Jumat, 04 Desember 2015

AMAL UTAMA BERSAMA AL QUR AN



AMAL UTAMA BERSAMA AL QUR-AN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Makna dan definisi al Qur an
Para pakar bahasa Arab mengatakan bahwa : Al-Quran berasal dari kata kerja qara’a yang berarti “mengumpulkan dan menghimpun”, dan qira’ah yang berarti  : Menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapi.

Sangatlah banyak ulama yang menjelaskan tentang definisi al Qur-an, diantaranya   adalah Imam Muhammad Ali ash-Shabuni. Beliau berkata : Al-Quran adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril dan ditulis pada mushaf-mushaf  yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya merupakan ibadah, dimulai dengan Surah Al-Fatihah (1)  dan ditutup dengan Surah An-Nas (114).

Dalam al Qur-an banyak penjelasan tentang al Qur-an itu sendiri, diantaranya dalam  surat asy Syu’ara ayat 192-195 Allah Ta’ala berfirman : “Wa innahuu latanziilurabbil ‘alamiin. Nazala bihir ruuhul amiin. ‘Ala qalbikalitakuuna minal mudziriin. Bilisaanin ‘arabiyinmubiin”. Dan sungguh (al Qur-an) ini benar benar diturunkan oleh Rabb seluruh alam. Yang dibawa turun oleh ar Ruuh al Amin (Jibril). Kedalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan. Dengan bahasa Arab yang jelas.

Kedudukan al Qur an yang sangat tinggi
Sungguh al-Qur’an memiliki kedudukan yang sangat utama dan sangat tinggi, karena beberapa sebab yang penting, diantaranya :

Pertama : Al Qur’an merupakan wahyu dari Rabbul ‘alamin, penguasa alam semesta, Dzat yang Mahakuasa atas segala sesuatu yaitu Allah Tabaraka wa Ta’ala. Al Qur- an adalah Kalamullah.

Kedua : Al-Qur’an diturunkan kepada manusia yang paling agung dan mulia semenjak Allah menciptakan manusia yang pertama hingga terakhir. Pemimpin para nabi dan rasul, pemberi syafaat (dengan izin Allah) pada hari kiamat dan seorang yang pertama kali membuka pintu surga dan memasukinya sebelum yang lainnya yaitu Nabi kita Muhammad Salallahu alaihi wassalam.

Ketiga : Al-Qur’an diturunkan dengan perantaraan makhluk yang paling ta’at kepada Allah yaitu Malaikat Jibril. Dia adalah malaikat terbaik dan pemimpin dikalangan malaikat. Allah menjelaskan dalam surat an Najmu ayat 5 dan 6 bahwa Jibril itu sangat kuat, memiliki akal yang cerdas. Dan didalam surat at Takwir ayat 19-21 Allah menjelaskan pula bahwa Jibril adalah utusan yang mulia, yang mempunyai kekuatan memiliki kedudukan yang tinggi disisi Allah  serta dipercaya.

Keempat : Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada waktu yang sangat mulia dan penuh berkah yaitu bulan Ramadhan. Bahkan malam diturunkannya adalah malam kemuliaan yaitu lailatul qadr, yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Amal yang utama bersama al Qur-an
Seorang muslim wajib peduli terhadap Al-Qur’an. Diantaranya adalah dengan melakukan amal shalih paling utama yang berhubungan langsung dengan Al-Qur’an, yaitu:

Pertama : Membaca  dan menghafalkan semampunya.
Membaca Al-Qur’an adalah langkah awal seseorang berhubungan langsung dengan Al-Qur’an. Rasulullah memerintahkan dan memberi motivasi yang kuat agar kita banyak membacanya.

Rasulullah bersabda:“Aqraul qur’ana fainnahu yakti yaumal qiyamati syafi’an li ashhabih.” Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at kepada pembacanya. (H.R. Muslim, dari Abu Umamah).

Ketahuilah sungguh Rasulullah menjelaskan bahwa membaca al Qur an adalah amalan yang bernilai pahala besar. Oleh karena itu maka orang yang tidak melazimkan diri untuk membacanya tentu akan mendapatkan kerugian yang besar pula.

Rasulullah bersabda: “Man qara’a harfan min kitabillahi falahu hasanatun wal hasanatun bi’asyri amtsaliha. La aqulu aliflam mim harfun, walakin alifun  harfun, wa lammun harfun wa mimmun harfun.” Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu sama dengan sepuluh kali lipat ganjarannya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, mim satu huruf. (H.R at Tirmidzi)

Kedua: Mempelajari dan berusaha memahami.
Suatu amal yang utama dan merupakan  kewajiban seorang muslim terhadap al-Qur’an adalah berusaha mempelajari makna dan memahaminya (mentadaburinya). Imam Ibnul Qayyim menjelaskan makna tadabbur, yakni: “Memandang tajam dengan mata hati kepada setiap maknanya (ayat  al-Qur’an) dan memfokuskan fikiran untuk memperhatikan dan memahaminya.

Sungguh Allah Ta’ala mengingatkan manusia agar seantiasa memperhatikan dan mentadaburi al Qur-an. Allah berfirman :Afala yatadabbarul  Qur’aana, am ‘ala qulubin aqfaaluhaa.” Maka apakah mereka tidak memperhatikan (mentadaburi) al-Qur’an atau apakah hati mereka terkunci (Q.S. Muhammad 24).

Syaikh as Sa’di berkata  bahwa : Makna ayat ini,  apakah mereka yang berpaling dari kitab Allah itu tidak mau mencerna serta merenungkannya dengan sebenar-benarnya.
Ketiga: Mengamalkan kandungannya.

Inilah tujuan paling puncak untuk membaca dan mempelajari al Qur-an. Mengamalkan adalah kewajiban seorang muslim yang telah diberi anugerah sebuah ilmu. Ilmu tidaklah akan berguna jika tidak diamalkan. Salah satu tanda ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Sesungguhnya buah ilmu adalah amal. Dan Allah hanya akan memberi balasan berdasarkan amal yang dikerjakan oleh seorang hamba.“Innama tujzauna maa kuntum ta’malun.”Sesungguhnya kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan (Q.S. ath Thuur 16).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan maksud ayat ini. Bahwa Allah tidak akan pernah menzalimi seorang pun. Bahkan sebaliknya, dia senantiasa memberikan balasan kepada setiap orang sesuai dengan amalnya.

Keempat: Mengajarkan al Qur’an.
Kewajiban seorang muslim adalah menyebar luaskan dengan cara mengerjakan kepada orang lain sesuai kesempatan dan kemampuan. Mengajarkan al Qur an adalah sebaik baik amal bahkan akan berbuah sampai ke akhirat kelak.

Rasulullah juga bersabda:“Idza matabnu adam qatha’a amaluhu illa min tsalatsin, shadaqatin jaariah au ilmin yuntafa’u bihi au waladin shalihin yadi’ulahu.”  Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara (yaitu) shadaqah jariah atau ilmu yang bermanfaat (yang diajarkan) atau anak shalih yang mendoakannya (H.R Imam Bukhari).

Itulah diantara amal amal utama yang sangat penting untuk dilakukan oleh seorang hamba bersama al Qur anul Kariim.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (484).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar