Minggu, 27 Januari 2019

JALAN UNTUK MENDAPATKAN BERKAH DARI ALLAH


JALAN UNTUK MENDAPATKAN BERKAH DARI ALLAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Begitu pentingnya keutamaan berkah maka orang orang terus menerus ingin mencari dan mendapatkannya. Lalu apa itu berkah. Secara bahasa, berkah atau al barkah memiliki makna berkembang, bertumbuh dan kebahagiaan. Imam an Nawawi dalam  Syarah Sahih Muslim berkata : Makna asal keberkahan adalah kebaikan yang banyak dan abadi (di dunia sampai ke akhirat, pen.)

Cuma saja ada yang KELIRU BERAT dalam cara mencari dan mendapatkan berkah. Ada yang mencari atau meminta berkah kepada tempat tempat dan benda benda yang mereka anggap (?) keramat. Diantaranya mencari berkah di kuburan, kepada orang yang mengaku dukun, batu akik, pohon, binatang bahkan kotoran kerbau dan yang lainnya. 

Itulah kekeliruan besar yang dilakukan oleh sebagian manusia yang TAK MEMILIKI PENGETAHUAN TENTANG SYARIAT YANG LURUS. Perbuatan yang keliru ini bisa menjatuhkan seseorang kepada kesyirikan. Kenapa ?, karena mereka berangapan ada makhluk yang bisa memberi kebaikan berupa berkah. Pada hal kebaikan dan berkah itu hanya milik Allah Ta’ala TIDAK BERSEKUTU DENGAN MAKHLUK.

Oleh karena itu orang orang beriman hanya berharap berkah kepada Allah Ta’ala saja dan bukan kepada selain-Nya. Ketahuilah ada beberapa cara jalan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan berkah dari Allah Ta’ala, Diantaranya adalah :

Pertama : Melalui jalan iman dan takwa.

Inilah cara yang paling utama untuk mendapatkan berkah. Allah Ta’ala berfirman :

وَ لَوۡ اَنَّ اَہۡلَ الۡقُرٰۤی اٰمَنُوۡا وَ اتَّقَوۡا لَفَتَحۡنَا عَلَیۡہِمۡ بَرَکٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَ الۡاَرۡضِ وَ لٰکِنۡ کَذَّبُوۡا فَاَخَذۡنٰہُمۡ بِمَا کَانُوۡا یَکۡسِبُوۡنَ

Sekiranya penduduk negeri negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat ayat Kami) maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S al A’raf 96).

Kedua : Ridha dengan pemberian Allah Ta’ala.

Sungguh Alla Ta’ala pemilik semua rizki dan kenikmatan. Dia memberikan  kepada makhluknya sesuai kehendaknya. Allah Ta’ala berfirman : 

أَوَلَمْ يَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Dan tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki) ?. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. (Q.S az Zumar 52).

Oleh karena itu orang orang beriman haruslah ridha dengan pemberian Allah. Apakah banyak atau sedikit sehingga mendatangkan berkah. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

“Sungguh Allah menguji hamba dengan pemberian-Nya. Barangsiapa ridha dengan pembagian Allah maka ALLAH AKAN MEMBERIKAN KEBERKAHAN BAGINYA dan memperluasnya. Barang siapa yang tidak ridha maka tidak mendapat keberkahan”. (H.R Imam Ahmad).

Ketiga : Dengan berpagi pagi memulai kegiatan

Waktu yang berkah adalah waktu yang penuh kebaikan. Sungguh waktu pagi telah didoakan secara khusus oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai waktu yang berkah. Dari sahabat Shakhr Al Ghamidiy, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya. (H.R Abu Dawud)

Ingatlah bahwa burung pun berpagi pagi mencari rizki. Dari Umar bin al Khahthab radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً

Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut PERGI PADA PAGI HARI dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang. (H.R Imam Ahma, Ibnu Majah, at Tirmidzi dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Oleh karena itu maka berpagi pagilah dalam memulai aktivitas. Kemudian bersungguh sungguhlah untuk melakukan amal shalih disertai tawakkal atau berserah diri kepada Allah dan bergantung kepada-Nya saja. Itu adalah diantara sebab diraihnya berkah dari Allah.

Keempat : Jujur dalam jual beli

Dalam kehidupan sehari hari kita tak mungkin lepas dari menjual atau membeli. Dan ternyata menjual dan membeli secara jujur adalah salah satu jalan untuk mendapat keberkahan. Dari sahabat Hakim bin Hizam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

Kedua orang,  penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu. (Muttafaqun ‘alaih).

Selain itu Allah Ta’ala telah menjadikan berkah dengan  waktu misalnya bulan Ramadhan dan Lailathul Qadr. Juga ada berkah pada tempat seperti Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha. Tapi ingatlah bahwa keberkahan pada waktu dan tempat hanya akan dapat diraih dengan ketaatan kepada Allah yaitu menunaikan apa yang diperintahkan dengan ikhlas dan ittiba’.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.525)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar