Jumat, 07 November 2014

BAIK SANGKA KEPADA ALLAH




KEWAJIBAN BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu kewajiban seorang hamba kepada Rabbnya adalah selalu berbaik sangka kepada-Nya. Berbaik sangka kepada Allah adalah dalam segala hal, segala waktu dan segala keadaan. Jika seorang hamba berdoa dan merasa belum dikabulkan maka wajiblah dia menghilangkan perasaan bahwa Allah tidak mengasihinya dan tidak adil. Ini adalah salah satu contoh  tidak berbaik sangka kepada Allah. Jika seorang hamba mendapat ujian atau cobaan, maka wajiblah baginya untuk tetap berbaik sangka kepada Allah.

Rasulullah bersabda : Dari Abu Hurairah bahwa saya mendengar Nabi bersabda dalam sebuah hadits Qudsi, Allah berfirman : Ana ‘inda zhanni abdiibii” Aku menuruti persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Hadits ini antara lain menjelaskan  bahwa Allah akan menuruti persangkaan hamba-Nya, maka dia akan memperlakukan hamba-Nya seperti persangkaan hamba itu kepada-Nya, baik berupa kebaikan ataupun selainnya. 
Suatu hal yang sangat perlu dipahami adalah bahwa sikap berbaik sangka kepada Allah bukanlah berarti bersandar saja kepada rahmat Allah dan tidak takut kepada azabnya. Memang ada diantara manusia yang melakukan maksiat berkata : Allah Maha pengampun dan Allah Mahapenyayang.  Ketahuilah  bahwa seorang yang berbuat maksiat tidak akan lepas dari pengawasan Allah dan Allah akan  memberikan balasan atas maksiat yang dilakukannya.

Imam Ibnul Qayyim berkata: Kebanyakan manusia berburuk sangka kepada Allah, baik perkara yang menimpa mereka atau selain mereka. Sedikit sekali orang yang selamat dari hal ini kecuali orang yang punya pengetahuan terhadap nama dan sifat-sifat Allah. Hendaknya orang yang berakal memperhatikan masalah ini. Segera bertaubat dan minta ampun kepada Allah jika berburuk sangka kepada-Nya.

Ibnu Mas’ud berkata: Demi Dzat yang tidak ada sesembahan selain-Nya tidaklah seseorang diberi pemberian yang paling baik daripada prasangka baiknya kepada Allah. Demi Dzat yang tidak ada sesembahan  selain-Nya. Tidaklah seorang hamba berbaik sangka kepada Allah melainkan Allah akan memberikan apa yang menjadi prasangkanya. Hal itu karena kebaikan ada ditangan Allah (Kitab Husni azh Zhan, Ibnu  Abi Dun-ya)

Imam Hasan al Bashri berkata : Ketahuilah bahwa perbuatan manusia tergantung pada prasangka mereka kepada Rabbnya. Adapun orang mukmin dia akan membaguskan amalnya. Adapun orang kafir dan munafik dia berprasangka buruk kepada Rabbnya, maka mereka pun buruk dalam beramal.
 
Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin memberikan tuntunan buat kita agar terus menerus  berbaik sangka kepada Allah atas segala perbuatan-Nya  

Pertama : Engkau wajib husnuzhan, berbaik sangka kepada Allah terhadap perbuatan Allah di muka bumi.
Kedua : Engkau wajib meyakini bahwa apa yang Allah lakukan adalah untuk suatu hikmah yang sempurna. Terkadang akal manusia memahaminya terkadang tidak.
Ketiga :Maka janganlah ada yang menyangka bahwa jika Allah melakukan sesuatu di alam ini karena kehendakNya yang buruk.

Tulisan ini kami tutup dengan sebuah hadits dari Jabir bin Abdillah. Jabir berkata bahwa tiga hari sebelum Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam wafat,  beliau bersabda : “Laa yamuutanna  ahadukum illaa wa huwa yuhsinu billahizh zhann”  Janganlah salah seorang dari kalian mati kecuali dia dalam keadaan berprasangka baik kepada Allah. (H.R Imam Muslim). 

Wallahu a’lam. (120)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar