Rabu, 29 April 2015

JIWA YANG TENANG



JIWA YANG TENANG

Oleh : Azwir B. Chaniago

Surat al Fajr adalah surat ke 89 dalam al Qur anul Kariim. Surat ini terdiri dari 30 ayat dan pada ayatnya yang 27 dan 28 Allah berfirman : “Yaa aiyatuhan nafsul muthma-innah. Irji’ii ilaa rabbiki raadhiyatan mardhiyah” Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang puas lagi di ridhai-Nya.

Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin berkata : Allah menutup surat ini dengan perkara yang membuat hati (seorang mukmin) menjadi senang dan dada (nya) menjadi lapang. Selanjutnya Syaikh menjelaskan :

Pertama : Kembalilah kepada Rabb-mu…, perkataan ini  kelak akan dikatakan kepada seorang mukmin pada detik detik terakhir dari kehidupannya di dunia. Akan dikatakan kepada ruhnya : Keluarlah wahai jiwa yang tenang, keluarlah untuk menemui rahmat Allah dan keridhaan-Nya. Maka seketika  itu ruh akan merasa berbahagia dan dengan mudahnya akan berpisah dari raganya. Hal itu karena berita gembira yang diterimanya tentang kenikmatan yang (jauh) lebih hebat dari segala kenikmatan dunia yang akan segera dirasakannya.

(Yaitu) sungguh suatu kenikmatan yang tidak dapat tergambar dalam otak dan pemikiran manusia. Allah berfirman : “Falaa ta’lamu nafsun maa ukhfiya lahum min qurrati a’yunin jazaa-an bimaa kaanuu ya’maluun” Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.  (Q.S as Sajdah 17)

Kedua : Jiwa yang tenang, maksudnya adalah jiwa yang beriman dan selamat. Sebab anda tidak akan pernah mendapati jiwa yang lebih tenang dari jiwa seorang mukmin selama lamanya. Seorang mukmin itu berjiwa baik dan tenang. Bahkan Rasulullah kagum terhadap kepribadian seorang mukmin. 

Rasulullah bersabda : “’Ajaban li amril mu’minini inna amrahu kullahu lahu khairun, wa laisa dzaalika li ahadin illaa lil mu’minin, in ashabat-hu sarraa-u syakara, fakaana khairal lahu, wain ashabat-hu dharraa-u shabara fakaana khairal lahu.” Memang sangat menakjubkan urusan orang mukmin itu, karena semua urusannya adalah baik, dan ini tidak akan terjadi pada seorangpun kecuali pada orang mukmin. Jika mendapat kesenangan dia bersyukur, maka yang demikian itu adalah lebih baik baginya. Dan jika ditimpa kesusahan dia bersabar, maka yang demikian itu adalah lebih baik  baginya. (H.R Imam Muslim).  
 
Seorang mukmin akan selalu tenang dan ridha dengan ketentuan Allah dan takdir-Nya. Dia tidak marah ketika ditimpa musibah. Tidak menjadi sombong dan lupa diri jika mendapatkan kenikmatan. Justru dia akan selalu bersyukur ketika mendapat nikmat dan bersabar ketika menerima cobaan. Maka dengan demikian anda akan mendapati seorang mukmin itu selalu tenang. 

Jadi, nafsul muthma-innah itulah jiwanya orang orang yang mendapatkan ketenangan selama di dunia dan akan selamat dari adzab Allah pada Hari Kiamat. (Lihat Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh al Utsaimin).

Wallahu A’lam.   (288)
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar