Minggu, 20 Desember 2015

JIKA RAMADHAN TELAH BERLALU



JIKA RAMADHAN TELAH BERLALU

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ramadhan bulan yang penuh berkah, pasti datang setiap tahun. Diantara kita ada yang sudah mendapatkannya 10, 20, 30 bahkan lebih dari 40 kali. Bulan Ramadhan adalah untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Ta’ala. Dan justru salah satu tujuan dari (puasa) Ramadhan adalah untuk mendapatkan nilai takwa.
Allah berfirman : “Yaa aiyuhal ladzina aamanuu kutiba ‘alaikumush shiyaamu  kamaa kutiba ‘alalladzina min qablikum la’allakum tattaquun. Wahai orang orang yang beriman !. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S al Baqarah 183).

Dalam bulan Ramadhan, iman kita insya Allah meningkat luar biasa karena telah diisi dengan berbagai kegiatan dan ibadah yang agung, diantaranya : (1) Puasa wajib Ramadhan sebulan penuh. (2) Shalat wajib berjamaah di masjid beserta shalat taraweh dan  masjid menjadi ramai. (3) Membaca al Qur an semakin bersemangat (4) Ditambah pula dengan iktikaf dan mencari lailatul qadar. (5) Bersedekah juga semakin rajin dan (6) Majlis majlis ilmu juga dihadiri oleh banyak kaum muslimin.

Sungguh cara yang paling utama untuk mempertahankan iman bahkan untuk meningkatkannya adalah dengan banyak beribadah seperti yang telah dilakukan oleh banyak kaum muslimin di bulan Ramadhan. 

Oleh karena itu sangatlah tidak baik jika amal ibadah yang telah dilakukan di bulan Ramadhan yang begitu hebat lalu setelah Ramadhan berlalu kegiatan beribadah menjadi kendor. Ini adalah kerugian yang amat besar. Diantara kerugiannya adalah terjadinya penurunan tingkat iman. Padahal bukankah iman kita harus selalu bertambah pada posisi yang tinggi dan kalau bisa menjadi lebih tinggi lagi. Bukankah kita sangat berharap agar kita diwafatkan Allah Ta’ala saat saat iman kita dalam kondisi terbaik  sehingga menghasilkan husnul khatimah ?.

Ketahuilah bahwa ada beberapa hal yang sangat perlu kita sadari dan kita ingat agar ibadah kita tidak menurun setelah Ramadhan berlalu.

Pertama : Ingatlah bahwa kita memiliki Rabb yang kita telah  beribadah kepada-Nya dengan tekun di bulan Ramadhan. Lalu apakah layak ibadah terbaik kita di bulan Ramadhan kita abaikan setelah Ramadhan berlalu. ?. Jawabannya : Tidak, sekali lagi tidak. Ketahuilah bahwa Rabb kita disemua bulan hanya satu. Rabb kita di bulan Ramadhan juga Rabb kita di bulan Syawal, di bulan Dzuqa’idah, di bulan Dzulhijjah dan seterusnya, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu janganlah seorang hamba hanya semangat beribadah di bulan Ramadhan saja tapi juga bersemangat di bulan bulan lain sesudahnya.

Kedua : Ingatlah bahwa kita mendapat nikmat Allah yang wajib kita syukuri bukan hanya di bulan Ramadhan. Sungguh nikmat Allah datang kepada kita disemua bulan. Jadi sangatlah pantas bagi kita untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala di semua bulan yaitu dengan cara mempersembahkan ibadah terbaik kepada Rabb kita. Sungguh beribadah dengan baik adalah merupakan salah satu tanda syukur kita kepada Allah Ta’ala.

Ketiga : Pada bulan Ramdhan kita telah berusaha melakukan ibadah terbaik karena kita paham betul bahwa surga atau neraka ada di hadapan kita. Ada pula pahala dan dosa yang juga berada dihadapan kita. Lalu apakah setelah Ramadhan berlalu akan kita lupakan. Jangan saudaraku. Kalau kita lupa maka akan membahayakan kehidupan kita di dunia dan di akhirat kelak.

Keempat : Pada bulan Ramadhan kita telah meramaikan dan memakmurkan rumah Allah untuk beribadah. Kita shalat berjamaah, kita banyak berdzikir, membaca al Qur an dan berusaha mentadaburinya serta  banyak bersedekah. Semuanya tidaklah patut kita lalaikan setelah Ramadhan berlalu. 

Diantara ulama salaf ada yang ditanya tentang orang yang melalaikan ibadah setelah Ramadhan. Mereka menjawab : Mereka adalah seburuk buruk manusia. (Sepertinya) mereka tidak mengenal Allah Ta’ala kecuali di bulan Ramadhan. Na’udzubillah.

Kelima : Atau apakah kita menunggu Ramadhan yang akan datang untuk kembali semangat dalam beribadah seperti Ramadhan yang lalu. Baiklah, tapi siapa yang telah menjamin seorang hamba akan mendapatkan Ramadhan yang akan datang. Dan siapa pula yang bisa menjamin bahwa kita  masih sempat beribadah dengan lebih baik di Ramdhan berikutnya.

Sekaranglah saatnya yang paling tepat untuk terus beribadah dengan baik yaitu sebagaimana telah kita lakukan pada Ramadhan yang lalu.

Sungguh kewajiban seorang beriman adalah beribadah kepada-Nya, menjauhi kemaksiatan dalam semua waktu dan keadaan sampai kita diwafatkan. Allah Ta’ala berfirman : “Wa’bud rabbaka hattaa yaktiyakal yaqiin”. Beribadahlah kepada Rabb-mu sampai datang kepadamu yang diyakin (ajal). Q.S al Hijr 99).

Insya Allah bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (508)

 
    
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar