Senin, 21 Januari 2019

MEMBUAT JANJI UNTUK BERTAUBAT ?


MEMBUAT JANJI UNTUK BERTAUBAT ?

Oleh : Azwir B. Chaniago

Agak sering kita dengar  bahwa ada sebagian orang yang memperdaya dan menipu dirinya sendiri dengan janji palsu dan angan angan kosong. Mereka membiarkan dirinya menunda nunda waktu untuk melakukan berbagai kebaikan dan bertaubat. 

Diantara contohnya, ada sebagian orang yang membuat janji kepada dirinya :

(1) Kalau anak anak sudah besar saya baru  akan menunaikan ibadah haji karena sekarang masih kecil kasihan jika ditinggal.

(2) Kalau sudah pensiun nanti saya akan tekun belajar agama dan semangat beribadah.

(3) Kalau saya sehat dari penyakit ini maka saya akan sering menghadiri majlis ilmu. 

(4) Kalau proyek saya yang besar ini telah tuntas maka saya akan segera mempelajari al Qur-an dan belajar ilmu agama. 

(5) Bahkan ada yang lebih parah lagi yaitu yang mengatakan : Saya mau puas dulu, bersenang senang dengan harta yang saya miliki, mumpung masih muda. Nanti kalau sudah tua saya akan mohon ampun bertaubat lalu beribadah dengan sungguh. Allah-kan Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Na’udzubillah.

Lalu setelah janji itu datang waktunya untuk ditunaikan ternyata muncul lagi berbagai alasan dan hambatan untuk tidak juga melaksanakannya. Bisa jadi mereka  menunda lagi sampai waktu yang tidak jelas. Akibatnya mereka  mengalami kerugian  besar. Kehilangan pahala ibadah yang belum sempat dilakukan meskipun sudah berjanji dengan diri sendiri. Sementara itu umurnya semakin berkurang. 

Mereka telah mencederai janji kepada dirinya sendiri yaitu dengan terus menunda nunda waktu untuk melakukan kebaikan sehingga  mendatangkan  kerugian  besar.  Lalu bagaimana pula jika sekiranya Allah mewafatkannya sebelum sempat memenuhi janjinya. 

Bisa jadi pula Allah Ta’ala tak memberi hidayah untuk memohon ampun dan bertaubat. Ini tentu mendatangkan kerugian bahkan penyesalan yang lebih besar lagi. Bukankah  kematian bisa datang kapan saja dan dimana saja dan tidak bisa ditunda barang sejenakpun.

Allah Ta’ala berfirman :

وَلَنْ يُؤَخِّرَ الَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚوَالَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Dan Allah (sekali kali) tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Munaafiquun 11).

Perhatikanlah satu kisah berikut ini tentang seseorang mau bertaubat tapi ditunda setahun lagi. Dalam Kitab as Sirah an Nabawiyyah, Ibnu Hisyam menulis : Bahwa al A’sya, seorang penyair yang terkenal di zamannya, menulis untaian untaian bait syair dengan memuji Nabi dan bertekad untuk menemui beliau untuk masuk Islam. Sesampainya di Makkah atau telah mendekati Makkah, salah seorang musyrikin Quraisy mencegatnya lalu menanyakan keperluannya. Al A’sya memberitahukan bahwa dia datang untuk menemui Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam guna bersaksi untuk memeluk Islam. 

Lalu orang Quraisy itu berkata : Wahai Abu Bashir sesungguhnya Muhammad mengharamkan zina. Al A’sya berkata : Sungguh zina itu perkara yang tidak aku minati.

Orang Quraisy berkata lagi : Wahai Abu Bashir, sesungguhnya Muhammad juga mengharamkan khamer. Al A’sya berkata : Adapun ini (minum khamer), sesungguhnya ada keterpautan dengannya di dalam jiwaku.

Kalau begitu aku akan kembali saja (tidak jadi menemui Rasulullah untuk masuk Islam saat ini, pen). Lalu aku akan memuaskan diriku dengan khamer tahun ini. Setelah itu aku akan menemui beliau lalu memeluk Islam. Kemudian dia kembali (kekampung halamannya). Lalu dia meninggal di tahun itu dan tidak sempat kembali kepada Rasulullah (dia mati dalam keadaan kafir, pen). 

Oleh karena itu bersegeralah untuk melakukan kebaikan. Apalagi UNTUK BERTAUBAT LAKUKAN SEKARANG. Jangan ditunda tunda.  Wallahu A’lam. (1.517).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar