirman, berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku perkenankan bagimu. (Q.S al Mu’min 60).
     
Allah berfirman : “Dan apabila hamba hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku , agar mereka memperoleh kebenaran” (Q.S al Baqarah 186).

Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam.
Diantara doa yang diajarkan Rasulullah kepada umatnya dan sangat dianjurkan untuk dibaca pada rangkaian dzikir dan doa pagi hari setelah shalat shubuh adalah : “Allahumma inni as’aluka ‘ilman nafi’an wa rizqan thaiyiban wa amalan mutaqabbalan.”  Ya Allah aku memohon kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amalan yang diterima (H.R Ahmad dan Ibnu Majah dari Ummu Salamah).

Doa ini singkat tapi menunjukkan banyak faedah kepada kita, diantaranya :

Pertama : Seorang muslim pada pagi hari sudah punya rencana apa yang ia inginkan pada hari itu, yakni ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.

Kedua : Hadits ini menunjukkan skala prioritas yang sangat indah yaitu minta ilmu dulu, baru rizki dan amal yang diterima. Jika tidak dengan ilmu tidak bisa mencari rizki yang halal. Kalau tidak dengan rizki yang halal  maka amal kita dan doa kita sulit untuk diterima.
 
Ketiga : Rasulullah mengajarkan kita membaca doa ini yang didalamnya tersirat makna bahwa kita harus berhati-hati karena ternyata bahwa : (1) Kalau disebut ilmu yang bermanfaat, berarti ada ilmu yang tidak bermanfaat. (2) Ada rizki yang baik , berarti ada yang tidak baik. (3) Ada amal yang diterima, berarti ada amal yang tidak diterima. Semua ini haruslah menjadikan kita waspada. 

Sudahkah perbuatan kita selaras dan sejalan dengan doa yang kita panjatkan ?
Setiap saat kita berdoa memohon kebaikan kepada Allah Ta’ala.  Merenunglah sejenak apakah perbuatan perbuatan kita sudah selaras atau sejalan dengan doa doa yang kita panjatkan. Mari kita lihat kembali doa yang diajarkan oleh Nabi tersebut diatas. Dalam doa itu kita memohon tiga hal yang sangat penting dan sangat kita butuhkan.

Pertama : Kita memohon ilmu yang bermanfaat.
Pertanyaannya adalah : (1) Apakah kita betul betul menginginkan ilmu yang bermanfaat ikhlas karena Allah dan ingin untuk mengamalkannya. (2) Apakah kita telah berusaha untuk mendapatkannya dengan belajar secara sungguh sungguh.  (3) Apakah yang kita pelajari saat ini betul betul ilmu yang bermanfaat sesuai al Qur an as Sunnah dan pemahaman salafush shalih.

Kedua : Kita memohon rizki yang yang baik (dan halal).
Pertanyaannya adalah : (1) Apakah kita sudah berusaha mencari rizki di jalur yang benar. (2) Apakah kita sudah bersyukur ketika mendapatkan rizki. (3) Apakah kita telah menggunakan rizki secara benar dan menginfakkan sebagiannya di jalan Allah.

Ketiga : Kita memohon agar amalan kita diterima.
Pertanyaannya adalah : (1) Apakah kita sudah beramal karena Allah semata. (2) Apakah kita sudah beramal sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam.

Oleh karena itu mari kita pikirkan dan  bandingkan antara doa yang kita panjatkan dengan perbuatan perbuatan kita yang memungkinkan doa itu mudah diijabah. Sungguh sangatlah banyak manusia di zaman ini yang selalu berdoa meminta berbagai kebaikan bagi diri dan keluarganya tapi perbuatannya menyelisihi atau berseberangan dengan doanya. Jangan sampai kita diberi cap sebagai orang yang menyelisihi atau mengkhianati doa. Na’dzubillah min dzaalik.

Insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (511)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar