Sabtu, 26 Januari 2019

MEMBERI NASEHAT DAN MENDOAKAN SESAMA ORANG BERIMAN


MEMBERI NASEHAT DAN MENDOAKAN 
SESAMA ORANG BERIMAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Allah Ta’ala telah menjelaskan dalam  firman-Nya bahwa sungguh orang orang  beriman itu bersaudara :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

Sesungguhnya orang orang mukmin itu bersaudara. (Q.S al Hujuraat 10).

Ketahuilah bahwa persaudaraan yang dimaksud adalah   dengan ikatan iman.  Inilah tali persaudaraan yang amat kuat. Tidak dihambat oleh batas negara, suku, bahasa dan yang lainnya,  tetapi diikat oleh tali iman dan akidah yang sama.  Persaudaraan ini  bukan saja di  dunia namun  insya Allah akan terus ada sampai ke akhirat.

Konsekwensi persaudaraan adalah saling menginginkan kebaikan diantara sesama saudara. Rasulullah bersabda :

لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai (kebaikan) untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Oleh karena itu, ketika seorang beriman berada atau tergelincir kepada keburukan yaitu lalai dalam melakukan perintah  ataupun melanggar larangan Allah Ta’ala maka hadirkanlah disitu SIKAP SALING MENASEHATI DAN SALING MENDOAKAN UNTUK KEBAIKAN. Itulah diantara sikap seorang beriman yang sangat terpuji.

Pertama : Tentang saling menasehati.

Apa makna memberi nasehat ?. Imam al Khathabi berkata : Memberi nasehat adalah menghendaki suatu kebaikan untuk orang lain, dengan niat ikhlas, baik berupa tindakan maupun kehendak yang disampaikan dengan cara sebijak mungkin. 

Dan adalah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk saling menasehati satu sama lain baik secara perorangan ataupun kelompok. Bahkan Allah Ta’ala mengingatkan saling menasehati adalah penghalang terhadap kerugian. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Sungguh,  manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih SERTA SALING MENASEHATI untuk kebenaran dan SALING MENASEHATI untuk kesabaran. (Q.S al ‘Asr 2-3).

 Allah Ta’ala berfirman :

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰى ۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ؕ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah sangat berat siksa-Nya. (Q.S al Maidah 2)

Kedua : Tentang saling mendoakan

Saling mendoakan haruslah menjadi kelaziman diantara orang orang beriman karena menginginkan kebaikan bagi dirinya dan bagi saudaranya. Sungguh saling mendokan memberikan manfaat bagi yang didoakan dan juga bagi yang mendoakan. Rasulullah bersabda :

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْلٍ

Tidak ada seorang hamba Muslim yang berkenan mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan kecuali malaikat mendoakan orang yang berdoa tersebut dengan kalimat : Kamu juga mendapat sama  sebagaimana doa yang kamu ucapkan. (H.R Imam Muslim)

Menurut Muhammad Abdul Baqi, yang dikehendaki oleh kata “zhahrul ghaib” dalam redaksi hadits di atas adalah tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. Jadi, apabila kita mendoakan orang lain secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang yang kita doakan, selain doa tersebut bermanfaat bagi dia, juga bermanfaat bagi pribadi kita sendiri sebagaimana isi doa yang kita panjatkan untuk orang lain tersebut tanpa berkurang sama sekali.

Mengapa mendoakan perlu tanpa sepengetahuan orang yang didoakan ?. Diantara rahasianya adalah bahwa orang yang mendoakan secara diam-diam tentu lebih ikhlas dalam  karena tak mengharap imbalan apa pun dari orang yang didoakan.

Ketahuilah bahwa mendoakan sesama orang beriman adalah kebiasaan para Nabi dan orang orang shalih Diantaranya sebagaimana firman Allah Ta’ala :

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa : Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sungguh Engkau Maha Penyantun dan Maha Penyayang.   (Q.S al-Hasyr 10)

Allah Ta’ala berfirman tentang doa Nabi Ibrahim : 

رَبَّنَا ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ ٱلْحِسَابُ
 
Wahai Rabb kami, beri ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang-orang mukmin pada hari diadakan perhitungan. (Q.S Ibrahim 41).
 
Sungguh saling memberi nasehat dan saling mendoakan sesama orang beriman adalah jalan kebaikan dan keselamatan serta penghalang terhadap kerugian. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.523)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar