Senin, 02 Desember 2019

SU'UL KHATIMAH BISA DATANG KARENA TEMAN YANG BURUK


SU’UL KHATIMAH BISA DATANG KARENA 
TEMAN YANG BURUK

Oleh : Azwir B Chaniago

Salah satu keadaan yang BENAR BENAR SANGAT DITAKUTI oleh orang orang beriman adalah akhir umur yang buruk atau SU’UL KHATIMAH. Oleh sebab itu orang orang beriman selalu berdoa agar diwafatkan dalam husnul khatimah. Dan diantara doa yang dianjurkan  adalah :

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ

Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan beragama Islam (berserah diri kepada-Mu). (Q.S al A’raf 126)

Adapun di antara  doa husnul khatimah yang diajarkan  oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam adalah :

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ.

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah umur yang terakhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku menghadap-Mu. (H.R ath Thabrani).

Dan juga dianjurkan untuk membaca  doa :

اللهُمَّ إني أسألك حُسن الخاتمه

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu husnul khatimah.

Ketahuilah bahwa su’ul khatimah bisa menimpa seseorang karena bergaul dengan teman atau orang orang  yang kelakuannya buruk. Intinya adalah teman yang tak mengajak kepada ketaatan dan tak mencegah berbuat dosa dan maksiat.

Sungguh Rasulullah telah mengingatkan telah mengingatkan kita umat beliau untuk berhati hati memilih teman karib. Beliau bersabda :

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang akan mencocoki agama (atau kebiasaan) teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian. (H.R Abu Daud, at Tirmidzi dan Imam Ahmad dari Abu Hurairah. Dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Bahwa seorang Tabi’in, yaitu Imam Mujahid memberi nasehat : Barangsiapa (menjelang, menghadapi) mati, maka akan datang di hadapan dirinya orang yang satu majelis (satu tipe) dengannya. Jika ia biasa duduk di majelis orang yang selalu menghabiskan waktu dalam kesia-siaan  maka itulah yang akan menjadi teman dia tatkala sakratul maut.

Sebaliknya jika di kehidupannya ia selalu duduk bersama ahli dzikir (yang senantiasa mengingat Allah), maka itulah yang menjadi teman yang akan menemaninya saat sakratul maut. (Tadzkirah, Imam al Qurtubi).

Ketahuilah bahwa paman Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam, Abu Thalib, meninggal pada tahun kesepuluh kenabian. Dia adalah pembela yang sangat banyak jasanya terhadap  Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam. Tetapi dia meninggal dalam keadaan musyrik meskipun Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah berusaha menuntunnya untuk mengucapkan kalimat tauhid.

Kenapa ?. Diantara penyebabnya adalah  saat menjelang wafat hadir dua teman akrabnya  yang musyrik yaitu Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah. Keduanya terus  mempengaruhi agar Abu Thalib tetap dalam agama jahiliyah, agama Abdul Muthalib.

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan,  bahwa Ibnul Musayyib berkata : Sesungguhnya Rasulullah menemui Abu Thalib ketika akan meninggal. Di situ beliau mendapati Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah. Rasulullah berkata kepada Abu Thalib : “Wahai pamanku katakan Laa ilaha illallah sebuah kalimat yang aku akan menjadi saksimu di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari Kiamat.” Maka Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah berkata : Wahai Abu Thalib apakah engkau membenci agama Abdul Muthalib ?.

Rasulullah terus terus mentalqinnya dengan mengulangi kalimatnya diatas, hingga akhir ucapan Abu Thalib dia tetap berada diatas agama Abdul Muthalib dan tidak mengucapkan syahadat. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam berkata : Demi Allah, sungguh aku akan memohonkan ampun untukmu selama aku tidak dilarang, hingga kemudian Allah Ta’ala menurunkan ayat :

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَىٰ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ

Tidak sepatutnya bagi Nabi dan orang orang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang musyrik, walaupun orang orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. (Q.S at Taubah 113).

Oleh karena itu orang orang beriman akan selalu berusaha berteman dengan orang orang shalih yang selalu mengajak kepada kebaikan dan akan mendampingi serta membimbingnya kepada kalimat tauhid pada saat sakaratul maut. Itulah salah satu jalan untuk terhindar dari su’ul khatimah atau kematian yang buruk. Wallahu A’lam. (1.817)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar