Senin, 06 April 2015

SABAR DAN KEUTAMAANNYA



SABAR DAN KEUTAMAANNYA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah
Sesungguhnya keimanan itu ada dua bagian. Sebagiannya adalah sabar dan sebagian lainnya adalah syukur, yang demikian itu adalah karena apa yang diperoleh seorang hamba didunia tidak lepas dari dua perkara, yaitu:

Pertama: Kenikmatan yang Allah ta’ala berikan kepadanya. Ini membutuhkan rasa syukur yaitu diantaranya mengakui bahwa nikmat tersebut datang dari Allah dan diwujudkan dalam bentuk ketaatan kepada Allah

Kedua: Musibah yang  menimpa seorang hamba perkara ini membutuhkan sikap ridha dan sabar dalam menerimanya. Ini diwujudkan dalam sikap tidak melakukan tindakan yang diharamkan Allah.

Makna dan hakikat sabar
Iman Ibnul Qayyim dalam Madarijus Saalikin  menjelaskan makna dan hakikat sabar yaitu :

Pertama: Secara bahasa sabar bermakna mencegah dan menahan.

Kedua: Hakikat sabar adalah menahan diri dari berputus asa, meredam amarah jiwa, mencegah lisan untuk mengeluh serta menahan anggota badan untuk berbuat kemungkaran.

Sabar adalah akhlak mulia yang muncul dari dalam jiwa. Dapat mencegah perbuatan yang tidak baik. Sabar adalah kekuatan jiwa yang dengannya akan tegak dan baik segala perkara.

Tiga bagian pokok dalam sabar 

 Pertama : Sabar dalam menjalani ketaatan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : Dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah lebih utama dan sempurna daripada menjauhi maksiat.  Lagi pula kerusakan karena tidak ada ketaatan  lebih dibenci Allah dari pada kerusakan adanya maksiat.
Allah berfirman : “Wa’mur ahlaka bish shalaati washthabir ‘alaiha” Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya” (Q.S Thaahaa 132).

Seorang yang ingin bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah perlu memperhatikan tiga hal, sebagaimana dikatakan Imam Ibnu Qudamah dalam Kitab Minhajul Qashidin, yakni:

(1) Sebelum beribadah. Hendaklah dia meluruskan niatnya, ikhlas dan sabar agar terjaga dari penyakit riya’ dan sum’ah

(2) Saat beribadah. Hendaklah dia tidak lalai dari merasa diawasi Allah, jangan malas mengerjakan sunnah-sunnahnya dan adab-adabnya, sabar melawan rasa malas hingga selesai ibadahnya

(3) Setelah beribadah. Hendaklah dia sabar dari menyebarkan ibadah yang telah dia kerjakan. Tidak pamer dihadapan manusia dengan maksud riya atau sum’ah. Barangsiapa yang tidak sabar setelah bersedekah sia-sia belaka amalnya.

Kedua : Sabar dalam menjauhi larangan
Semua orang butuh kesabaran dalam setiap waktu dan kondisi. Sebab ia selalu berada dalam perintah yang wajib dilaksanakan dan larangan yang wajib ditinggalkan. Manusia berada diatas takdir Allah termasuk kenikmatan yang wajib dia syukuri. Apabila semua perkara ini tidak bisa lepas dari diri seorang hamba maka kesabaran harus senantiasa ada pada dirinya sampai akhir hayat. (Tazkiyatun Nufus, Syaikh Ahmad Farid).

Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin berkata : Sabar dalam menjauhi yang diharamkan Allah, yaitu hendaklah manusia menahan diri dari yang Allah haramkan, karena jiwa ini senantiasa memerintah kepada keburukan. Hendaklah seorang hamba sabar untuk menjauhi yang diharamkan Allah.

Ketiga : Sabar menerima takdir atau ketetapan Allah
Bahwa ketetapan yang Allah takdirkan bagi seorang hamba didunia dibagi dua :

(1) Ketetapan Allah yang sesuai dengan keinginan seorang hamba berupa keselamatan, harta, kedudukan dan kelezatan dunia. Maka disamping bersyukur terhadap nikmat, seorang hamba haruslah jangan tertipu dengan kelezatan dunia hingga lalai terhadap akhirat.

Besabar dengan kenikmatan, tidaklah mudah seperti apa yang dikatakan Abdurahman bin ‘Auf : Kami diuji dengan kesengsaraan, kami mampu bersabar. Akan tetapi  tatkala kami diuji dengan kenikmatan tidaklah kami mampu bersabar. Oleh karena itu, hamba yang beriman  hendaklah berusaha untuk sabar dari semua kenikmatan, yaitu bersabar yang diikuti rasa syukur.

(2) Ketetapan Allah berupa musibah dan sesuatu yang tidak dikehendaki jiwa. Ketahuilah bahwa musibah, ujian dan cobaan merupakan sunnatullah yaitu sesuatu yang telah Allah tetapkan dalam kehidupan dalam seorang hamba. Bahkan itu termasuk tujuan yang agung dari penciptaan manusia.

Allah berfirman:  “Alladzii khalaqal mauta wal hayaata liyabluwakum ahsanu ‘amalaa, wa huwal ‘aziizul ghafuur” (Dia)  Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Mahapengampun.  (Q.S al Mulk 2)

Allah Ta’ala juga berfirman: “Ahasibannaasu an yutrakuu an yaquluu aamannaahum la yuftanuun”  Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan  mengatakan, kami telah beriman sedangkan mereka tidak diuji lagi” (Q.S al Ankabut 2).

Rasulullah bersabda :  “Matsalul mu’mini kamatsaliz zar’i, laatazaalur riihu tamiiluhu, walaa yazaalul mu’minu yushiibuhul bala’. Perumpamaan seorang mu’min tak ubahnya seperti tanaman, angin akan selalu meniupnya, ia akan selalu mendapat cobaan (H.R Imam Muslim dan at Tirmidzi).

Imam Ibnul Jauzi berkata : Dunia ini dijadikan sebagai cobaan bagi manusia, hendaknya bagi orang yang berakal untuk melatih dirinya agar bersabar. Apapun yang diperoleh manusia berupa keinginannya adalah kemurahan dari Allah. Dan apa yang tidak dia dapat merupakan asal dari tujuan dunia ini. 

Keutamaan sabar
Ketahuilah bahwa  sabar adalah merupakan akhlak terpuji. Merupakan watak yang disukai. Merupakan perangai yang indah. Sangatlah baik pengaruh dan akibatnya. Memiliki faedah dan manfaat yang berlimpah. Dengan kesabaran ada kesempatan berfikir jernih sehingga akan memudahkan berbagai urusan.

Oleh karenanya para sahabat dan orang-orang shalih selalu memelihara dan melazimkan sifat sabar ini dalam dirinya. Terutama dalam menjaga ketaatan, menjauhi larangan dan sabar dalam menerima ketetapan Allah.

Sungguh sangat banyak keutamaan sabar yang dijelaskan dalam al-Qur-an dan as Sunnah. Diantaranya adalah:

Pertama : Allah bersama orang-orang yang sabar
Allah berfirman: “Washbiru, innallaha ma’ash shaabirin”  Dan             bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-       orang yang sabar. (Q.S al Anfaal 46).
Ketahuilah bahwa  kebersamaan Allah Ta’ala kepada orang        yang sabar adalah kebersamaan yang khusus. Allah akan menjaganya, menolongnya dan selalu memberi kekuatan baginya.

Kedua : Ganjaran pahala yang tidak terbatas
Sulaiman bin Qashim berkata : Setiap amalan dapat diketahui ganjarannya kecuali kesabaran yang ganjarannya seperti air mengalir. Kemudian beliau membacakan firman Allah Ta’ala : “Innama yuwaffash shaabiruuna ajrahum bighairi hisaab”   Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah  yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S az  Zumar 10)

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Adapun kesabaran, pahalanya berlipat ganda tidak terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa ganjarannya sangat besar sekali hingga tak mungkin bagi seorang insan untuk membayangkan pahalanya karena tidak bisa dihitung dengan bilangan. Bahkan juga, pahala sabar termasuk pahala yang maklum diisi Allah tanpa bisa dibatasi. Tidak pula dapat disamakan dengan mengatakan satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Kesabaran itu pahalanya tanpa batas. (Syarah Riyadush Shalihin)

Ketiga : Allah mencintai orang yang sabar
Kecintaan Allah Ta’ala adalah pemberian yang agung bagi seorang hamba. Ketahuilah bahwa jika Allah telah mencintai seorang hamba maka  semua kebaikan akan datang kepadanya dari segala arah. Keburukan dan gangguan akan hilang  dan akan terwujud baginya kebahagiaan dunia dan akhirat.

Allah Ta’ala berfirman : Wallahu yuhibbush shaabiriin”  Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar. (Q.S Ali Imran 146)  
    
Keempat : Aman dari tipu daya musuh
Allah Ta’ala berfirman : “Wain tashbiruu wa tattaquu laa yadhurrukum kaiduhum syai-a.” Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.  (Q.S  Ali Imran 120)

Imam Ibnu Katsir berkata : Allah mengajarkan orang-orang mukmin kiat agar selamat dari keburukan orang yang jahat dan tipu daya musuh dengan mengamalkan kesabaran dan ketakwaan serta tawakkal kepadanya. Dia adalah Mahamengetahui para musuh. Tidak ada daya dan kekuatan bagi mereka kecuali dengan pertolongan Allah.

Kelima : Mendapat pemberian yang paling baik
Rasulullah bersabda: “Tidaklah seorang insan diberikan pemberian yang lebih baik lagi luas dibanding kesabaran  (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Imam Hasan al Bashri berkata : Sabar adalah perbendaharaan dari perbendaharaan kebaikan. Tidaklah Allah memberikannya kecuali kepada hamba-hamba yang mulia disisi-Nya (Minhajul Qashidin, Imam Ibnu Qudamah)

Keenam : Meraih derajat yang tinggi
Rasulullah bersabda : “Ada seseorang yang meraih kedudukan mulia disisi Allah bukan karena amalnya. Allah memberikan cobaan kepada dirinya atau hartanya atau anaknya kemudian Allah menjadikannya bersabar, hingga ia dapat meraih derajat yang mulia”  (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Itulah sebagian dari keutamaan yang akan diperoleh seorang hamba jika melazimkan sifat sabar dalam dirinya. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Wallahu A’lam. (262)




          

 




 































Tidak ada komentar:

Posting Komentar