Kamis, 24 Desember 2015

MENEGAKKAN SHAF SHALAT DENGAN SEMPURNA




MENEGAKKAN SHAF SHALAT DENGAN SEMPURNA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Menegakkan shaf dalam shalat dengan sempurna atau membaguskan shaf, paling tidak berkaitan dengan dua keadaan (1) Meluruskan dan tidak membiarkannya bengkok. (2) Shaf yang rapat dan tidak ada celah diantara makmum dalam shalat berjamaah. Ini adalah sebagaimana diperintahkan Rasulullah dalam sabda beliau : “Ahsinuu iqamatash shufuufi fish shalaah”. Baguskanlah pengaturan shaf dalam shalat. (H.R Imam Ahmad dan Ibnu Hibban, dari Abu Hurairah).

Kalau kita lihat keadaan shalat berjamaah di sebagian masjid di negeri kita ini, ternyata untuk meluruskan shaf pada umumnya sudah baik. Namun demikian perhatikanlah bagaimana dengan sebagian besar makmum yang  sulit atau tidak terbiasa untuk merapatkan shaf.

Kebanyakan jamaah membuat jarak dengan jamaah di sebelahnya. Bahkan diantaranya ada yang saling menjauh dari jamaah disebelahnya. Jika ada jamaah disampingnya yang berusaha mendekati untuk mengisi celah guna merapatkan shaf maka dia menghindar. Seolah olah orang tersebut takut atau tidak mau bersinggungan kaki dengan jamaah disebelahnya. 

Para sahabat ketika diperintah oleh Nabi merapatkan shaf mereka bersungguh sungguh melakukannya. Sampai sampai Nu’man bin Basyir berkata : Aku melihat seorang laki laki merapatkan bahunya dengan bahu teman disebelahnya, lututnya (bagian samping)  dengan lutut  (bagian samping) temannya dan mata kakinya dengan mata kaki teman sebelahnya.  

Sungguh Rasulullah telah mengingatkan kita semua untuk menegakkan shaf shalat dengan baik, agar mendapat manfaat dan terjauh dari mudharat, yaitu dengan meluruskan dan merapatkan shaf, diantaranya adalah : 

Pertama : Shaf berselisih membuat hati dan wajah berselisih.
Rasulullah telah mengingat agar shaf diluruskan, jika tidak maka hati kaum muslimin akan berselisih. Rasulullah bersabda : “Istawuu walaa takhtalifuu fa takhtalifa quluu bukum”. Luruskanlah dan jangan berselisih sehingga hati kalian berselisih. (H.R Imam Muslim). 

Dari Nu’man bin Basyir dia berkata : Nabi biasanya meluruskan shaf shaf kami, seolah  olah beliau meluruskan anak panah, hingga beliau melihat bahwa kami telah melakukan apa yang beliau inginkan. Kemudian ketika beliau keluar, lalu berdiri hingga ketika hendak  bertakbir beliau melihat seorang laki laki memajukan dadanya dari shaf, maka beliau bersabda : “Latusawwunna shufuufakum au layukhaalifannallahu baina wujuuhikum” Rapikanlah shaf shaf kalian atau Allah membuat wajah wajah kalian berselisih. (H. Imam Muslim)   
    
Kedua : Allah menyambung hubungan dengan orang yang menyambung shaf.
Rasulullah mengingatkan orang orang yang shalat berjamaah agar meluruskan shaf dan menutup celah agar tidak dimasuki syaithan. Beliau bersabda : “Tegakkanlah  shaf, sesungguhnya kalian bershaf sebagaimana shafnya para malaikat. Rapatkanlah di antara pundak pundak kalian dan tutuplah celah. Berlaku lembutlah terhadap tangan tangan saudara kalian dan janganlah kalian tinggalkan  celah celah untuk syaithan. Barangsiapa menyambung shaf maka Allah menyambung hubungan dengannya dan barang siapa yang memutus shaf maka Allah Ta’ala memutus hubungan dengannya. (H.R Imam Ahmad, Abu Dawud, an Nasa’i dan al Hakim dishahihkan oleh adz Dzahabi).

Ketiga : Mendapat rumah di surga dan derajat diangkat.
Diantara cara yang dimudahkan Allah Ta’ala untuk mendapatkan rumah di surga adalah dengan menutup sela sela shaf dan tidak membiarkannya renggang.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda : “Barang siapa yang menutup sela sela barisan (shaf) dalam shalat, Allah bangunkan rumah di surga dan diangkat derajatnya.  (H.R at Thabrani)

Keempat : Mendapat shalawat dari Allah dan malaikat-Nya.
Termasuk keutamaan yang sangat agung bagi orang orang yang menyambung dan menutup celah dalam  shaf adalah mendapat shalawat dari Allah Ta’ala dan malaikat-Nya serta ditinggikan derajatnya.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat atas orang orang yang menyambung shaf. Barang siapa yang menutupi kerenggangan (dalam shaf), niscaya dengannya Allah Ta’ala akan meninggikannya satu derajat. (H.R Imam Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan al Hakim, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahiihut Targhib wa Tarhib)   

Kelima : Langkah kaki menyambung shaf disukai Allah Ta’ala.
Dari al Barra’ bin Azib, dia berkata, Rasulullah bersabda : Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-nya bershalawat kepada orang orang yang menyambung shaf shaf pertama dan tidak ada langkah yang lebih dicintai Allah daripada langkah yang dilakukan oleh seorang hamba di mana dengannya dia menyambung shaf. (H.R Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah).

Kiranya hadits hadits diatas  memberikan pemahaman kepada kita untuk senantiasa menegakkan shaf shalat dengan baik yaitu terutama dengan meluruskan dan merapatkannya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (510)   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar