Sabtu, 08 November 2014

PEMICU PERBUATAN GHIBAH



PEMICU PERBUATAN GHIBAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Salah satu penyakit yang ada dalam hati sebagian manusia adalah ghibah atau bergunjing  yaitu suka berbicara tentang  aib orang lain. Tidak banyak orang yang bisa terbebas dari peyakit ini kecuali yang mendapat petunjuk. Ini penyakit berbahaya dan akan mendatangkan mudharat yang sangat besar bagi pelakunya.

Allah berfirman “Walaa tajassasu walaa yaghtab ba’dhukum ba’dha. Ayuhibbu ahadukum aiya’ kula lahma akhihi maitan, fakarih tumuuh”. Dan janganlah kamu mencari cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menghibah sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati. Tentu kamu merasa jijik. (Q.S al Hujuraat 12).

Dalam ayat ini Allah memberikan perumpamaan yang sangat buruk bagi pelaku ghibah yaitu seperti memakan daging bangkai manusia. Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin menjelaskan bahwa  ayat ini sebagai bentuk penghinaan terhadap orang yang mengghibah atau bergunjing supaya tidak ada seorangpun yang melakukannya.

Makna ghibah.
Tentang makna  ghibah, Rasulullah telah menjelaskan kepada kita melalui suatu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah : “An Abi Hurairah anna rasulullahi salallahu ‘alaihi wasallam qaala : Atadrunna  ma al ghibatun. Qalluu  Allahu wa rasuluhu a’lam. Qaala dzikruka akhaka bima yakrahu. Qiila afaraita in kaana fi akhii ma aquulu. Qaala in kaana fiihi maa taquulu faqad aghtabtahu wa illam yakun fiihi faqad bahattahu.

Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah pernah bertanya : Tahukah kamu apa itu ghibah ?. Para sahabat  menjawab  :  Allah dan RasulNya  lebih tahu.  Kemudian Rasulullah bersabda : “Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu tentang sesuatu yang tidak dia sukai.” Seorang bertanya : Ya Rasulullah bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang seperti yang saya ucapkan. Rasulullah bersabda : Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah mengghibahnya.  Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya maka kamu telah memfitnahnya  (mendustakannya). H.R Imam Muslim.

Ini adalah penjelasan tentang makna ghibah yang shahih yaitu sebagai mana  disabdakan Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam.

Faktor pendorong melakukan ghibah.
Setiap Muslim yang berakal sehat tentu akan berusaha semampunya untuk menjauhi penyakit ghibah yang sangat berbahaya ini. Diantara cara menghindarinya adalah dengan mengetahui dan memotong  penyebab dan pendorongnya.

Mari kita simak apa yang dikatakan Imam Ibnu Qudamah dalam kitab beliau Minhajul Qashidin, tentang faktor pendorong manusia melakukan ghibah. Kata beliau, bahwa faktor pendorong berbuat ghibah  sangatlah banyak dan diantaranya adalah lima  hal sebagai berikut :

Pertama : Keinginan seseorang untuk mencairkan atau bahkan untuk melampiaskan rasa marahnya. Bila seseorang disakiti hatinya sehingga membuat dia marah maka ada kemungkinan orang ini akan mengghibah orang yang menyakitinya tersebut.

Kedua : Selalu berteman dengan orang orang yang suka ghibah. Jika temannya terlibat dalam ghibah maka dia akan ikut ikutan dalam rangka menjaga pergaulan. Jika dia mengingkari atau menghindar maka dia dianggap tidak satu jurusan. Akibatnya dia ikut pula meramaikan majlis ghibah tersebut.

Ketiga : Ingin  mengangkat dirinya dan menceritakan kelebihan kelebihannya.  Agar dia  dianggap yang lebih hebat maka dia jatuh kepada ghibah yaitu dengan  mengejek dan merendahkan orang lain dihadapan teman temannya.

Keempat : Untuk bercanda atau membuat lelucon. Mungkin karena sudah kehabisan kalimat untuk bercanda maka mulai mencari cari dan membicarakan aib orang lain. Dan jika ini terjadi maka tidak diragukan lagi bahwa dia telah jatuh kepada perbuatan ghibah.

Kelima : Memiliki sifat buruk sangka. Ketahuilah bahwa buruk sangka bisa memicu ghibah. Dan buruk sangka adalah sesuatu yang disenangi jiwa dan menjadi kecendrungan hati kecuali bagi orang orang yang mendapat petunjuk. Awalnya memang sekedar buruk sangka ujungnya adalah membicarakan sesuatu tentang orang lain. Ini biasanya akan  berlanjut dengan ghibah.

Allahu a’lam. (122)
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar