Senin, 14 Januari 2019

KETIKA FUTUR MENDATANGI SEORANG HAMBA


KETIKA SIFAT FUTUR MENDATANGI SEORANG HAMBA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah supaya mengabdi, menyembah dan beribadah kepada-Nya. Allah berfirman : 

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzariyat 56).

Dalam melakukan ibadah terkadang orang orang beriman DIDATANGI SIFAT FUTUR. Apa itu sifat futur ?.

Menurut Ibn Manzur dalam kamusnya, pengertian futur secara bahasa adalah : (1) Putus setelah bersambung, atau tenang setelah bergerak. (2) Malas, lamban atau perlahan setelah rajin dan bersungguh-sungguh. 

Secara istilah, futur ini adalah suatu penyakit yang dapat menimpa orang-orang beriman, pencari ilmu dan bisa juga menimpa  aktivis dakwah. Bahkan dapat menimpa siapa saja secara ucapan dan perbuatan.

Ketahuilah  bahwa ternyata sifat futur ini juga ada tingkatannya. (1) Tingkatan  terendah dari futur  adalah berupa kemalasan, menunda-nunda atau berlambat lambat dalam melakukan suatu kebaikan pada hal sebelumnya bersegera. (2) Tingkatan tertinggi dari futur adalah  terputus atau berhenti sama sekali padahal sebelumnya rajin dan bersemangat.

Memang  terkadang kita bisa merasakan datangnya sifat futur pada diri kita masing masing.  Pada suatu waktu betapa rajin dan bersemangatnya kita beribadah. Tapi pada waktu yang lain datang rasa malas mungkin berat dan lain sebagainya. Memang benar bahwa iman itu bisa turun naik.  

Kenapa penyakit futur itu bisa datang ?. Diantara penyebabnya adalah : (1) Termakan bisikan syaithan yang selalu ingin menjerumuskan manusia kepada kesesatan. (2) Lupa mengendalikan nafsu yang ada dalam diri dan nafsu itu cenderung kepada yang buruk. (3) Tergoda dengan rayuan dunia dengan berbagai perhiasannya. (4) Salah dalam memilih teman akrab.  

Kembali kepada kewajiban beribadah, sungguh Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya telah mengajarkan BANYAK SEKALI JENIS DAN MACAM IBADAH YANG BISA DILAKUKAN OLEH ORANG ORANG BERIMAN. Ada yang mudah dikerjakan dan ada pula yang terasa berat. Tetapi hakikat berat ringan suatu ibadah terkait dengan tingkat ilmu, iman dan keikhlasan seorang hamba dalam beribadah.

Kalau seseorang beribadah dengan ilmu yang shahih, iman yang kuat dan keikhlasan yang tinggi maka tak ada yang berat. Kenapa ?, karena  Islam adalah agama yang mudah.

Allah yang menyatakan bahwa agama Islam mudah tidak mendatangkan kesulitan. Allah berfirman :
 
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu. (Q.S. Al Baqarah 185).

Maksud ayat ini adalah Allah menghendaki hal yang memudahkan bagi kalian jalan yang menyampaikan kalian kepada ridha-Nya dengan kemudahan yang paling mudah dan meringankannya dengan keringanan yang paling ringan. Segala yang diperintahkan Allah atas hamba-hamba-Nya pada dasarnya adalah sangat mudah sekali. Bila terjadi rintangan yang menimbulkan kesulitan maka Allah akan memudahkannya dengan kemudahan lain yaitu dengan menggugurkannya atau menguranginya dengan segala bentuk pengurangan. (Tafsir Karimir Rahman, Syaikh as Sa’di)

Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wassalam  sudah menjelaskan bahwa Islam itu mudah. Beliau bersabda 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَ ،عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : (إِنَّ الدِّيْن يُسْرٌ، وَلَن يُشَادَّ الدِّيْنَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا ، وَأَبْشِرُوْا، وَاسْتَعِيْنُوْا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَيْءٌ مِنَ الدُّلْجَةِ ). وَفِيْ لَفْظٍ: (…وَالْقَصْدَ الْقَصْدَ تَبْلُغُوْا).

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda,: Sesungguhnya agama ini mudah. Tidak ada seorang pun yang mempersulit agama melainkan dia akan dikalahkannya. Maka luruslah dalam beramal, dekatilah (tingkat kesempurnaan), dan bergembiralah, dan mintalah pertolongan kepada Allâh Azza wa Jalla pada pagi, sore, dan akhir malam. 

Pada lafazh lain disebutkan, “…Berlaku sederhanalah (tidak berlebihan), berlaku sederhanalah, niscaya kalian akan sampai (pada tujuan). H.R Imam Bukhari, an Nasa’ dan al Baihaqi.

Ketahuilah bahwa dengan adanya berbagai jenis ibadah maka ini adalah jalan untuk MENGALAHKAN SIFAT FUTUR. CARANYA ADALAH : Ketika datang sifat futur dalam  melakukan suatu ibadah maka jangan berhenti beribadah. Kuatkan diri untuk mengamalkan ibadah yang lain. 

Ketika datang sifat futur, rasa jenuh dan berat melakukan shalat sunnah maka perbanyak amal yang lain seperti puasa sunnah. Ketika merasa futur melaksanakan puasa sunnah maka perbanyak sedekah, perbanyak membaca al quran, perbanyak belajar ilmu ilmu agama. Dengan berpindah dari satu ibadah kepada ibadah yang lain maka sifat futur ini akan terhambat dan kegiatan ibadah seorang hamba terus berjalan tanpa henti.

Bahkan ketika sifat futur datang tetaplah beribadah meskipun dengan amalan amalan yang mudah dan kelihatan (kecil). Sungguh semua perbuatan atau amal shalih pasti akan mendapat balasan kebaikan.

Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللهَ بِهِ عَلِيمُُ

Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. (Q.S al Baqarah 215)

Allah berfirman :

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ

Maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah niscaya dia akan melihat (balasan) nya. (Q.S az Zilzaal 7).

Oleh sebab itu maka orang orang beriman tak akan pernah berhenti dalam beribadah. Diantaranya adalah  dengan berpindah dari satu ibadah kepada ibadah yang lain  sehingga terbebas dari sifat futur.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (.1.509).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar