Rabu, 08 April 2015

DUA PENGHALANG BELAJAR ILMU



DUA PENGHALANG BELAJAR ILMU

Oleh : Azwir B. Chaniago

Islam mewajibkan umatnya untuk terus menerus belajar ilmu terutama ilmu syar’i dan ilmu ilmu lainnya yang bermanfaat bagi umat Islam. Rasulullah bersabda : “Thalibul ‘ilmi faridhatun ‘ala kulli muslim”. Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim (H.R Imam Ahmad). Diantara pakar bahasa Arab mengatakan bahwa kata fardhu maknanya adalah wajib. Dalam hadits ini disebut faridhatun yang maknanya sangat atau lebih wajib. Ini adalah salah satu dalil yang tegas tentang wajibnya belajar bagi seorang muslim baik laki laki maupun perempuan.

Namun dalam belajar ilmu khususnya ilmu syar’i akan banyak ditemukan penghalang. Penghalang itu bisa ada diluar diri seseorang  ataupun pada dirinya sendiri. Diantara penghalang yang ada pada diri seseorang dalam belajar ilmu adalah adanya dua sifat  buruk  yaitu sifat malu  dan sifat sombong.

Diantara contohnya adalah :

Pertama : Jika seseorang ingin belajar membaca al Qur an tapi malu karena sudah tua baru mulai belajar maka dia akan bodoh terus dalam membaca al Qur an.  Rasa malu telah menghalanginya. Diantara contoh lainnya adalah seorang yang sudah berusia lanjut lalu merasa malu menghadiri majlis ilmu yang jamaahnya sebagian besar adalah orang orang muda. Akibatnya dia kehilangan kesempatan untuk mendapat ilmu dan pahala yang besar.

Rasa malu sebenarnya memiliki konotasi yang positif. Misalnya malu bermasiat, malu melalaikan ibadah dan yang lainnya. Tetapi kalau malu untuk belajar ini bisa jadi disebut dengan musibah. 

Kedua : Jika seseorang menganggap dirinya sudah punya banyak ilmu, timbul rasa sombong, maka ilmunya tidak akan bertambah. Rasa sombong telah menghalanginya untuk belajar. Pada hal mungkin ilmunya masih sangat sedikit tetapi merasa sudah memiliki ilmu yang sangat banyak.  Keadaan ini memang agak sering menghinggapi orang yang berilmu, kecuali yang Allah berikan taufik. 

Contoh lain dalam hal ini adalah tentang seorang yang tidak berilmu. Lalu kebetulan duduk di suatu majlis ilmu. Tapi dia tidak sungguh sungguh mendengarkan apa yang dijelaskan ustadz. Sewaktu ditanya kenapa dia tidak sungguh sungguh mendengarkan kajian ?. Lalu dijawab : Ah itukan kaji yang dari dulu begitu begitu saja. Tidak ada yang baru. Dan lagi pula katanya : Cara ustadz menjelaskannya tidak menarik.  Inilah satu tanda kesombongan dan telah menghalangi orang ini mendapat ilmu.

Imam Mujahid bin Jabr, seorang Tabi’in, murid Ibnu Abbas (wafat 104 H) berkata : Tidak akan mendapatkan ilmu orang yang malu dan orang yang sombong (Atsar shahih riwayat Imam Bukhari).

Oleh karena itu waspadalah terhadap kedua sifat buruk ini karena bisa merugikan  diri sendiri. Jangan biarkan kedua sifat ini menjadi penghalang dalam belajar ilmu.

Wallahu A’lam.   (264)











 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar