Jumat, 04 Januari 2019

SURGA BAGI YANG MAMPU MENAHAN MARAH


SURGA BAGI YANG MAMPU MENAHAN MARAH 

Oleh : Azwir B. Chaniago

Keberuntungan berupa nikmat paling besar dan sangat didambakan oleh orang orang beriman  adalah mendapatkan surga-Nya. Diantaranya cara untuk mendapatnya adalah menahan marah yaitu sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ

Jangan engkau marah !. Dan surga bagimu. (H.R ath Thabrani, shahih lighairihi, lihat Shahih at Targhib, Syaikh al Albani).

Sugguh Allah Ta’ala  memberikan pujian terhadap seorang hamba yang bisa mengendalikan atau menahan marahnya. Rasulullah  bersabda :

مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ مَا شَاءَ.

Siapa yang menahan amarah padahal dia mampu untuk melampiaskannya, Allah akan memanggilnya pada hari Kiamat di hadapan semua makhluk, hingga memberikannya kesempatan untuk memilih bidadari yang dia inginkan. (H.R Imam Ahmad, Abu Dawud, at Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Ketahuilah bahwa salah satu tanda orang bertakwa adalah orang yang bisa menahan marahnya. Diapun akan mendapat kecintaan Allah Ta’ala, sebagaimana firman-Nya :

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

(Orang yang bertakwa yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang orang yang berbuat kebaikan. (Q.S Ali Imran 134).

Menahan marah  adalah suatu yang tidak mudah. Ketika disakiti atau dizhalimi manusia cenderung marah dan membalas. Jika perlu membalas dengan sesuatu yang lebih keras. Pada hal sangatlah banyak keutamaan menahan marah sebagaimana disebutkan di awal tulisan ini.

Imam Ibnu Rajab al Hambali berkata : Yang wajib atas seorang mukmin adalah agar marahnya dalam rangka menolak gangguan dalam agama, baik untuknya maupun untuk orang lain dan membalas yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Inilah sikap Rasulullah. Beliau tidak pernah membalas (marah) untuk kepentingan diri beliau. Akan tetapi apabila hal hal yang Allah haramkan dilanggar maka tidak ada sesuatu pun yang dapat mencegah marah beliau.

Oleh sebab itu maka orang orang beriman akan selalu menjaga dan mengendalikan diri ketika terpicu untuk marah sehingga mendapat kebaikan yang banyak, diantaranya adalah mendapat surga.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.498) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar