Selasa, 28 April 2015

JANGAN SUKA MELALAIKAN WAKTU



JANGAN SUKA MELALAIKAN WAKTU

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Sungguh waktu kita di dunia ini tinggal sedikit. Tidaklah kita mengetahui kapan Allah akan mewafatkan kita. Bersiaplah untuk menghadapi akhirat yang kekal. Jangan sia-siakan nikmat waktu yang diberikan Allah. Manfaatkanlah waktu yang sedikit ini  untuk sesuatu yang memberi  bermanfaat bagi kehidupan dunia dan terutama kehidupan akhirat. Janganlah seorang hamba lupa atau tertipu dengan nikmat waktu lalu menyesal.

Rasulullah bersabda : “Nikmataani maghbunun fihima kasyirum minannasish shihatu wal faragh”  Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang (H.R. Imam Bukhari).   
Rasulullah bersabda : “Min husni islamil mar’i tarkuhu ma laya’niih” Paling baiknya Islam seseorang (ialah) meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat. (H.R Ibnu Majah, dalam shahihul Jami’).

Melalaikan waktu adalah kerugian dan penyesalan.
Sungguh telah ada peringatan dari Allah bahwa manusia yang tidak menggunakan waktu hidupnya didunia untuk beribadah kepada Allah pastilah akan merugi dan menyesal dikemudian hari. Ketahuilah bahwa penyesalan datang belakangan. Kalau datangnya duluan  bukanlah disebut penyesalan. Perhatikanlah dua ayat berikut ini tentang penyesalan orang orang yang telah meninggalkan dunia ini. Sungguh penyesalan mereka tidaklah bermanfaat sedikitpun karena semuanya sudah berlalu dan tak mungkin kembali. 

Allah berfirman : “Waqalu laukunna nasma’u au na’qilu maa kunna fii ashhabis sa’ir. Dan mereka berkata, sekiranya (dahulu) kami mau mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala. (Q.S. Al Mulk 10).

Allah berfirman : “Rabbana absharna wa sami’na farji’na na’mal shalihan inna muqinuun” (Mereka berkata)  Ya Rabb kami , kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan amal saleh. Sungguh kami adalah orang-orang yang  yakin (Q.S. As Sajdah 12).

Inilah penyesalan manusia yang telah meninggal. Minta dikembalikan ke dunia untuk satu tujuan yaitu untuk melakukan  amal shalih. Tidak ada tujuan yang bersifat duniawi atau yang  lainnya. Sekarang pertanyaan buat kita semua adalah : Bagaimana kita yang saat ini masih ada di dunia. Apakah kita akan menyia nyiakan dan melalaikan waktu untuk beramal shalih.  Sungguh kita tidak tahu kapan kita akan  diwafatkan. Dan tentu kita tidak menginginkan penyesalan dikemudian hari.  

Melalaikan waktu adalah suatu yang tidak nyaman
Seseorang yang senantiasa melalaikan waktu,  tidak peduli atau senantiasa menyia-nyiakannya maka biasanya akan meraih kondisi yang tidak nyaman dan tidak menyenangkan,  diantaranya :

Pertama : Orang yang melalaikan waktu cenderung menganggap hidupnya tidak bisa memberi makna kepada dirinya apalagi untuk orang lain.
 
Kedua : Orang yang melalaikan waktu sering dipenuhi penyesalan dalam waktu lama bahkan bisa berkepanjangan.

Ketiga : Orang yang melalaikan waktu berarti dia sedang berjalan untuk mengurangi makna bagi hidupnya.

Keempat : Orang yang melalaikan waktu biasanya terlalu banyak berharap pada waktu yang akan datang  untuk memperoleh kesempatan memperbaiki diri. Dia bisa tertipu karena waktu yang akan datang belum tentu diperoleh. 

Kelima : Orang yang melalaikan waktu bisa mempersulit dirinya terutama di akhirat karena waktu adalah nikmat Allah yang harus dipertanggung jawabkan.

Keenam : Orang yang melalaikan waktu biasanya tidak bisa  memahami dengan baik, bahwa waktu yang sudah lalu tidak bisa kembali.  Bahwa hari ini adalah kesempatan paling utama  untuk berbuat kebaikan untuk hari ini. Sedangkan hari esok, kalau masih ada baginya, adalah untuk berbuat kebaikan esok.

Ketujuh : Orang yang melalaikan waktu sering tidak akan mengetahui bahwa sesungguhnya pengelolaan waktu harus dipahami pula sebagai sarana muhasabah terhadap yang telah dilakukan dalam hidup ini.

Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita semua untuk senantiasa memanfaatkan nikmat waktu berupa umur yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Wallahu A’lam. (286)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar