Jumat, 25 Desember 2015

KEZALIMAN ADALAH KEGELAPAN



KEZHALIMAN ADALAH KEGELAPAN DI HARI KIAMAT

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Ketahuilah wahai saudaraku, Rasulullah telah memberikan  peringatan yang tegas kepada umatnya agar tidak berlaku zhalim sebab akan mendatangkan mudharat bagi dirinya. Beliau  bersabda : “Ittaquzh zhulma. Fainna zhulma zhulumaatun yaumal qiyaamah….” Takutlah kalian terhadap kezhaliman karena kezhaliman merupakan kegelapan pada hari Kiamat kelak … ( H.R Imam Muslim). 

Ulama kita menerangkan, dengan berpatokan pada hadits di atas bahwa kezhaliman merupakan sebab kegelapan bagi pelakunya hingga ia tidak mendapatkan arah atau jalan yang akan dituju pada hari kiamat atau menjadi sebab kesempitan dan kesulitan bagi pelakunya. (Syarah Shahih Muslim) 

Makna kezhaliman
Menurut para ulama dan pakar bahasa, kezhaliman bermakna meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Diantaranya contohnya adalah bahwa jika seseorang menjual barang dagangannya dengan mengurangi timbangan dari yang seharusnya maka  dia tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. Seharusnya dia menimbang dengan cukup tapi dikurangi.  Itulah diantara bentuk kezhaliman.

Imam Al Jurjani berkata : Kezhaliman adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Dan dalam istilah syar’i adalah suatu ungkapan yang menunjukkan berpaling dari kebenaran menuju kebatilan atau mengambil  hak milik orang lain dan melampaui batas.

Imam al Hafizh Ibnu Hajar berkata : Sesungguhnya kezhaliman adalah sifat tercela yang muncul dari kegelapan hati. Seandainya hati seseorang bersinar niscaya dia akan mengambil pelajaran (untuk tidak berlaku  zhalim)

Larangan berbuat zhalim.
Sungguh Allah mengharamkan kezhaliman atas diri-Nya dan mengharamkan pula kepada manusia untuk berbuat zhalim.
Dari Abu Dzar dari Nabi salallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau meriwayatkan dari Rabbnya bahwa Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman :  “Yaa ‘ibaadii innii haramtu zhulma ala nafsii, wa ja’alatuhu bainahum muharramaa” Wahai sekalian hamba-Ku, Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman pada diri-Ku dan mengharamkannya pada kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi … (H.R Imam Muslim) 

Allah berfirman : “Walaa tarkanuu ilalladzina zhalamuu fatamassakumun naaru … “ Dan janganlah kamu cenderung kepada orang orang yang zhalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka. (Q.S Hud 113).

 Imam al Baghawi menerangkan bahwa : Ayat ini bisa dikatakan sebagai ayat yang paling keras tentang larangan dan ancaman  terhadap perbuatan zhalim.
 Diantara contoh kezhaliman.

Imam adz Dzahabi menjelaskan tiga contoh kezhaliman yang dilakukan sesama manusia yaitu : 

Pertama : Memakan harta dengan cara yang bathil.
Kedua : Menzhalimi manusia dengan cara membunuh, melukai, memukul dan yang lainnya.
Ketiga : Menzhalimi manusia dengan celaan, laknat dan tuduhan dusta.

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata bahwa  keazhaliman kepada  manusia ada pada dua perkara 

Pertama : Tidak menunaikan kewajiban terhadap orang lain, seperti orang yang berhutang tetapi tidak membayarnya atau menunda nunda pada hal ia mampu.
Kedua : Mewajibkan  kepada orang lain sesuatu yang  tidak wajib baginya, seperti kamu menuduh saudaramu punya hutang kepadamu  lalu kamu membuat surat surat palsu sehingga  kamu menang di pengadilan

Akibat buruk kezhaliman.
Sungguh sangatlah banyak keburukan yang akan menimpa orang orang ketika di dunia suka menzhalimi orang lain, diantaranya adalah :

Pertama : Ditahan sampai ada pembalasan atas kezhaliman.
Ketahuilah bahwa orang orang yang pernah berbuat kezhaliman kepada orang lain semasa di dunia maka di akhirat kelak mereka akan tertahan hingga mereka menyelesaikan urusan kezhaliman dengan saling mendapat pembalasan.

Diriwayatkan dari Abu Sa'id al Khudri  bahwa Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda : "Ketika orang-orang mukmin selamat dari neraka, mereka ditahan di suatu jembatan yang melintang antara surga dan neraka. Disitulah mereka saling mendapat pembalasan atas kezaliman yang mereka lakukan di dunia. Apabila mereka sudah dibersihkan dari dosa dengan mendapat pembalasan tersebut, maka mereka diizinkan masuk surga. Demi Allah yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, penghuni surga lebih mengenal tempat tinggalnya di surga daripada tempat tinggalnya di dunia".(H.R Imam Bukhari)

Kedua : Mendapat laknat Allah.
Sungguh orang yang berbuat zhalim terhadap sesamanya akan mendapat laknat Allah yaitu dijauhkan dari rahmat-Nya. Na’udzubillah.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab shahihnya. Dari Abdullah bin Umar  dia berkata : Saya pernah mendengar Rasulullah  bersabda :
"Kelak di akhirat Allah akan mendekatkan orang mukmin kepada-Nya, kemudian menaunginya dan memberinya tabir. Lalu Allah bertanya : "Apakah kamu mengakui pernah berbuat dosa begini dan begini ?" Allah terus bertanya seperti itu, sehingga ketika orang mukmin tersebut mengakui semua dosa yang diperbuat dan berpikir bahwa dirinya akan celaka, Allah berfirman, "Ketika di dunia Aku menutupi dosa-dosamu, sekarang Aku mengampuninya". Maka diberikanlah catatan amal baiknya. 

Adapun orang kafir dan munafik, dosa-dosa mereka akan diungkap secara terbuka, Dan para saksi akan berkata : "Inilah orang-orang yang berdusta dengan menentang Rabb mereka. Ingatlah, Laknat Allah menimpa orang-orang yang zalim".  (Q.S  Huud 18).

Ketiga : Amal  dikurangi dan dosa ditambah.
Seseorang yang menzhalimi orang lain di dunia, maka seharusnya dia segera mohon dimaafkan dan minta dihalalkan ketika masih di dunia. Jika tidak maka di akhirat nanti, kezhaliman yang dilakukannya akan mengurangi pahalanya atau menambah dosanya sebagai  kafarat kezhalimannya.

 Rasulullah bersabda  : “Man kaanat ‘indahu mazhlimatun  li akhiihi falyatahalalhu minhaa, fainnahu laisa tsumma diinaaran walaa dirhamun minqabli aiyu’khadza li akhiihi min hasanaatihi, failam yakun lahuu hasasanatun akhidzun min syaiyiati  akhiihi fatharihat ‘alaihi.” Barang siapa yang memiliki kezhaliman terhadap saudaranya maka hendaklah dia meminta kehalalan (maaf) kepadanya, karena kelak di akhirat tidak ada lagi dinar dan dirham, sebelum kebaikannya diambil untuk saudaranya (yang dia zhalimi), bila tidak memiliki kebaikan maka keburukan saudaranya (yang dia zhalimi) akan diberikan kepadanya (H.R Imam Bukhari).

Hal ini juga sejalan dengan makna hadits tentang orang yang muflis  yaitu  orang yang bangkrut di akhirat kelak. Pada hari akhirat kelak akan ada manusia yang datang dengan membawa   pahala amalnya yang banyak. Tetapi akhirnya habis karena harus dipindahkan kepada orang orang yang menuntutnya yaitu orang orang yang  pernah dizhaliminya di dunia. Bahkan setelah pahala amalnya habis maka dosa orang yang dizhalimi dipindahkan kepadanya. Na’udzubillahi min dzalik.

Dari Abu Hurairah,  bahwasanya Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat : "Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?" Para sahabat menjawab, "Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan."

Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka." (H.R Imam Muslim)

Kita bermohon kepada Allah Ta’ala agar selalu dijauhkan-Nya dari berbuat zhalim kepada sesama manusia  agar kami terhindar dari adzab baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (514)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar